Semula kupikir masalah yang kuhadapi tidak akan lebih dari kondisi kesehatan Mama dan pekerjaan di kantor. Dugaanku luruh ketika melihat Farhan datang bersama seorang wanita paruh baya—yang dia kenalkan sebagai ibunya. Sejak Farhan memasuki ruangan, pandangan Alex selalu tertuju padanya. Jika Alex tidak nyaman dengan kehadiran Farhan dan ibunya, dia tidak menunjukkannya terang-terangan. Semua pertanyaan yang dilayangkan Farhan atau obrolan yang berusaha dibuat Mama dan ibunya Farhan selalu Alex tanggapi dengan ramah dan sopan.
Setelah basa-basi yang membuat jantungku berdebar selama lima belas menit penuh, akhirnya obrolan terhenti. Mama dan ibunya Farhan kini sibuk membicarakan liburan keluarga Farhan ke Korea Selatan. Mereka baru pulang kemarin, berniat datang ke rumah untuk memberikan oleh-oleh tapi urung begitu menerima kabar Mama masuk rumah sakit.
Aksa duduk di sampingku dengan senyum yang berusaha dia tahan mati-matian sedangkan Alex dan Farhan duduk berhadapan di sofa single. Aksa pasti mengingat Farhan yang namanya sering disebut akhir-akhir ini oleh Mama sebagai lelaki yang akan dikenalkan olehku. Dengan kehadiran dua laki-laki ini di ruangan yang sama serta kecanggungan yang berusaha mereka tutupi, aku yakin Aksa pasti menganggap pemandangan ini adalah sesuatu yang tidak boleh terlewatkan.
Farhan, yang selama semingguan lebih ini tidak pernah menghubungiku lagi, mendadak menghampiriku dan membuka obrolan dengan ringan. Kupikir dia menyerah untuk mendekatiku karena aku tidak pernah mengiyakan lagi ajakan perginya. Ternyata dia sedang liburan ke Korea Selatan dengan keluarganya sekaligus ingin memberikan ruang bagiku agar bisa menyelesaikan pekerjaan dengan tenang.
"Winter di sana dingin banget lho, Nye. Sudah beli hotpack juga nggak ngaruh," kata Farhan seraya menunjukkan foto-foto liburannya padaku. "Kayaknya aku nggak cocok tinggal di negara empat musim. Kepanasan lebih baik daripada kedinginan."
"Kamu ke Namsan Tower?" tanyaku setelah melihat salah satu fotonya.
"Iya." Farhan menanggapi dengan senyum lebar walaupun kalimat yang dia utarakan selanjutnya membuatku berhasil meringis. "Di Namsan Tower itu banyak gembok-gembok cinta yang penuh dengan nama pasangan. Sebenernya destinasi itu kurang cocok untuk keluarga karena isinya rata-rata couple yang mau taruh gembok cinta itu, tapi karena itu paket dari travel tour, mau nggak mau jadi ikut. Pemandangannya bagus di sana jadinya aku nggak keki banget."
"Lain kali kamu ke sana lagi bawa pasangan kamu. Biar nggak kalah sama couple-couple yang kamu temuin kemarin," saranku asal.
Farhan memiringkan kepalanya ketika kami bersitatap. Dia tersenyum kecil lalu bertanya dengan ringan. "Kamu mau ke sana?" Aku membuka mulut, tetapi tidak ada suara yang keluar, bingung harus menanggapi seperti apa. Mungkin Farhan menyadari perubahan pada raut wajahku hingga akhirnya dia terkekeh lalu menepuk pundakku. "Just kidding. Ekspresimu kayak orang yang baru lihat hantu."
Oh, ini lebih seram daripada melihat hantu. Karena, ekor mataku tidak melewatkan Alex yang mendengkus setelah Farhan berbicara. Meski sejak Farhan berpindah duduk di sampingku Aksa sudah mengajak Alex mengobrol, manik mata Alex tidak pernah berpindah dariku. Dengan tangan yang terlipat di depan dada, dia menyimak pembicaraanku dengan Farhan sambil sesekali menanggapi Aksa dengan ringan.
Sakit di kepalaku terasa semakin membelenggu akibat situasi yang kuhadapi ini.
"Nye, temani aku ke bawah sebentar, yuk," ajak Farhan, tiba-tiba beranjak dari tempatnya. Aku mengerjapkan mata dengan tatapan mata yang tertuju pada Alex. Dia tidak akan menyuarakan keberatannya, tetapi aku merasa perlu mengetahui reaksinya sebagai penenangku. "Mami, Tante, aku sama Anye ke bawah dulu, ya. Mau beli kopi."
![](https://img.wattpad.com/cover/306263734-288-k454765.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Overdue [COMPLETED]
ChickLitSelama ini sebuah janji di masa lalu telah mengikat Anye hingga sulit baginya melangkah menuju jalan yang dia inginkan. Di tengah kebimbangan dan kegamangan yang mengisi hatinya, Alex hadir menawarkan sesuatu yang telah hilang di hidupnya. Setelah...