Akibat hal itu, Lino pun tak segan-segan untuk membalasnya dan mereka pun saling memukul satu sama lain, dan tanpa mereka sadari, Felix hilang!!
"TUNGGUUU HYUNJIN!! DENGARKAN AKUU!!" ucap Lino yang hari itu tengah saling beradu kekuatan karena saling ingin mendapatkan Felix.
"KENAPA?? KAU MENYERAH? HAH??" Balas hyunjin yang saat itu tengah menahan Lino.
"Felix!! Huh.. FELIX HILANG!!"
"MANA MUNGKIN DIA HILANG!! DIA KU LETAKKAN DI--..."
"Sekarang kau percaya??"
Hyunjin pun terkejut karena tidak melihat Felix, namun aromanya masih tetap tercium disana, karena itulah mereka tidak curiga, dan ternyata Felix meninggalkan rompi bajunya yang saat itu ia kenakan dan alhasil aromanya masih menempel pada baju tersebut.
Ternyata Felix melarikan diri dengan tenaga sisanya, ia berjalan ke arah yang lebih sepi, menyusuri dinding dan sampai akhirnya ia berhenti di sebuah ruangan yang merupakan tempat istirahat seseorang, dan ia pun mengunci dirinya dari dalam, disana ia berusaha mengontrol feromone nya.
Hyunjin yang menyadari hilangnya Felix pun segera berlari dan menyuruh para penjaganya agar berpencar dan mencarinya.
"KALIAN SEMUA!! PERGILAH DAN TEMUKAN FELIX SEKARANG JUGAA!!"
Mereka pun mulai berpencar.
Sementara itu, Felix sudah jatuh pingsan dalam ruangan itu, sehingga aromanya pun semangin tercium pekatt karena tidak terkendali.
Jeongin yg tengah melintasi lorong pun mulai mencium aroma felix dan mengikuti aromanya. Ia pun berhenti di salah satu pintu yang terkunci, dan kemudian ia menyuruh seseorang untuk mendobraknya.
Seseorang itu pun mengambil ancang-ancang dan mulai berlari menuju pintu yang terkunci itu, percobaan pertama gagal, begitupun kedua dan ketiga, sampai akhirnya percobaan ke empat mereka tetap saja gagal.
Kemudian salah satu pelayan yang sedang berjalan dan melihat itu pun berhenti sejenak dan berkata
"Mohon maaf tuan, itu pintu geser" setelah mengatakan itu, sang pelayan pun kembali melangkahkan kakinya untuk segera menjauh.
Sang pendobrak pun diam terpaku sekaligus merasa malu pada tuannya.
Mereka pun kembali mengambil ancang-ancang, namun kali ini untuk menarik pintu tersebut dan akhirnya pintu itu terbuka, dalam sekejap memperhatikan seseorang yang sedang terbaring lemah dengan feromonenya yang masih kuat.
Hyunjin sedari tadi memperhatikan jeongin yang tengah berusaha membuat pintu yang ada didepannya itu terbuka, ia diam karena ia tau dibalik pintu itu pasti Felix, karena jeongin terus saja berbicara soal Felix disana.
Disaat pintu terbuka, hyunjin pun melangkah menuju pintu itu, ia tak peduli dengan penjaga yang berada di depannya, karena ia pun membawa para bawahannya.
"Maaf, anda tidak boleh masuk"
"Kalian bicaralah dengannya, aku ada urusan di dalam" jawabnya santai.
"Tunggu!!" Penjaga itu pun ditahan oleh para bawahan hyunjin.
Hyunjin pun masuk dan mendapati jeongin yang sedang berusaha mengangkat Felix tanpa mengetahui keberadaan hyunjin di sekitarnya.
"Serahkan saja padaku" celetuk hyunjin.
Jeongin terpaku, ia cemas, kemudian segera meletakkan Felix kembali.
