"aku pikir papa kamu galak" ucap Raisa.
Keduanya baru saja pulang dari rumah Zico, tentu saja mereka sudah menyelesaikan acara makan siang bersama, awalnya keluarga Zico menginginkan Raisa yang menginap di rumah mereka, namun Raisa menolak karena merasa tidak enak untuk meninggalkan rumah tanpa siapapun, padahal masih ada satpam dan art tapi Raisa tetap menolak keras, alhasil ia keluarga Zico hanya menerima keputusan gadis itu dan mengizinkan Zico menginap asal keduanya tidak berbuat hal berlebih.
"Gak lah sayang, tampangnya papa aja yang nyeremin aslinya dia gak galak" ucap Zico menggenggam tangan raisa.
Keduanya berada di mobil dalam perjalanan pulang, suasana jalanan di penuhi lampu-lampu kota yang menerangi jalanan, hari sudah malam karena tadi keduanya mengobrol di rumah, untungnya Raisa maupun Zico sudah mandi dan rapi saat berada di rumah Zico, dan kini jam menunjukkan pukul delapan malam.
"Kamu gak mau mampir kemana gitu?" Tanya Zico kepada Raisa.
Raisa menggeleng di susul sebuah uapan,"gak buat malam ini, aku capek banget" ucap Raisa.
Zico tersenyum lalu mengangguk, ia paham Raisa pasti lelah karena is membantu ibunya tadi, mulai dari membersihkan rumah hingga menanam dan menata tanaman hias di rumahnya tadi.
Tak berselang lama Zico merasakan sesuatu mendarat di pundaknya, saat ia melirik ternyata itu Raisa, gadis itu menyandarkan tubuhnya pada Zico, mata milik Raisa terpejam, tangan keduanya masih menggenggam satu sama lain, tak ingin mengusik gadisnya yang tengah tertidur Zico mengendarai mobil dengan pelan.
Di jalan Zico terus membatin dan tak berhenti memuji gadisnya yang nampak sangat tenang dan sayu saat tertidur, apakah gadisnya setelah itu sampai dengkuran halus keluar dari bibirnya.
Mobil civic milik Zico berhenti tepat di depan teras rumah raisa, ia berlatih membuka pintu tepat duduk Raisa, lalu menggendong tubuh Raisa ala bridal style, dengan perlahan ia menaiki tangga lalu membuka pintu.
"Bibi bisa ambil belanjaan di kursi belakang" ucap Zico kepada art yang baru saja membukakan pintu utama untuknya.
Zico berjalan menaiki tangga perlahan untuk menuju ke kamar gadisnya.
Saat di kamar Zico merebahkan tubuh gadis itu di ranjang tak lupa melepas sepatu gadis itu lalu menaikan selimut supaya Raisa tidak kedinginan.
Zico berdiri memandang Raisa yang tertidur pulas, ia berjalan mendekat mengelus surai gadisnya lalu mencium kening Raisa, ia lalu memberi jarak antara wajahnya dan wajah Raisa.
"Night my girlfriend" ucap Zico perlahan di depan wajah Raisa.
Zico pun bangkit dan keluar dari kamar Raisa meninggalkan gadisnya yang sudah tertidur pulas itu.
Pagi hari tiba, Raisa meringkuk di atas ranjangnya, matanya mengerjap lalu terbuka perlahan, hal pertama yang ia lihat adalah plafon putih kamarnya.
Raisa merubah posisinya menjadi duduk, ia menatap sekeliling kamarnya, agak linglung karena terakhir kali sebelum tidur yang ia ingat berada di mobil bersama zico dalam perjalanan pulang, setelahnya ia tidak mencerna apapun lagi.
Tak ingin membuang waktu Raisa segera bangkit dari ranjangnya, ia pergi ke kamar mandi untuk ritual mandinya.
Raisa keluar dari kamar mandi dengan mengenakan celana jeans hotpants dan kaos lengan pendek.
Ia merapikan berdiri di meja rias lalu merapikan penampilannya, setelahnya ia berjalan keluar dari kamar.
Raisa berjalan ke arah dapur dan mendapati seseorang sedang berkutat dengan masakannya, posisi orang itu membelakanginya, Raisa berjalan perlahan mendekati Zico lalu memeluk tubuh pria itu dari belakang, tangan Raisa melingkar di pinggang Zico membuat sang empu sedikit terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
list date •ddeungromi
Teen Fictionsepasang kekasih, yakni Raisa dan zico yang memanfaatkan waktu libur panjang untuk memenuhi daftar kencan mereka. Seharian penuh menghabiskan momen berdua, mulai dari car date sampai rain date, lalu akhir hubungan mereka? Apakah ke jenjang yang leb...