Author POV
Hari ini, tepat setelah fajar muncul, enam pria muda dan enam gadis muda sudah berdiri di depan gerbang Aequor Academy.
Beberapa orang dan guru mengantar mereka dengan ekspresi sedih.
Sebuah dataran sudah siap berada di luar Academy, mereka berpindah ke dataran itu diikuti Kinal, Melody dan Dhike di belakang mereka.
Dataran itu bergerak cepat meninggalkan Academy. Suasana di dalam dataran itu-pun terasa begitu menegangkan, tensi tempat luas ini terasa begitu tinggi.
"Jadi, kalian memang saling mengenal dekat satu sama lain sebelumnya, bukan?" tanya Oniel pada Shani dan Gracia.
"Begitulah, karena besar di Academy, kami hanya memiliki satu sama lain dulunya. Aku, kami menjauh karena rumor yang beredar tentang Shani. Terima kasih sudah menemani Shani selama ini." jawab Gracia sambil membungkukkan badannya pada Oniel.
"Kalau kalian besar di tempat ini, bagaimana dengan Chika?"
"Chika adalah salah satu putri bangsawan. Dia terbiasa mondar-mandir ke Academy bersama orang tuanya sejak kecil. Kami sering menghabiskan waktu bersama di perpustakaan." jawab Shani.
Oniel mengangguk mengerti. Tidak heran jika dipertemuan pertama mereka saat itu, Chika nampak begitu hapal dengan ruangan yang dipenuhi buku itu.
"Kau tidak cemburu melihat mereka?"
Oniel mengalihkan pandangannya pada Gita yang tengah duduk tenang di atas tanah memperhatikan Kathrina yang sibuk bercerita dengan Indah yang bersandar padanya. Oniel terkekeh.
"Awalnya, iya. Melihat kekasihmu begitu dekat dengan temanmu, pasti kau juga cemburu, bukan?" Shani dan Gracia mengangguk.
"Kekasihku dan adiknya menjalani hidup yang berat sebelum ini. Gita, aku berhutang banyak padanya karena bisa membawa kedua gadis itu ke sini. Alasan itu cukup untuk membuatku sadar bahwa, kalau dia tidak ada, kami tidak bisa sampai di sini.
Namun, bukan itu alasannya. Indah selalu mengatakan Gita adalah tempat yang tepat untuk berbagi cerita. Ia bisa menjadi adik dan kakak untuk kekasihku, itulah mengapa kekasihku begitu dekat dengannya." jelas Oniel.
"Kau tidak takut kekasihmu jatuh pada temanmu pada akhirnya?" tanya Shani.
"Rasa takut itu jelas ada, namun jika dia memang ditakdirkan untukku, bukankah dengan cara apapun dia akan kembali padaku? Yahh lagipula aku dan Gita memiliki tujuan kami sendiri di sini, sebuah perasaan tidak akan membuat kami menghancurkan tujuan itu."
Dataran itu sampai ke permukaan laut yang terletak sangat jauh dari bibir pantai. Di sana sebuah kapal kayu berukuran besar sudah menunggu.
"Kalian, terima kasih, kami akan selalu mengingat kalian!" ucap Melody.
"Kalian akan mengingat kami, karena kami akan menghancurkan perjanjian bodoh kalian." ucap Indah tegas lalu menaiki kapal itu.
Gracia, Oniel, Shani dan Kathrina melongo. Indah yang biasanya bersikap lebih tenang daripada yang lain sebagaimana aliran air tiba-tiba berbicara semacam itu.
Berbeda dengan yang lain, Gita tersenyum miring. Yahh tidak sia-sia mengajari Indah hal ini.
Ke dua belas pemuda itu menaiki kapal dengan perasaan campur aduk. Tatapan mereka saat kapal mulai melaju-pun berbeda-beda.
Gita duduk di dek kapal bersama Kathrina di sampingnya. Gita menatap lurus ke depan tanpa ekspresi, namun jangan abaikan tangannya yang kini menggenggam tangan Kathrina erat.
"Apa kita akan berakhir nanti?" tanya Kathrina.
"Tidak akan. Lebih baik aku mati diburu daripada menyerahkan diri dengan suka rela." jawab Gita tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Descendent Of The Royal
FantasyDia tidak mengerti mengapa dia ada di sana dengan segala kerumitannya. Harusnya ia masih di rumahnya, menjalani kehidupannya yang menyedihkan. Bukan di tempat antah berantah yang bahkan tidak ia ketahui di mana. Ia masih berada di tubuh yang sama, n...