"A-ah hyunjin, aku sed-"
"Serahkan saja padaku"
"Ah.. baiklah"
Jeongin menyembunyikan rasa kecewanya, ia menatap para penjaganya di ambang pintu dan memaki-maki nya dalam hati.
Felix pun kembali ke sangkarnya.
"Maafkan aku Chan, aku Lalay.. saat itu aku kesakitan saat akan mencari Felix dan terjatuh pingsan"
"Aisshhh.. baiklah tak apa, aku akan mencoba menyelamatkannya lagi nanti, dan aku pikir akan membutuhkanmu lagi"
"Aku selalu siap"
"Baik, sebelumnya terimakasih"
Tut Tut..
Lino pun menghela nafas dan kembali duduk di kursi kerjanya, ia kembali memikirkan dan membayangkan saat-saat Felix tertawa kecil bersamanya, entah kapan dia bisa melihat hal indah itu lagi.
"Kau sungguh indah, ku rasa aku tau alasan dia menyukaimu, dan ku rasa aku juga terpikat olehmu."
Selang beberapa hari, Felix pun membuka matanya dan merasakan feromone lavender yang menenangkan, dan ia pun merasa tenang.
"Felix? Kau bangun?"
Mendengar suara yang sangat familiar sekaligus memuakkan itu pun Felix sadar, ternyata feromone tersebut adalah milik hyunjin.
Ia pun bangun dan mendorong kuat hyunjin yang sedang duduk di sampingnya itu.
"Minggir!! Dimana Lino??"
"Hah? Kau merindukan bajingan itu??"
"Siapa yang kau sebut bajingan??"
"Lalu? Si brengsek itu?si pengecut itu? Si lemah itu?"
"Hentikan!!"
Mendengar jawaban itu, hyunjin pun berseringai lalu kemudian mendekatkan wajahnya pada Felix hingga berjarak beberapa Senti saja agar bersentuhan.
"Bisakah kau menanyakan ku?? Kau tau, aku sedihh, mengapa kau meninggalkanku??" Hyunjin kembali memundurkan wajahnya.
"Bukankah itu terserah padaku? Memangnya siapa kau yang berani mengaturku dan sampai-sampai mengurungku seperti itu??"
"Itu karena aku perduli padamu!!"
"Peduli? Kau tau? Yang kurasakan bukanlah kepedulianmu namun penyiksaan!!"
"Apa itu caramu berterimakasih? Jika kau tidak bisa menghargai, lebih baik diam dan nikmati saja!!"
"Apa? Tidak menghargai? Kau mengajariku cara menghargai?? Namun apa kau pernah menghargai ku?? Tolong berkaca dan berpikir sebentar sebelum berbicara!!"
"Kau benar-benar tidak tau malu!!"
Hyunjin pun pergi meninggalkan Felix yang kini tersenyum menang.
Felix hanya menghabiskan waktunya untuk berbaring, makan, mandi, dan tidurnya saja, sebenarnya ia bosan dan ingin keluar, namun penjagaan di sekitarnya semakin ketat dan itu membuatnya sangat sulit untuk keluar.
"Hyunjin, kapan kau akan menandai ku? Ayah terus saja bertanya padaku" Jeongin memulai percakapannya.
"Tidak hari ini"
"Kenapa? Apa karena Felix?" Celetuk jeongin
"Kenapa kau selalu melibatkan Felix? Apa kau terobsesi dengannya??"
"Ah maaf, aku hanya bercanda.."
"Intinya tidak hari ini!! Jika sudah tepat waktu, maka aku akan segera ke kamarmu"
"Baiklah.."
"AKU BOSANNNN" Teriak Felix ke luar jendela.
"Kau bosan? Ayo bermainlah denganku!!"
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MINE-[HYUNLIX]
Randomperjuangan lee felix yang merupakan sebuah alpha, hyunjin yang saat itu menjadi kekasihnya menginginkan felix menjadi seorang omega, namun resiko itu cukup mematikan karena efek sintetis itu, lalu bagaimana?