"Gue nggak bohong tapi sampai sebelum resepsi ini dimulai, gue masih mikir kalau gue kena prank! Astaga! Ini gue lagi nggak halusinasi, kan?!" Tanya berseru heboh ketika aku dan Alex sudah berada di depannya dan anak-anak timku dulu—Mas Fauzi dengan istri dan anaknya, Tanya dengan pacarnya, Brian, dan Siska. "Sis, coba cubit tangan gue. Takutnya sampai sekarang gue masih halusinasi." Menuruti, Siska mencubit punggung tangan Tanya dengan kencang sampai dia mengaduh dan mengundang tawa semua orang. "Beneran ternyata..."
"Lo sudah dengar MC panggil nama Mas Alex dan Anye sebagai pengantin pria dan wanita. Lo juga sudah lihat mereka berbagi kue, suap-suapan kue pernikahan, dan kissing di depan sana, tapi lo masih bertanya-tanya yang lo lihat benar atau nggak?" cerca Brian, menggelengkan kepala. "Babe—eh, Nye... iya, Pak. Ampun, Pak. Mulut saya emang suka bandel," ralat Brian sambil memukul bibirnya berulang kali karena Alex terang-terangan mendecak. Mas Fauzi tergelak. "Kok lo tega banget nggak bilang-bilang ke gue kalau ada hubungan sama Bapak? Duh, Nye, lo mau buat karier gue tamat, ya? Berapa kali gue godain lo di kantor? Di depan Pak Alex?"
Melihat raut wajah Brian yang merana membuatku tertawa kencang. Sejak pertemuan dua keluarga di Bali beberapa bulan yang lalu, Alex baru bisa mengaku kalau selama ini dia cemburu melihat kedekatanku dengan Brian.
Namun, karena saat itu kami masih belum memiliki hubungan apa-apa, dia tidak bisa berkomentar apapun. Sekarang status kami sudah jauh berbeda. Alex sudah resmi menjadi suamiku pagi tadi dan dia tidak akan menahan diri untuk menunjukkan kepemilikannya di depan semua orang—termasuk Brian. Bahkan, sejak tamu diizinkan untuk menyantap makanan dan kami memilih turun dari panggung untuk membaur, Alex tidak pernah melepaskan tangannya dari pinggangku.
"Gue sudah berkali-kali kasih lo kode buat diam ya, Bri," celetuk Mas Fauzi, masih tertawa. "Lo yang nggak pernah mau nurut sama omongan orang tua! Pusing kan, lo sekarang begitu tahu semuanya? Gue selalu nahan diri buat nggak ketawa setiap lihat Pak Alex mau ngomel karena lo godain Anye terus."
"Mas Fauzi kok bisa-bisanya diam doang padahal sudah tahu dari lama?" Siska merajuk. "Padahal kita sering ada diskusi mendadak buat nebak siapa pacarnya Pak Alex."
Tanya menyahut dengan heboh. "Gue juga sudah sering nanya di grup tapi Mas Fauzi sama Anye diam aja! Kalian diam-diam pasti ketawain gue kan, setiap gue bikin tebakan dan punya asumsi baru tentang siapa pacarnya Pak Alex?"
Aku dan Alex saling berpandangan, kemudian tertawa bersamaan.
"Pak, saya beneran nggak tahu, lho, kalau Bapak sama Anye ada hubungan." Brian berusaha membela diri. Kedua tangannya menyatu di depan dada ketika dia berbicara dengan Alex. Suara dan ekspresi wajahnya kian memelas. "Kalau saya tahu, saya nggak akan macam-macam ke Anye, Pak! Beneran ini! Saya emang suka kencan sana sini sama cewek-cewek di dating apps tapi saya anti buat berhubungan sama cewek yang punya pacar, Pak! Beneran, Pak!"
Alex mendengus pelan. "Iya, iya," katanya, menahan senyum geli. "Panggilan babe itu jangan dipake lagi. Panggil Anyelir dengan namanya kayak orang lain."
"Siap, Pak! Saya akan panggil Anye tanpa ada babe lagi!" ujar Brian sambil memberikan tanda hormat ke Alex, lagi-lagi mengundang tawa semua orang.
Selagi Alex, Brian, dan Mas Fauzi lanjut berbincang mengenai kebodohan Brian dulu, Tanya bergerak mendekatiku diikuti dengan Siska. Aku menaikkan sebelah alis, sedikit curiga dengan gerak-gerik mereka.
"Nye, acaranya emang private gini, ya? Atau karena resepsi pernikahannya di Bali makanya yang diundang cuma sedikit? Astaga..." Tanya mendecak beberapa kali sambil menyapu pandangan ke sekitar. "Ini resort mewah banget. Tamu dikasih menginap gratis semalam pula tanpa bayar. Gue tahu Pak Alex gajinya gede tapi nggak nyangka kalau dia bisa keluar uang sebanyak ini untuk pernikahan kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Overdue [COMPLETED]
Chick-LitSelama ini sebuah janji di masa lalu telah mengikat Anye hingga sulit baginya melangkah menuju jalan yang dia inginkan. Di tengah kebimbangan dan kegamangan yang mengisi hatinya, Alex hadir menawarkan sesuatu yang telah hilang di hidupnya. Setelah...