04

4.4K 254 0
                                    

Happy Reading




Mika menggeram marah pada yana. "Awas lo cewek pelakor"gumam mika dengan wajah menahan emosi dan yana masih mendengar ucapan mika dengan jelas. Yana menegang, kedua tangan nya bergetar hebat, suara-suara yang dulu ia taruh di sisi kepala kembali keluar dengan paksa.

Yana menggigit bibir nya, hingga tanpa sadar melukai bibir nya sendiri. Yana merasa berbahaya jika berada di sini, ia langsung berjalan kembali, tidak ke kelas nya, tapi ia langsung berlari menuju toilet.

Mahen yang melihat keanehan pada yana ingin segera mengikuti nya, tapi malah di tahan oleh mika.

"Mahen ke kelas bareng yuk"ajak mika tersenyum sambil mengandeng lengan kanan mahen.

"Bacot! Minggir lo! "Sentak mahen kasar pada tangan yang memeluk lengan nya.

Kembali ke yana, saat ini yana terlihat sangat kacau. Di salah satu bilik toilet, yana terus menatap kedua tangan nya yang bergetar hebat, ia sesekali membenturkan kepalanya pada dinding toilet.

"Hiks... sakit hiks... Tolong jangan penuhi kepala ku hiks... Aku mau hidup damai hiks... Aku mohon hiks...."ucapan rintihan dengan disertai tangisan pilu Yana yang terus memohon agar diri nya berhenti melakukan tindakan yang menyiksa diri nya sendiri. Tubuh yang bergetar, tangisan yang sangat pilu, bahkan ia terus memukul kepala nya pada dinding toilet secara terus menerus. Hingga dobrakan pada pintu toilet menyadar kan nya.

Brak

Dari luar, pintu toilet di dobrak seseorang dengan kasar.

"Yana! "

"Na! "

"Yana tolong jawab gue! "

Mahen memanggil yana tidak sabaran, hingga ia mendengar isakan dari bilik ujung. Mahen langsung membuka bilik itu, tapi bilik itu malah terkunci dari dalam.

"Na buka pintu nya! "Ucap mahen tidak sabaran, yana menggeleng pelan. Ia menelungkup kan kepala nya di antara lipatan tangan nya.

Tidak ada sahutan, mahen langsung mendobrak bilik itu hingga terbuka lebar menampakkan gadis yang ia kenal dua hari ini.

"Yana! "Teriak mahen menghampiri yana yang masih menelungkup kan kepalanya. Yana enggan mendongak kan kepala nya, saat di paksa mendongak oleh mahen. Ia tidak mau melihat kan kelemahan nya.

"Lihat gue na! "Mahen memegang pipi yana agar mendongak menatap nya, namun gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Lo kenapa bisa begini ya? Lihat gue! kalo gak gue bunuh lo sekarang! "Ucap mahen geram bercampur cemas.

Yana mendengar kata bunuh mengingat kan nya pada kematian seseorang di dunia nya dulu, saat ia masih menjadi Yana Arandela.

"Tidak! Tidak! Tidak! "Gumam yana dengan memukul kepalanya berkali-kali, mahen yang melihat perbuatan Yana pada dirinya sendiri langsung menggenggam tangan yana dan membawa yana ke pelukan nya.

"Yana kenapa bisa lo kayak gini? "Batin mahen penuh tanda tanya.

Mahen tidak mendengar tangisan pilu lagi dari yana, ia pun mengangkat kepala yana, namun yang mahen lihat malah yana pingsan dengan wajah pucat.

"Yana bangun!"mahen menepuk pelan pipi yana agar berniat membangunkan nya, karena yana tidak bangun juga. Mahen langsung menggendong yana menuju uks.

"Dia kenapa mahen? "Tanya guru yang menjaga uks.

"Saya gak tau bu? Tolong periksa dia bu? "Mahen meletak kan yana di atas ranjang uks.

Setelah diperiksa guru itu menatap iba pada gadis berwajah pucat tersebut.

Bunga Yang Indah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang