08

3.6K 172 4
                                    

Happy Reading




"Siapa kamu?"tanya Arsen pada Yana yang masih menatap nya.

"Aku bukan Raya, tapi Yana"ucap Yana menatap keduanya secara bergantian.

"Maksud kamu?"tanya Wilda tidak mengerti.

"Aku Yana Arandela"ucap Yana pelan.

Keduanya saling menatap, kemudian menggeleng kan kepala seakan tidak percaya.

"Bagaimana mungkin!"batin keduanya bersamaan.

"Lalu dimana putri ku?"tanya Wilda lagi.

"Sudah pergi sejak ia melukai tangan nya"ucap Yana menunjukkan pergelangan tangan nya yang terluka dan basah.

Wilda memegang tangan yana dengan tangan yang gemetar. "Dia bunuh diri?"tanya Wilda pada Yana.

"Iya"jawab Yana singkat. Tanpa menenangkan Wilda yang mulai menangis.

Arsen menatap yana sedih sekaligus kecewa dengan tindakan anak nya raya yang melakukan bunuh diri, tanpa menjelaskan apa yang sebenar nya terjadi pada dirinya.

"Dan bagaimana kamu bisa masuk kedalam tubuh Raya?"tanya Arsen menatap yana penasaran.

"Takdir"jawab Yana dengan ekspresi datar.

Sebenarnya Yana ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan Raya, dan penyebab ia bunuh diri. Sayang nya Raya belum memberikan informasi tentang semua itu.

"Jadi saat ini yang berada didepan kami bukan Raya putri kami, melainkan Yana Arandela"ucap Wilda menatap manik Yana yang redup.

"Iya. Panggil aku Yana"ucap Yana membenarkan.

Wilda memeluk Yana dengan tiba-tiba "Yana berbahagia disini dengan kami dan bunda minta maaf jika raya yang meminta kamu berada disini"ucap Wilda mengelus lembut bahu Yana yang bergetar.

"Panggil kami apa pun yang terjadi dan sekarang kami orang tua mu Yana"ucap arsen mengelus lembut kepala yana yang terisak di pelukan Wilda. "Maaf kan ayah Raya. Ayah akan menjaga titipan mu"batin Arsen mengingat tingkah raya pada nya.

Waktu berlalu dengan cepat, matahari terbit menampakkan indah sinarnya dari barat. Salah satu dari tiga orang yang masih terlelap mulai terbangun dari tidur nya.

Yana membuka mata lalu menatap dua orang yang tidur di sisi kanan dan kiri nya.

Arsen terbangun dari tidur nya saat merasakan ada yang memperhatikan nya. Ia menatap yana yang menampilkan raut wajah datar, lalu Arsen memberikan kecupan kecil di dahi Yana. Setelah itu ia bangun dari kasur, berjalan keluar kamar, menuju kamar milik nya tanpa membangunkan Wilda istrinya.

Yana menatap kepergian Arsen dengan ekspresi yang sama, kemudian menatap Wilda yang mulai terbangun dari tidur nya.

"Pagi sayang"ucap Wilda tersenyum kearah Yana.

"Pagi"jawab Yana singkat.

"Bersiap-siap lah dan segera turun ya"ucap Wilda lalu mencium kening Yana cukup lama, setelah itu ia pergi meninggalkan Yana di kamarnya.

"Aneh"gumam Yana memegangi dada nya.

Yana beranjak dari kasur nya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke sekolah pagi ini. Setelah hampir 15 menit, Yana sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. Kemudian ia turun kebawah melalui tangga.

Bunga Yang Indah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang