20

1.7K 101 0
                                    

Happy reading





"OMG! Dia mau ngapain!?"ucap Rion sambil melempar mangsa nya kedinding tanpa perasaan.

"Mommy mata ku ternodai!"ucap Rion lagi pura-pura menutup mata nya.

"Eran Lo harus hati-hati, jangan-jangan dia mau perkaos lo"ucap Rion lagi menjahili Eran yang sedang gemetar karena geli melihat mangsa nya mendekati nya.

"Uwaaa menjauh lo bangsat!"ucap Eran menendang tubuh mangsa nya yang menyentuh kaki nya.

"Hahahaha anjir ngakak banget. Sayang banget Mahen sama Vale gak disini"ucap Rion tertawa terbahak-bahak dengan memegangi perut nya.

"Rion bangsat! Jangan ketawa lo!"ucap Eran menendang bokong Rion.

"Akh... Bokong mulus gue"ucap Rion mengelus bokong nya yang ditendang Eran.

"Sengsara Mulu gue kalo sama lo"ucap Rion berjalan mendekati mangsa Eran.

"Lo kan memang harus di sengsara in. Ngomong-ngomong mangsa lo udah mati"ucap Eran menunjuk laki-laki tua tergeletak dengan darah segar keluar dari kepala nya. Seperti nya laki-laki itu mati karena lemparan Rion tadi.

"Udah waktu nya kali. Anjir diliat liat montok juga nih perempuan"ucap Rion menatap mangsa Eran dengan menyeringai.

"Udah gila!"gumam Eran mendengar ucapan Rion. Eran mendekati kedua nya kemudian menusuk mangsanya tepat di jantung nya.

"Jadi gak minat"ucap Eran menendang mangsa nya yang sudah mati.

"Kasian banget lo ketemu psikopat berwajah tampan"ucap Rion melihat mangsa Eran mati dan terlempar ke dinding hasil perbuatan Eran.

"Gue emang tampan"ucap Eran sombong. Rion yang melihat kepercayaan diri Eran memutar bola mata malas.

"Ayok pulang. Hari ini biar bawahan gue yang urus"ucap Eran berjalan keluar dari ruangan itu diikuti Rion di belakang nya.

Tidak lama kemudian bawahan Eran datang dan mengurus dua mayat tersebut.

|||||

Malam Minggu, di mansion Darkara cukup ramai. Bukan karena banyak orang tapi, banyak nya pembicaraan keluarga itu yang terus mengganggu seorang Yana. Mereka saat ini tengah berada di ruangan tamu dengan pakaian sopan dan rapi.

"Masih lama?"tanya Wilda pada Yana di samping nya. Saat Yana ingin menjawab, suara mahen terdengar dari arah pintu.

"Bunda!"panggil mahen dari ambang pintu masuk mansion bersama ayah nya.

Mahen dan Kendrick masuk kedalam lalu duduk di sofa yang kosong.

"Anda ayah nya Mahen?"tanya Wilda tidak memperdulikan mahen yang sedang menatap nya sambil tersenyum senang.

"Benar"jawab Kendrick datar dengan nada sopan.

Wilda mengangguk sebagai respon nya. "Apa kita langsung saja?"tanya Wilda.

"Langsung saja"jawab Kendrick.

"Basa-basi kek dulu yah. Masa langsung aja"ucap mahen sedikit protes dengan jawaban ayah nya.

"Terus kau ingin berbasa-basi apa?"tanya Kendrick melirik mahen yang sedang memakan cemilan.

Kendrick menggeleng kan kepalanya melihat tingkah mahen. Ia tau tentang kegiatan mahen, terutama mahen dekat dengan siapa, mahen diperlukan seperti apa, dan ia merasa sedikit malu melihat tingkah mahen yang tidak berotak. Tapi, tidak apa-apa keluarga ini menerima mahen cukup baik dan ia tidak mungkin memukul nya kan? Jika ia melakukan nya maka hancur sudah image nya.

"Tidak ada sih"jawab mahen memasukkan keripik singkong ke mulut nya.

"Au....sakit yah"ucap mahen sambil memegang belakang kepala nya yang di geplak ayah nya. Hilang sudah image Kendrick di hadapan keluarga Darkara.

