Author POV
Shani berdiri tegak di atas tembok perbatasan, menatap ratusan Elementer yang menatapnya penuh keraguan.
Tatapan itu tidak menbuat Shani gentar, ia tetap pada tempatnya, memancarkan aura kepemimpinan yang kuat. Aura sang alpha yang walaupun mereka ragukan namun tidak bisa mereka abaikan.
Hari ini, perang ini Shani adalah pemimpinnya. Seorang gadis muda memimpin perang melawan Iblis, itulah yang membuat mereka ragu.
Shania, wanita itu berbaur dalam kerumunan dengan baju zirah untuk menutupi identitasnya.
"Semuanya, hari ini kita akan melawan para Demon yang diam-diam mengambil alih kepemimpinan. Hari ini, kita akan kembalikan posisi ke pemegang tahta yang seharusnya." ucap Shani, namun kerumunan itu tetap hening.
Shani tersenyum getir, ia sudah tahu hal ini akan terjadi, semua orang akan meragukannya.
"Satu tahun lalu, aku dikirim ke Kreta bersama teman-temanku. Kami berhasil kembali dengan selamat, bahkan kamu harus menghadapi Poseidon saat kami kembali, namun lagi-lagi kami selamat.
Ketika kami kembali, kami telah dihadapkan dengan hancurnya Academy, kami bahkan harus melawan para Demon di sana. Dengan kerja sama dan kerja keras kami, kami berhasil sampai di sini.
Untuk sampai di sini, kami telah menemui banyak penderitaan dan kesulitan di setiap distrik. Kesenjangan setiap orang, kelaparan dan kesedihan semakin menyebar di setiap distrik.
Aku tahu kalian ragu, namun aku berdiri di sini dengan yakin untuk mengembalikan kesejahteraan yang telah mereka renggut selama dua puluh tahun.
Kalian yang percaya ikutlah denganku, kalian yang tidak setuju bisa kembali ke rumah kalian." ujar Shani.
Kerumunan itu hening sejenak. Shania menggigit bibir bawahnya karena rasa takut yang menyerangnya.
"Aku ikut! Aku sudah melihat kemampuan kalian di Academy. Aku percaya padamu." ucap seorang pria dengan jubah khas pengendali api.
Shani terkejut, namun ia juga tersenyum ketika menyadari Shammy lah pria itu.
Ketakutan Shania tidak terjawab, setelah Shammy mengeluarkan suaranya, semua orang menyuarakan untuk ikut dalam peperangan.
Naoki dan Veranda memberi arahan kepada beberapa orang yang ditunjuk sebagai pemimpin pasukan.
"Jinan akan memimpin penyerangan ke distrik empat. Sedangkan Ariel dan Eve akan memimpin untuk melindungi distrik yang lain.
Malam ini akan ada bulan purnama, aku akan membawa banyak Water Elementer menuju baris depan karena kekuatan mereka akan berada pada puncaknya.
Sebagian Air Elementer akan ikut melindungi distrik lain dan untuk yang lainnya akan kami bagi secara rata.
Malam ini akan menjadi malam pertaruhan kita, bukankah kita merindukan masa kejayaan kita dulu?"
Para Elementer bersorak menyetujui ucapan Naoki sebelum mengikuti arahan pemimpin pasukan.
Veranda menghampiri Shani yang terdiam menatap lurus ke depan. Menatap bangunan yang jauh di depan mereka, bangunan yang membuat dirinya terpisah dari teman-temannya.
"Kau memikirkan mereka?" tanya Veranda.
"Bohong kalau aku tidak khawatir walau aku yakin mereka baik-baik saja. Tapi bagaimana dengan Indira, Gracia dan Ms. Kinal. Bagaimana keadaan mereka?" ujar Shani dengan tetap menatap ker bangunan istana yang nampak kecil dari jarak ini.
"Kalau kau percaya pada mereka, letakkan keyakinan itu di hati dan pikiranmu. Ayo kita bawa pulang mereka."
"Ny. Veranda, kau tahukan jika Gita bukan putrimu? Bagaimana kau melihatnya sekarang?" tanya Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Descendent Of The Royal
FantasiDia tidak mengerti mengapa dia ada di sana dengan segala kerumitannya. Harusnya ia masih di rumahnya, menjalani kehidupannya yang menyedihkan. Bukan di tempat antah berantah yang bahkan tidak ia ketahui di mana. Ia masih berada di tubuh yang sama, n...