D-4

775 104 9
                                    

Author POV

Pagi itu akhirnya dilewati dengan tangis bahagia dari empat gadis itu.

Oniel tidak ikut ke rumah Gita. Ia ajak Indah pulang untuk menemui orang tuanya.

Setelah berbelanja bahan makanan, Gita membawa tiga temannya kembali ke rumah miliknya dengan senang.

"Aku akan membuat makanan. Kalian bersihkan diri kalian." ucap Gita dan langsung melangkahkan kakinya menuju dapur.

Bukannya mengikuti Gracia dan Shani, Kathrina malah mendekati Gita, berdiri bersandar menatap gadis yang sibuk dengan alat masak di tangannya.

"Kau tidak mau menjelaskan apapun padaku?" tanya Kathrina.

"Apa yang harus kujelaskan? Kami kembali dengan baik bukankah itu cukup?" jawab Gita tanpa menoleh pada Kathrina sedikitpun.

"Tidak. Aku perlu tahu keadaanmu."

Gita menghela nafas kasar. "Cukup sulit bagiku untuk bertahan saat itu." Kathrina meremas tangannya sendiri mendengar itu. "Asklepios berusaha keras untuk membuatku tetap hidup. Sebenarnya aku sendiri ingin menyerah. Namun, mendengar permohonan Oniel dan keegoisannya saat itu membuatku ingin bertahan sekali lagi.

Butuh waktu beberapa waktu untukku hanya agar bisa kembali duduk dengan tegak. Mereka bekerja keras untuk memperbaiki tubuhku. Yaa, seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja sekarang." jelas Gita.

"Tidak kusangka Apollo membiarkanmu kembali." ujar Kathrina. "Kupikir kami tidak akan melihat kalian lagi."

"Seharusnya iya. Namun kami tidak pernah mengingkari janji kami.

Keheningan terjadi. Selanjutnya hanya ada suara pisau Gita yang terus memotong bahan-bahan yang akan dia masak.

Gita menghela nafas kembali. Ia letakkan pisau di tangannya dengan kasar lalu berbalik menatap Kathrina sembari merentangkan tangannya.

"Aku tidak bisa menahannya. Kemarilah, biarkan aku memelukmu."

Tanpa basa-basi, Kathrina berhambur memeluk Gita dengan erat. Menghirup aroma tubuh gadis itu. Dekapannya begitu kencang seolah tidak membiarkan Gita pergi. Gita, entah kenapa kepekaannya meningkat. Tangannya terangkat mengusap kepala Kathrina dengan kasih.

"Aku merindukanmu. Sangat." bisik Gita.

Lama berpelukan, Gita lebih dulu mengurai pelukan itu. "Pergilah bersihkan dirimu. Aku akan mendekapmu semalaman sebelum kita berjalan lagi besok. Beristirahatlah dengan baik, kekasihku."

Hari selanjutnya, mereka berenam telah kembali berkumpul. Mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka.

Memasuki distrik empat, mereka seakan memasuki dunia yang berbeda. Berbanding terbalik dengan distrik sebelumnya.

Distrik empat memiliki bangunan-bangunan tinggi. Tidak lagi mereka temukan rumah reot ataupun pemukiman kumuh.

Rumah-rumah di distrik ini sudah terbangun dari tembok-tembok kokoh. Dicat sedemikian rupa hingga terlihat indah. Tempat ini seakan tidak memiliki kesenjangan kasta.

"Distrik empat adalah salah satu distrik yang kemampuan ekonominya tinggi. Tidak heran kalau tempat ini tidak nampak kumuh seperti di distrik kita." jelas Indah.

"Tempat ini indah." gumam Shani.

"Untuk kami yang besar di Academy, melihat pemukiman adalah hal yang langka." ujar Gracia.

"Kami bahkan hampir tidak pernah ke distrik lain sebelum ini." sahut Kathrina.

Mereka mengobrol sepanjang jalan membahas mengenai distrik empat yang mereka lalui.

The Descendent Of The RoyalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang