Happy Reading
•
•
•
•
•Srettt
Suara sayatan antara benda tajam dengan kulit manusia terdengar sangat jelas di telinga Mahen.
"Hahaha lucu banget muka lo Mika"ucap Mahen tertawa bahagia melihat korban nya yang kesakitan akibat ulah nya sendiri.
"Kel gak mau ikut lo?!"ucap Mahen pada Kelen yang berdiam diri disudut pintu ruangan, tempat mahen mengeksekusi mangsa-mangsa nya.
"Gak. Tapi putusin tangan nya yang udah dorong tunangan gue"ucap Kelen dengan dingin, lalu menyeringai menatap wajah Mika yang ketakutan.
"Oke"jawab Mahen bersemangat.
"Mika, Mika, Mika, Lo tau gak? Cewek yang selalu gue jaga dan sekali pun gue gak pernah lukai dia. Tapi, dengan berani nya lo lukai dia bangsat!"ucap Mahen dengan emosi yang meluap-luap.
Belati di tangan Mahen melayang menusuk paha Mika, membuat Mika berteriak kesakitan. Mahen mencabut belati tersebut dengan kasar hingga mengalir darah segar pada paha Mika.
"Wow darah lo kayak air mancur Mika, cantik banget"ucap Mahen menatap paha Mika yang mengeluarkan darah segar.
"Tangan mana yang udah nyakitin cewek kesayangan gue"ucap Mahen menusuk punggung tangan Mika.
"Aih kayak nya dua tangan ini yang udah nyakitin cewek kesayangan gue dan ngedorong tunangan temen gue"ucap Mahen memotong kedua tangan Mika secara bersamaan menggunakan gunting berukuran besar.
"Terus mulut ini yang udah ngata-ngatain cewek kesayangan gue"ucap mahen mengoyak mulut mika menggunakan tangan kosong nya.
"Hm mata ini yang udah natap cewek kesayangan gue dengan tajam"ucap mahen menusuk mata mika dengan lima paku sekaligus.
"Dimana lagi yang belum gue absen?"ucap mahen menatap mika yang sudah sangat-sangat sekarat.
"Oi jangan mati dulu!"ucap mahen menendang perut mika dengan keras.
"Rion air jeruk nya siram ke tubuh dia"ucap mahen pada Rion yang tengah menikmati cemilan nya.
Rion meletakkan cemilan nya di atas sofa, kemudian mengambil satu ember air jeruk nipis dan menyiram nya ke tubuh mika.
Byur
"Arghh"teriak mika tertahan, sebab mulut nya sobek dan suara nya hanya tertahan di tenggorokan.
"Ugh perih ya? Gimana rasa nya? Sakit? Perih? Atau nyaman?"ucap Mahen berjongkok di hadapan mika dengan kedua tangan menyangga dagu nya.
Tidak ada jawaban dari Mika. Ia hanya mampu menitikkan air mata yang sudah bercampur dengan darah nya sendiri.
"Aih gak asik lo Mika"ucap Mahen kemudian membelah perut Mika menggunakan pisau.
Tidak sampai disitu saja, mahen juga membelah bagian atas tubuh mika yang mana disana terletak jantung Mika.
"Wow cantik banget jantung lo mika. Sayang nya, jantung lo gak layak buat koleksi gue"ucap Mahen menarik jantung Mika dengan kasar. Dan pada saat itu Mika menghembuskan nafas terakhir nya.
Mahen menatap tubuh Mika yang kehilangan nyawanya dengan senyum mengembang. Ia melangkah menuju meja, kemudian jantung Mika yang berada ditangan nya, ia masuk kan kedalam blender. Ia campur dengan beberapa buah kedalam blender tersebut, lalu menghidupkan blender tersebut tanpa menutup nya. Oleh karena itu hasil cipratan dari dalam blender keluar mengenai wajah dan tubuh mahen.
"Hahahaha"tawa gelegar mahen sambil menjilati sudut bibir nya yang terkena cipratan itu.
Empat orang yang berada di ruangan itu melihat mahen dengan wajah biasa saja. Yah karena itu bukan hal yang luar biasa bagi mereka. Toh mereka juga sama seperti mahen.
|||||
"Pagi"ucap Yana setelah sampai di meja makan.
"Pagi sayang/Yana/kak"ucap mereka bersamaan.
"Mau sarapan pakai apa?"tanya bunda Wilda pada Yana.
"Nasi goreng"jawab Yana menatap datar bunda nya.
"Ini dihabis kan ya"ucap Wilda meletakkan piring berisi nasi goreng ke hadapan Yana.
"Terimakasih"ucap Yana pada Wilda kemudian mulai memasukan nasi goreng ke dalam mulut nya.
"Sama-sama sayang"ucap Wilda tersenyum tipis ke arah yana yang tengah menyantap nasi goreng nya.
Yang lain juga menatap Yana dengan ekspresi wajah yang senang. Entah ini sebuah anugerah yang menyakit kan atau anugerah yang menyenangkan. Mereka tidak tau kapan terakhir mereka berkumpul dengan bahagia seperti ini, walaupun bukan dengan anak kandung nya sendiri melainkan dengan jiwa yang tersesat kedalam tubuh anak nya
"Aku selesai"ucap Yana menatap mereka datar.
"Biar Abang yang nganter kamu ke sekolah ya"ucap Ferry menatap Yana berharap disetujui.
"Maaf bang, aku sama Mahen"ucap Yana kemudian berpamitan kepada orang tua nya.
Ferry merengut kesal mendengar nama mahen. "aih mahen lagi, mahen lagi"gumam Ferry memakan nasi goreng nya dengan kasar.
"Udah bang. Kamu gak bisa misahin mereka berdua" ucap Wilda tersenyum kearah Ferry yang kesal.
"Iya Bun, Abang ngerti"ucap Ferry mengingat betapa berartinya mahen di hidup Yana.
"Pagi na"ucap Mahen saat melihat yana sudah berada di depan nya.
"Pagi juga"ucap Yana menerima helm pemberian mahen.
Setelah itu Yana naik ke atas jok motor Mahen dengan bantuan Mahen. Dan langsung melingkar kan tangan nya ke perut mahen.
"Udah siap?"ucap mahen di balik helm nya. Yana mengangguk pertanda sudah siap.
Motor yang dikendarai mahen melaju cepat meninggalkan kediaman Darkara.
Entah karena hari ini Senin atau masih pagi. Padat nya jalan raya membuat motor yang di kendarai Mahen menjadi lambat. Setelah sampai di depan lampu merah, Mahen memberhentikan motor nya sejenak menunggu lampu hijau menyala.
Yana mengeratkan pelukan nya pada Mahen. Mahen yang menyadari itu mengelus lembut tangan Yana.
"Kenapa?"tanya Mahen.
"Disamping aku"jawab Yana melirik seorang laki-laki tengah memegang paha nya kurang ajar.
Mahen menatap tajam ke arah laki-laki berseragam sekolah yang berbeda. "Lancang!"ucap mahen menyentak kasar tangan laki-laki tersebut.
"Gue tandai lo!"ucap mahen kemudian menjalankan motor nya karena lampu lalulintas sudah berganti menjadi hijau.
"Heh gak takut gue"gumam laki-laki itu menyeringai lebar di balik helm nya.
Setelah melewati hal yang tak terduga di jalan tadi. Sekarang motor yang di kendarai Mahen berhenti di parkiran sekolah dengan aman.
"Lo gak papa kan?"tanya Mahen setelah melepaskan helm nya dan menghadap ke arah Yana.
"Aku merasa jijik hen"ucap Yana mengelus kasar paha nya yang tadi di pegang laki-laki brengsek.
"Udah ya jangan kayak gitu nanti jadi merah na. Nanti gue bales orang itu"ucap Mahen sambil memegang tangan Yana yang tadi nya mengelus kasar paha nya.
Yana menatap mahen tanpa ekspresi "gimana cara kamu bales dia?"tanya Yana.
"Lo gak perlu tau cara nya. Yang penting sekarang kita masuk ke kelas"ucap mahen melepas helm pada kepala yana. Kemudian mengangkat Yana dengan memegang pinggang Yana untuk turun dari jok motor nya.
Semua yang dilakukan oleh mahen tidak luput dari pandangan penghuni SMA Galaksi. Mahen tidak perduli dengan pandangan mereka, toh tidak merugikan mereka juga.
Jangan lupa tinggal kan jejak😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Yang Indah [On Going]
Teen FictionJangan lupa follow sebelum membaca! Dan jangan lupa tinggalkan jejak sesudah membaca! ||||| Sakit ketika keluarga kandung menyiksa anak nya sendiri sampai menimbulkan bekas, yaitu Trauma yang begitu mendalam. Diakhiri hidup nya yang terus disiksa, a...