Raisa mengerjapkan matanya perlahan, menerima cahaya pagi yang memasuki indra penglihatannya.
Badannya yang tadi terlentang kini berubah duduk, matanya yang belum sebelumnya terbuka kini menelusuri isi kamarnya.
Hoddie hitam dan training putih masih melekat pada tubuhnya, matanya terbuka lebar.
Gadis itu baru menyadari bahwa ia tertidur semalam, padahal ia yang mengajak Zico berkeliling namun malah ia tertidur.
Gue dikamar? Zico yang gendong kesini? Itulah kira-kira isi pikiran Raisa.
Raisa mengambil jam weker yang terletak di nakas samping ranjang, jam menunjukkan pukul enam pagi.
Ia mengingat date hari ini adalah piknik di danau favorit mereka, tak mau berlama-lama Raisa beranjak menuju ke kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya, ia harus bersiap karena ia menuliskan akan berangkat jam delapan pagi, agar matahari tidak terlalu menyengat.
Tak berselang lama gadis itu keluar dengan penampilan yang sudah rapi, tanktop hitam di baluti kemeja putih dengan kancing terbuka serta sebuah celana cargo berwarna coksu.
Gadis itu mengikat rambutnya ke atas menampilkan leher jenjangnya, setelahnya ia bercermin, mempolesi bedak tipis dan liptin berwarna natural di bibirnya.
Raisa turun ke lantas bawah, mendapati sang ibu yang sedang duduk di sofa ruang tengah sambil menatap benda berlayar lebar di hadapannya.
"Ayah udah berangkat bun?" Tanya Raisa.
"Udah dari tadi, kamu cewe baru bangun tidur" ucap ana kepada sang putri.
Raisa hanya menyengir merespon ucapan sang ibunda, ayah Raisa adalah seorang pemilik cafe bercabang, sedangkan ibunya seorang penulis novel yang sukses, tak heran Raisa menjadi sosok putri sulung yang di manja akan harta dan kasih sayang.
"Kamu sarapan buat sendiri ya, bunda mau lanjut kerja" ucap ana yang lalu berkutat dengan laptop di hadapannya, wanita itu sesekali membetulkan kaca mata yang berteraran di hidungnya.
Raisa beranjak pergi ke dapur, ia membuka kulkas mengambil setoples selai strawberry lalu duduk di meja makan, mengoleskan selai strawberry itu ke roti tawar. Ia lalu memanggang roti itu.
Terbesit di benak Raisa, ada niat untuk membuat bekal untuk dirinya dan Zico.
Jam masih menunjukkan pukul tujuh, masih ada waktu satu jam yang Raisa manfaatkan untuk membuat beberapa bekal.
Akhirnya acara memasak Raisa sudah selesai, dapur sudah terlihat bersih, beberapa kotak bekal sudah siap beserta isiannya.
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Raisa menoleh mendapati Zico yang berjalan menuju dapur, pria itu memang terbiasa datang kesini dan menganggapnya seperti rumah sendiri.
"Udah siap?" Tanya Zico.
Raisa mengangguk, jam menunjukkan pukul delapan pagi, untungnya Raisa sudah menaruh tas selempang dan memakai snakersnya, jadi ia tidak perlu lagi menaiki tangga menuju kamar.
Keduanya lantas berjalan menuju ruang tengah, dimana disana ada ana yang masih berkutat dengan laptopnya, namun tv masih menyala dan menayangkan gambar, jangan heran itu ialah kebiasaan ana.
"Bun, Kuta berangkat" ucap Raisa mengahampiri ana.
Ana menoleh ke arah dua sejoli itu, mereka menyalami ana dan berpamitan untuk pergi.
"Hati-hati" ucap ana.
Keduanya keluar dari dalam rumah.
"Kamu udah kebiasaannya ya naik mobil" ucap Raisa kepada Zico, mobil Civic type-r berwarna putih semalam kembali terparkir di halaman luas rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
list date •ddeungromi
Ficção Adolescentesepasang kekasih, yakni Raisa dan zico yang memanfaatkan waktu libur panjang untuk memenuhi daftar kencan mereka. Seharian penuh menghabiskan momen berdua, mulai dari car date sampai rain date, lalu akhir hubungan mereka? Apakah ke jenjang yang leb...