Mereka tersenyum geli melihat interaksi Kendrick dan Mahen kecuali Yana yang masih menatap datar ke arah kedua nya, tapi tidak dengan hati nya yang tersenyum geli.

Mereka cukup lama berbincang-bincang dengan humor yang baru dan berbagai jenis ekspresi mereka tujuk kan. Dan memulai lah tujuan awal mereka berada disana.

"Nah sekarang kalian sudah resmi bertunangan"ucap Wilda memasangkan cincin di jari manis Yana.

"Akhirnya aku punya cewek yah"ucap Mahen memeluk tubuh Kendrick yang melirik sinis ke arah mahen.

"Jaga tingkah mu ya. Kau membuat ku malu"ucap Kendrick melepaskan pelukan Mahen.

"Apa sih yah. Biasanya juga aku malu-maluin"ucap mahen masih berusaha memeluk ayah nya.

Untuk beberapa saat mahen melepaskan pelukan nya pada Kendrick kemudian berdiri dari duduk nya dan berjalan ke arah Yana. Setelah sampai di hadapan Yana, Mahen berjongkok kemudian mengulurkan tangan nya ke arah tangan Yana. Mahen menarik tangan Yana menuju bibir nya.

Cup

"Aku menyukai mu sampai kapan pun, aku tetap menyukai mu"gumam mahen yang hanya Yana yang bisa mendengar nya.

Yana tersenyum tipis kemudian mengulurkan tangan nya pada puncak kepala mahen dan mengelus nya secara halus sebagai respon nya.

Keluarga Darkara dan Kendrick melihat dua orang yang baru saja bertunangan itu dengan ekspresi wajah senang dan bahagia. "Kalian harus bahagia"batin Meraka.

|||||

Sudah satu minggu Yana dan mahen resmi bertunangan, saat ini mereka tengah berada di rooftop sekolah.

Mereka hanya berdua disana, sedang kan sahabat mereka sedang berada di kantin. Oh ya Kelen dan Carel sudah resmi menjadi sahabat mereka dan satu orang lagi yang menjadi sahabat mereka, nanti juga akan tahu.

Kembali ke dua orang itu. Mahen tengah tiduran di paha Yana yang mengelus pelan kepala Mahen.

"Na"panggil mahen membuka mata nya menatap kearah Yana, masih dengan posisi yang sama.

"Hm"jawab Yana menunduk menatap mahen.

Mahen menghela nafas nya kasar sebelum berbicara. "Ayah ku seorang ketua mafia 'The Zeus' dan aku sebagai anak nya harus mengganti kan kepemimpinan ayah. Na, aku takut jika aku melakukan pekerjaan ayah, kamu akan dalam bahaya kapan pun dan dimana pun. Aku tidak ingin kamu terluka seperti mama ku"ucap mahen masih menatap lekat Yana.

Yana terdiam selama beberapa detik kemudian mengelus lembut pipi mahen. "Lakukan lah"ucap Yana serius.

"Bagaimana mama mu terluka?"tanya Yana penasaran.

"Mama terbunuh oleh musuh ayah. Dan aku tidak ingin kamu bernasib sama"ucap mahen memegang tangan Yana yang berada di pipi nya.

Yana menatap lekat manik mata Mahen yang menyiratkan akan kesedihan rasa kehilangan.

"Mahen, takdir kematian tidak bisa di ubah walaupun dengan cara berbeda. Lakukan lah itu sudah menjadi tugas mu sebagai anak. Tapi, berjanjilah untuk tidak meninggalkan ku" ucap yana mengusap pipi mahen menggunakan ibu jari nya.

Mahen melengkung kan bibir nya ke bawah lalu berkata dengan nada lirih "kamu terlalu membebaskan ku na"ucap mahen menghela nafas sejenak sebelum kembali berbicara "Dan aku berjanji tidak akan meninggalkan mu"ucap mahen memeluk perut Yana dan menenggelamkan wajah nya di sana.

Yana tersenyum tipis mendengar ucapan mahen, ia mengelus pelan kepala mahen. Kemudian menghadap ke depan dengan ekspresi datar "aku merasakan sesuatu yang besar akan terjadi"batin Yana dengan perasaan yang tidak bisa di gambarkan.













Jangan lupa tinggal kan jejak 😉

Bunga Yang Indah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang