Author POV
Gita sudah berada di kelasnya bersama teman seangkatannya dan juga seniornya yang tinggal kelas. Kelas pertamanya adalah mengenai sejarah Academy.
Ia duduk bersama Indira, kawan seangkatannya yang sejak kelas dimulai, gadis itu sibuk dengan buku dan pensilnya.
Gita sendiri hanya mendengar tanpa paham penjelasan guru pria yang cukup berbelit. Bukan fokus pada apa yang disampaikan, ia malah fokus pada kumis melintang dan air liur yang menempel di sana.
Hingga pelajaran berakhir-pun ia tidak bisa menangkap apapun dari penjelasan itu.
"Kau sama sekali tidak mengerti, ya?" Gita menatap Indira yang berbicara kepadanya tanpa menoleh.
"Penjelasannya terlalu rumit, tidak bisakah dia menjelaskan intinya saja?" gerutu Gita. Hah dia terlalu sering menggerutu sejak kedatangannya kemari.
"Aku sudah merangkumnya, kau mau mendengarnya?" Gita mengangguk antusias.
"Dahulu, ada empat pendekar perang yang sangat hebat. Setelah perang berakhir, mereka memutuskan membuat Academy ini agar anak-anak yang memiliki sihir dan berpotensi dapat dikembangkan.
Water dan Earth lah yang membentuk dataran ini selama beberapa bulan sebelum akhirnya Air membuat kubah udara dan memasukkan udara ke dalam sini agar kita bisa bernafas di dalamnya. Fire yang membuat matahari dan bulan buatan itu. Dengan kerja sama, mereka bisa membuat kedua-nya bergerak sesuai dengan dunia luar walaupun mungkin kita memiliki perbedaan waktu dengan dunia luar.
Selanjutnya, dengan sihir kekuatan tinggi mereka, dataran ini ditenggelamkan ke pertengahan laut dalam. Tujuannya, agar manusia tanpa sihir tidak mengetahui ini dan juga untuk menghindari musuh." jelas Indira.
Gita tercenung, nama elemen di sini, yang ia pikir adalah serapan bahasa Inggris, ternyata adalah nama pendahulu penyihir elemen? Wahhh dia tidak menyangka. Eh tunggu, perang?
"Perang apa yang dimaksud?" tanya Gita.
"Ratusan tahun lalu, Penyihir, manusia dan para Dewa-Dewi di adu domba oleh para Iblis hingga perang besar tidak bisa dihindari. Manusia sekuat apapun tidak akan bisa mengalahkan pencipta mereka bukan? Para Penyihir Elementer ini dahulu dikenal bukan karena kemampuan perang mereka, namun kaarena dengan kemampuan pelindung, mereka bisa menyelamatkan hampir seluruh Penyihir dan juga manusia sampai kesalah pahaman antar ras itu berakhir."
"Begitulah, jadi kalau tujuan orang-orang ke sini adalah untuk menjadi yang terkuat dan ingin menyombongkan kekuatan mereka, itu salah. Tujuan mereka membuat Academy ini adalah untuk memperkuat agar bisa melindungi satu sama lain. Terlebih anggota kerajaan.
Kita yang terkuat, akan dipilih menjadi penjaga kerajaan dimana tahta-nya akan turun ke setiap keturunan. Namun sayangnya, satu-satunya putri mendiang raja dan ratu menghilang sembilan belas tahun yang lalu."
Gita mengangguk mengerti dengan penjelasan Indira. Jadi, ia benar-benar bukan di dunia manusia biasa. Lihat bahkan di sini dia bisa melihat para Dewa bahkan Iblis sekalipun.
"Omong kosong, untuk apa kau punya kekuatan kalau bukan untuk bertarung?" sela seorang pria yang duduk di bangku paling belakang.
Gita bisa melihat, Indira menatap pria itu dengan pandangan tidak suka.
"Kau tahu, orang sombong sepertimu biasanya bodoh? Lihat, kau bahkan tinggal kelas sekarang." jawab Indira sinis.
Ok dari sini saja Gita bisa mengerti jika keduanya memiliki masalah pribadi sebelum ini.
"Kau!"
Sebagaimana mestinya Fire Elementer yang memiliki emosi meledak-ledak, pria itu melemparkan bola api ke arah mereka, namun dengan cepat Indira menangkisnya dan mengembalikan bola api itu ke arah pria tadi hingga terpental.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Descendent Of The Royal
FantasyDia tidak mengerti mengapa dia ada di sana dengan segala kerumitannya. Harusnya ia masih di rumahnya, menjalani kehidupannya yang menyedihkan. Bukan di tempat antah berantah yang bahkan tidak ia ketahui di mana. Ia masih berada di tubuh yang sama, n...