4200 words untuk kalian semua yang udah nungguin Alex dan Anye dengan sabar! <3
*
Papa pertama kali didiagnosa memiliki penyakit jantung di tahun kedua aku berkuliah. Di jadwal rutin medical check up-nya ditemukan hal yang tidak normal pada katup jantung Papa. Namun, kala itu tindakan operasi tidak diperlukan karena kondisi masih belum terlalu parah dan telah terdeteksi sejak dini. Dokter menganjurkan Papa untuk menjaga pola makan, rutin berolahraga, dan beristirahat dengan cukup untuk mengurangi gejala yang ada. Secara berkala, kondisi Papa akan dipantau secara rutin oleh dokter.
Meski dokter sudah menenangkanku dan Mama, aku tetap termenung lama sepulangnya dari rumah sakit. Tanpa kusadari, aku memikirkan kemungkinan terburuk, menghitung sisa waktu yang Papa miliki. Aku hanya seorang mahasiswa yang mempelajari angka dan laporan keuangan selama kuliah. Aku tidak mengerti dengan jelas separah apa penyakit Papa, tapi aku tahu penyakit jantung bukanlah penyakit yang mudah disembuhkan seperti batuk atau pilek.
Untuk mengetahui kondisi Papa lebih baik, semalam penuh aku mencari artikel-artikel mengenai penyakit katup jantung. Aku membaca setiap penyebab, gejala, diagnosis, dan cara pengobatan yang tertera. Aku membandingkannya dengan artikel lain. Semua artikel itu kurang lebih memiliki isi yang sama dan persis seperti apa yang dikatakan dokter di jadwal check up. Aku juga mencari informasi lain untuk mencegah kondisi Papa semakin memburuk. Bahkan, aku sampai membaca publikasi dari orang-orang yang profesional di bidangnya untuk mendapatkan sumber yang lebih akurat.
Keesokan harinya, aku bangun pagi untuk berolahraga dengan Papa. Jalan pagi memutari komplek perumahan seperti yang disarankan dokter. Sebagai seorang pekerja kantoran, berolahraga adalah hal yang jarang sekali dilakukan Papa sehingga aku agak kesulitan membujuknya dan menariknya dari tempat tidur.
"Kak, kalau misalnya Papa nanti nggak ada-" Papa menghentikan ucapannya di tengah jalan pagi ketika aku menghentikan langkah. Mataku tiba-tiba berkaca-kaca seiring dengan emosi yang berusaha kutahan menyeruak. Walaupun semua orang akan pergi dari dunia ketika waktu sudah datang, aku tidak berani membayangkan momen di mana kehadiran Papa tidak lagi dapat dirasakan di tengah keluarga. "Semua orang pasti akan pergi, Kak. Kalau nanti sudah waktunya Papa pergi, Kakak harus kuat. Kakak harus bisa menopang Mama, Abang, dan Dedek."
"Aku nggak mau ngomongin ini," elakku sambil menghentakkan langkah untuk berjalan mendahului Papa. Namun, Papa lebih dulu mencekal tanganku. "Dokter bilang Papa nggak apa-apa. Kondisinya nggak parah. Cuma perlu kontrol lebih rutin dan minum obat."
"Iya. Papa tahu, tapi penyakit jantung itu tingkat kematiannya tinggi dan kondisi bisa tiba-tiba memburuk walaupun sudah ikuti semua anjuran dokter," ujar Papa. Meski Papa berbicara dengan tenang tanpa perubahan emosi yang berarti, hal sebaliknya justru terjadi padaku. Aku hanya bisa membuang wajah dan melihat ke atas untuk menghalau air mata yang akan keluar. "Kakak itu anak pertama. Kalau nanti Papa nggak ada, Kakak yang bakal gantiin tanggung jawab Papa. Kakak harus tahu risiko apa yang akan keluarga kita hadapi setelah dokter diagnosa Papa punya penyakit jantung."
"Papa pasti bisa sembuh." Aku mengucapkannya lebih untuk menyugestikan diri. Walaupun Papa membicarakan kondisi terburuk, aku ingin percaya bahwa penyakit itu tidak akan merenggut Papa dari hidupku. Hidup kami semua. Keluarganya.
"Walaupun jarang kelihatan marah atau sedih, Mama itu hatinya lembut, Kak. Mama selalu bergantung ke Papa dan kalau Papa pergi, Mama pasti akan bergantung ke Kakak. Buat bantu urus keperluan rumah, mengambil keputusan-keputusan penting terkait keluarga, dan menuntun Abang dan Dedek sampai mereka akhirnya membangun keluarga masing-masing."
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Overdue [COMPLETED]
Literatura FemininaSelama ini sebuah janji di masa lalu telah mengikat Anye hingga sulit baginya melangkah menuju jalan yang dia inginkan. Di tengah kebimbangan dan kegamangan yang mengisi hatinya, Alex hadir menawarkan sesuatu yang telah hilang di hidupnya. Setelah...