Maaf ya update-nya kemalaman. Kaget banget chapter ini ternyata 6000 words. Bacanya pelan-pelan, ya? Semoga puas karena ini banyak banget sampai kaget aku haha.
Jangan lupa vote dan komentarnya ଘ(੭ˊᵕˋ)੭* ੈ✩‧₊˚
*
Di salah satu sesi konseling yang kujalani dengan Mbak Emery, aku mengakui kapan pertama kali serangan panik menyapaku. Di rumah sakit. Bermula dari informasi itu, Mbak Emery bertanya apa memori yang kumiliki tentang rumah sakit dan dari sana, aku mulai menceritakan tentang pengalaman buruk dimulai dari ketika aku dan Mama mengetahui Papa terkena penyakit jantung, lalu bergulir ke waktu-waktu yang Papa habiskan untuk dirawat di rumah sakit, hari ketika Papa pergi meninggalkan kami untuk selamanya, berlanjut ke hari di mana Mama jatuh dari kamar mandi sampai kecelakaan beberapa bulan yang lalu.
Di dalam ingatan dan alam bawah sadarku, rumah sakit telah menjadi saksi berbagai macam ketakutan dan kesedihan yang kurasakan—yang dirasakan oleh keluargaku juga. Tidak ada memori yang baik mengenai tempat itu dan kalau dipikir ulang, rumah sakit memang tempat terkelam yang pernah ada di dunia. Serangan panik yang aku alami beberapa bulan yang lalu itu dipicu oleh rasa cemas karena takut kehilangan Mama, juga akumulasi stres karena berhadapan oleh situasi yang selalu kutakutkan ditambah oleh pekerjaan.
Mbak Emery mengatakan serangan panik cenderung akan berulang terjadi di tempat yang sama—yang dapat meningkatkan kecemasan—tapi dia juga menambahkan bahwa aku tidak pernah selamanya bisa menghindar dari rumah sakit. Ada kemungkinan di masa depan aku akan datang ke tempat itu—entah untuk hal buruk lainnya atau hal baik. Aku tidak mengerti hal baik apa yang Mbak Emery maksud sampai dia menjelaskan kalau pada akhirnya aku harus datang ke tempat itu untuk melahirkan anak-anakku kelak—yang nantinya akan membawa memori lain yang layak untuk aku ingat. Memori yang dapat membuatku lupa hal buruk apa yang pernah terjadi di sana.
Di beberapa sesi konseling terakhir, Mbak Emery memastikan aku tidak lagi menghadapi serangan panik lainnya. Dan untungnya, kejadian di rumah sakit itu adalah pertama kali dan terakhir kalinya aku mengalami serangan panik itu. Dua minggu yang lalu, Mama pergi ke rumah sakit untuk kontrol bahu dan lututnya setelah kecelakaan. Jojo yang menemani. Saat itu, dia tidak repot-repot mengajakku. Aku baru tahu Mama pergi kontrol dengannya setelah mereka pulang dan dari Mama juga, aku tahu Jojo sengaja tidak mengajakku karena takut aku merasa kesulitan menginjakkan kaki di tempat itu.
Aku menceritakan hal itu di sesi konselingku selanjutnya dengan Mbak Emery. Tentang kemungkinan apakah aku akan selalu mengalami serangan panik setiap berada di rumah sakit karena aku tidak ingin terus berada di titik itu tanpa ada perubahan.
Aku ingat, kala itu, Mbak Emery tersenyum tulus padaku. Matanya yang selalu memancarkan pengertian yang teramat besar tanpa pernah menghakimi tertuju padaku sebelum dia berkata, "Semua kembali lagi ke Anye. Kita sudah pernah belajar meditasi, breathing, dan grounding. Selama kamu bisa mengaplikasikan apa yang kita pelajari itu di kehidupan sehari-hari kamu, terutama di saat kamu merasa cemas, saya yakin kamu pasti bisa melalui hal-hal yang menurutmu sulit itu."
"Berarti aku harus coba pergi ke rumah sakit?" tanyaku, gugup, dengan tubuh yang mulai mendingin. Aku menelan ludah susah payah, kembali terbayang-bayang apa saja yang pernah terjadi di tempat itu.
"Di jadwal kontrol Mama kamu selanjutnya, kalau kamu merasa nyaman—tolong ditekankan, ya, kamu harus nyaman dan aman dulu—baru kamu boleh pergi. Kalau ternyata kamu mulai merasa jantung kamu berdetak terlalu kencang, panas dingin, atau reaksi fisik lainnya, lebih baik jangan dulu," jawab Mbak Emery, berhasil membuatku termenung. Mungkin menyadari nyaliku yang agak menciut, Mbak Emery akhirnya menambahkan, "Anye pasti bisa. Kamu punya kemauan yang kuat. Kondisi kamu sudah jauh lebih membaik dibandingkan awal sesi pertama kita. Kamu juga punya support system terbaik yang jarang orang lain punya. Saya yakin hanya tinggal menunggu waktu sampai kamu pulih sepenuhnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/306263734-288-k454765.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Overdue [COMPLETED]
ChickLitSelama ini sebuah janji di masa lalu telah mengikat Anye hingga sulit baginya melangkah menuju jalan yang dia inginkan. Di tengah kebimbangan dan kegamangan yang mengisi hatinya, Alex hadir menawarkan sesuatu yang telah hilang di hidupnya. Setelah...