Setelah pulang dari Surabaya kemarin, Raisa demam.
Tubuhnya terasa kaku, bahkan suhu di sekitar sangat dingin, penglihatannya terasa berputar, kepalanya sangat berat.
Zico duduk di atas ranjang raisa, ia mengelus surai Raisa lembut.
Tara dan ana tidak ada di rumah karena harus mengurus restoran yang berada di luar kota, sedangkan Arya sibuk dengan pendaftaran sekolahnya.
Zico lah yang di percaya menjaga Raisa, dan tentu dengan seneng hati Zico melaksanakan itu.
"Bub" lirih Raisa menatap sayu Zico.
Zico berdehem pelan dan membalas tatapan Raisa.
Selama hampir tiga tahun berpacaran dengan Raisa, baru kali ini Zico melihat gadisnya tidak berdaya seperti ini, rasanya ingin menggantikan sakit yang di rasakan Raisa.
"Kamu mau apa?" Tanya Zico dengan suara lembut sambil mengusap surai Raisa.
"Peluk" ucap Raisa dengan suara berta sambil merentangkan tangannya.
Zico merubah posisinya menjadi rebahan lalu memeluk tubuh Raisa tanpa memperdulikan stamina tubuhnya yang mungkin bisa lemah dan ikut sakit seperti Raisa karena tertular.
"Dingin" rintih Raisa.
Zico mengangguk ia mempererat pelukannya pada Raisa.
Zico mengelus punggung sempit Raisa, gadis itu kini tertidur lelap dengan posisi memeluk perut Zico.
Zico membuka matanya ia menatap ke arah raisa yang lari terpontang-panting menuju ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar.
Zico panik ia mengambil termometer di atas nakas lalu beranjak dari ranjang dan berlari menyusul Raisa.
Zico memijat tengku rasia, membiarkan gadis itu mengeluarkan gejolak di perut.
Raisa menyandarkan tubuhnya di dinding, wajahnya tambah pucat, kepalanya terasa berputar dengan hebat.
Zico menempelkan punggung tangannya di kening Raisa, panas itulah yang dirasakan.
"Kita cek dulu ya" ucap Zico kepada Raisa.
Raisa mengangguk, Zico memegang dagu Raisa dengan lembut, ia lantas meletakkan termometer itu di bawah lidah Raisa.
Hampir satu menit ia melepas termometer itu lalu memeriksa angkanya.
Masih sama dengan suhu sebelumnya, tidak ada penurunan.
Tak menunggu lama Zico menggendong tubuh Raisa ala bridal style, ia mendudukkan gadisnya di atas ranjang, ia juga membantu Raisa menyandarkan kepalanya di kepala ranjang.
Zico duduk di hadapan Raisa lalu mengusap surai gadisnya lembut.
"Aku buatin bubur?" Tanya Zico kepada Raisa.
Raisa mengangguk.
Zico beranjak meninggalkan Raisa untuk membuatkan makanan.
Zico datang dengan kedua tangan membawa semangkuk bubur dan segelas air.
Ia menghampiri Raisa, Zico menyendok bubur buatannya lwlu menyuapi Raisa.
Suapan pertama Raisa ingin muntah, ia tidak selera makan saat ini, namun Zico membantunya dengan memberikan segelas air putih.
Agak tersiksa suapan kedua Raisa merasakan hal yang sama, kali ini ia memaksakannya kembali, berikutnya suapan ketiga dan sampai suapan terakhir.
Raisa dan zico bernafas lega karena sudah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
list date •ddeungromi
Roman pour Adolescentssepasang kekasih, yakni Raisa dan zico yang memanfaatkan waktu libur panjang untuk memenuhi daftar kencan mereka. Seharian penuh menghabiskan momen berdua, mulai dari car date sampai rain date, lalu akhir hubungan mereka? Apakah ke jenjang yang leb...