45.rain date-'dress' Taylor Swift

49 4 0
                                    

Keduanya berlarian, Zico menaruh kedua tangan di atas kepala Raisa untuk melindungi gadisnya dari rintikan hujan.

Keduanya berteduh di tepi lapangan, hujan turun dengan deras mengguyur bumi, beberapa dari rintikan itu jatuh mengenai tubuh keduanya, mengakibatkan pakaian mereka basah.

Dingin, itu yang di rasakan keduanya, bahkan Raisa memeluk dirinya sendiri dengan melipat kedua tangannya di depan perut.

Lama-kelamaan Raisa beradaptasi dengan suhu, hujan tidak sederas tadi.

Raisa mengulurkan tangan kanannya ke arah rintikan hujan di hadapannya, Zico yang berada di samping Raisa kini mengulas senyum.

"Rain date?" Tanya Zico kepada Raisa.

Rain date, Raisa tidak merencanakan atau menulisnya di list, sebab belakangan ini cuaca panas dan tidak memungkinkan akan datang hujan, namun kali ini cuaca benar-benar di luar prediksinya.

Kembali ke respon Raisa, gadis itu membulatkan matanya lalu mengangguk antusias.

Zico menggenggam tangan kanan Raisa, keduanya saling menatap satu sama lain, Zico menganggukkan kepalanya pelan untuk memberi kode kepada gadisnya.

Raisa mengangguk pelan, keduanya melangkahkan kaki, berlari bersama menerobos batas hujan.

Rintikan hujan menabrak tubuh keduanya.

Raisa mengangkat tangan Zico yang ia genggam, ia berputar bam orang yang sedang berdansa.

Tidak kali ini keduanya memang berdansa, Zico menaruh kedua tangan di pinggang ramping Raisa, begitu juga dengan Raisa yang mengalungkan tangannya di leher jangkung Zico.

Rintikan hujan bak alunan bagi keduanya untuk bergerak persis seperti putri dan pangeran yang tengah berdansa, air hujan menjadi saksi adegan keduanya.

"Ayo main basket!" Ucap Raisa dengan nada yang tinggi seperti orang berteriak, karena suaranya pasti terendam oleh di rintikan hujan.

Keduanya melepas cekaman tangan keduanya, kini mereka berlari pelan ke arah bola basket yang terletak di tengah lapangan.

Zico mengambil bola itu lalu memasukkannya ke ring basket.

"Iihhhh kamu curang" ucap Raisa memeluk lengan Zico, sang empu yang menjadi sasaran hanya terkekeh, mana bisa ia membalas perbuatan gadisnya itu.

Zico menghentikan pukulan Raisa, ia berlari ke arah bola basket yang menggelinding tidak jauh dari keduanya.

Zico kembali menghampiri Raisa dengan membawa bola basket, ia menyondorkan bola basket itu ke arah Raisa.

"Coba masukin" titah Zico.

Raisa mengambil bola basket yang di sondorkan Zico, ia melemparnya ke ring, naasnya bola itu tidak masuk dan membuat Raisa mengeram kesal.

Zico mengambilkan bola itu, lalu menyerahkannya kembali kepada raisa, sebelum gadis itu melempar bola, Zico terlebih dahulu mengangkat tubuh Raisa lalu mendudukkan gadis itu di bahu kanannya.

Raisa terkejut, ia memperhatikan Zico yang berjalan ke arah ring.

Raisa kembali melempar bola basket itu, tepat sasaran, bola itu masuk ke ring.

Zico menurunkan tubuh Raisa, ia melihat Raisa yang memeluknya.

"Makasih" ucap Raisa mempererat pelukannya di tubuh Zico.

Zico membekas pelukan Raisa.

Air hujan kembali mengguyur tubuh keduanya dengan deras, awalnya mereka tidak memperdulikan itu, namun bunyi petir memasuki indra pendengaran keduanya, hal itu membuat keduanya melepas pelukan.

list date •ddeungromiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang