(⁠┛⁠ಸ⁠_⁠ಸ⁠)⁠┛

371 36 2
                                    

"selamat pagi istrikuuu Dann calon anak kitaa" ucap hyunjin dengan senyuman manis nya.

Hyunjin terlihat sangat bahagia saat memasuki kamar jeongin, dan tanpa sadar, jeongin meneteskan air matanya karena ia bahagia melihat hyunjin yang begitu membanggakannya saat itu, apakah itu karena bayinyaa? Sungguh ia sangat bahagia dan berharap akan terus seperti ini kedepannya.

"Kenapa kamu menangis? Apa aku membuat kesalahan?"

"Ah tidak apa-apa, aku hanya kelilipan"

"Baiklah kalau begitu, apa kau ingin makan??"

"Tadi aku sudah makan, aku hanya ingin camilan saja"

"Kau mau apa? Akan aku pesankan"

Jeongin semakin terharu, ia sangat-sangat bahagia dengan keadaannya saat itu, ia ingin sekali bayinya cepat lahir, mungkin Hyunjin akan semakin menyayanginya.

"Uhmm aku mau kue kering saja"

"Minumnya?"

"Air putih"

"Baik, tunggu sebentar aku akan memesankannya.."

Hyunjin pun pergi ke luar kamar jeongin dan segera memesannya, setelah memesan makanan ia tidak segera kembali ke kamar jeongin, namun ia menghubungi seseorang terlebih dahulu.

"Halo, Frank"

"Iya tuan"

"Bagaimana keadaannya? Laporkan semuanya segera! Ah dan segera kirim data-data yang sudah kau dapatkan lalu kembalilah bertugas!"

"Baik, dia baik-baik saja tuan, sekarang dia sedang duduk di taman dengan anak-anak kecil disekitarnya, dan aku sudah menemukan kepalsuan surat-suratnya, ia bukan mengandung anakmu, namun anak dari orang lain.. aku akan kirimkan data-data lainnya segera."

"Kerja bagus, aku akan menambahkan tip untukmu, segera lanjutkan pekerjaamu dan pantau terus gerak-geriknya, jika terjadi sesuatu segera telpon aku"

"Baik tuan terimakasih"

Setelah menghubungi Frank, ia pun segera menemui Jeongin.

"Kenapa lama sekali??" Ucap jeongin ketika hyunjin baru saja membuka pintunya.

"Aku harus ke kamar kecil tadi, ah aku sudah memesannya, kau akan menunggu kan? Apa kau sudah lapar??"

"Tidak, aku baik-baik saja, aku akan menunggu"

Mereka berdua pun menunggu pesanan makannya.













Sementara itu, Felix..

"Halo siapa namamu?"

"Aku Historia"

"AKU DEAN"

"a-aku Felicia"

"Dan aku Bean"

"Wahh nama kalian sangat indah dan lucu haha, sama seperti anaknya hahaha" ucap Felix tertawa sambil mencubit salah satu pipi anak kecil itu.

"Dan kamu, eumm okang besal? Siapa namamu?" Tanya salah satu anak itu.

"Tidakk aku bukan orang besar haha, panggil saja aku kakak, atau kak Felix"

"Nama yang biasa saja.."

"JANGAN BICALA SEPERTI ITU BEAN!! SEGELA MINTA MAAF!!" teriak Dean sambil mempoutksn bibirnya.

"Baiklah... maafkan aku kak elik.."ucap Bean melas

"Tidak apa-apa, memang nyatanya biasa saja kok, jika boleh.. aku ingin mengganti namaku.."

"Kenapa begitu?? Namanya bagus kokk, jangan dengalkan Bean" bisik historia diakhir kalimat.

"Hahaha baiklah aku tidak akan menggantinya"

"YEAYY"

Kemudian mereka serentak tertawa bersama-sama, dan hingga satu persatu anak telah dijemput oleh orang tuanya masing-masing, sekarang tinggal dirinya seorang..

Tak tau apa yang ia lakukan sekarang, ia hanya duduk terdiam sambil melihat matahari yang perlahan hilang dan segera digantikan oleh sang bulan.

"Kuharap semua ini bohong.. kau tau hyunjin? Aku hanya mencintaimu dan akan selalu mencintaimu sampai kapanpun.."

Ia pun memejamkan matanya perlahan, dan suara langkah kaki pun terdengar semakin mendekatinya, apakah itu hyunjin? Ia sangat berharap bahwa itu adalah Hyunjin, ia pun segera membuka matanya kembali, dan benar saja.. itu hyunjin!!

"FELIX!!"

tanpa pikir panjang, Felix pun berlari ke dekapan hyunjin dan memeluknya untuk berbagi rasa rinduu, tetapi suasana hati Felix tiba-tiba saja menjadi tak enak, karena ia mencium aroma feromon jeongin. Ia pun segera melepaskan pelukannya kembali.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku hanya bermain"

"Kenapa tidak bilang? Aku sangat khawatir, kau tau??"

"Kenapa khawatir? Bukankah kau hanya khawatir pada ibu dan calon anakmu itu??"

"Apa? Tidak Feli, aku hanya mengkhawatirkan mu seorang, ingat itu!!"

"Lalu kenapa? Kenapa kau selalu pergi padanya? Tanpa memberitahuku sama sekali, aku kesepian! Kau tau?"

"Aku tau, tapi ini adalah sebagian dari rencana ku, kau harus mengerti!!"

"Rencana apa? Rencana untuk meninggalkanku???"

"Apa maksudmu??"

"Sudahlah aku malas berdebat denganmu, dan lihatlah semua orang menatap kita"

Hyunjin pun melihat sekeliling dan benar saja, mereka menjadi bahan tontonan publik, tanpa pikir panjang hyunjin pun menarik Felix ke dalam mobilnya dan membawanya pulang.

Di sepanjang perjalanan, Felix hanya diam dan hanya menatap jendela mobil saja, tanpa mengucapkan satu patah kata, maupun menatap hyunjin, setelah sampai pun sama saja, ia hanya berjalan lurus ke kamarnya dan mengunci pintu.

"Felix... Kau harus mengerti.. maafkan aku.. ini semua demi kebahagiaan kita" ucap hyunjin ketika melihat Felix yang sudah memasuki kamarnya.











Keesokan harinya, ia tidak kerumah Jeongin lagi namun ia memilih untuk menjelaskan semuanya kepada Felix terlebih dahulu. Kemudian ia pun berjalan mendekati pintu kamar dan mencoba mengetuknya berharap sang kekasihnya itu membukakan pintu untuk dirinya. Namun, sudah beberapa kali ia ketuk tak kunjung mendapatkan jawaban. Ia pun berbalik dan hendak pergi.

"Felix, aku sungguh sangat ingin menjelaskan semuanya padamu, jadi mohon bicaralah denganku kali ini saja!!.."

Tak ada sama sekali jawaban, alhasil hyunjin melangkahkan kakinya untuk pergi dari depan pintu itu, selangkah demi langkah ia tuju, namun pada saat langkah ke 4 pintubpun terbuka dan menampilkan sosok kekasihnya yang terlihat seperti kurang tidur.

"FELIX?apa kau baik-baik saja?? Kau tak tidur?? Mengapa??!!!" hyunjin panik pun segera menghampiri Felix dan mendekap pipi Felix yang tengah berdiri di depan pintu saat itu.

"Apa-apaan bukankah kau ingin menjelaskan semuanya??" Ujar Felix menepis tangan hyunjin dari pipinya.

"Baik akan kejelasan! Tapi kita harus duduk dahulu di tempat yang nyaman dan bukan sambil berdiri di depan pintu seperti ini."

Mereka pun masuk ke kamar Felix, dan benar saja kamar itu berantakan seperti kapal pecah dan banyak sekali kertas kosong yang menggumpal. Hyunjin berusaha untuk tidak bertanya ia pun  segera duduk dan mencoba mengarahkan Felix untuk duduk di atas kasur.

"Jadi seperti ini, sebenarnya aku dan jeongin-..."






















tbc.

YOU ARE MY MINE-[HYUNLIX] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang