Author POV
Hari ini adalah hari keberangkatan Gita dan Kathrina ke Academy. Setelah dikurung di dalam kamar selama dua hari, akhirnya Gita bisa mencium udara bebas.
Itu menurut Naoki.
Gita keluar kamarnya melalui balkon dengan diam-diam hanya untuk berjalan-jalan keliling desa. Ia beruntung Naoki tidak memukulinya malam itu karena pengampunan dari Veranda. Luckily he's whipped to Veranda!
Sekarang, Gita dan Kathrina berada di depan rumah mereka berpamitan pada Naoki dan Veranda yang sedang berdrama menangis.
"Kalian jaga diri kalian baik-baik di sana dan belajarlah dengan baik." ucap Veranda sambil memeluk Gita dan Kathrina.
"Jaga dirimu. Aku menyukai perubahanmu sekarang, berhentilah bersikap formal seolah kami orang asing." ucap Naoki dengan nada datarnya memeluk Gita erat. "Temui dia di sana." bisiknya.
Gita hanya mengangguk lalu segera naik ke kereta kuda bersama Kathrina. Eh tunggu! Nemuin siapa di sana?
Gita menutup matanya, menutupi wajahnya dengan handuk kecil yang sengaja ia basahi di rumah karena cuaca yang panas.
"Mengapa semua orang berharap banyak pada academy itu?" tanya Gita.
"Karena siapapun yang lulus dari sana akan mendapatkan pekerjaan di kerajaan. Gaji di sana sangat besar. Tuan dan nyonya juga bertemu di academy dulunya." jawab Kathrina.
Gita menarik handuk basah dari wajahnya, meletakkan handuk itu ke lehernya lalu menatap Kathrina.
"Sepertinya kau lebih pantas menjadi anak mereka daripada aku." Kathrina tertawa sambil menggaruk belakang lehernya. "Lalu di mana letak academy itu?" tanya Gita lagi.
"Tempatnya jauh, dari sini kita akan dibawa ke pinggir pantai, di sana kita akan bertemu dengan penjaga Academy yang akan membawa kita ke sana." jelasnya dan Gita hanya menjawab dengan anggukan singkat.
Ternyata jauh yang dimaksud Kathrina adalah sangat jauh. Mereka berangkat pagi buta dan baru sampai saat hampir senja!
Gita bahkan bisa merasakan punggungnya begitu lelah karena tempat duduk yang terbatas.
Di sana Indah dan juga Oniel sudah sampai lebih dulu. Sama sepertinya, Oniel juga terlihat kesal karena perjalanan melelahkan ini.
Namun ketika melihatnya, Oniel tidak dapat menahan diri untuk tidak merangkulnya sambil tersenyum. "Aku tidak menyangka aku di sini bersama the Perfect Cheater." ujarnya.
Gita tertawa kecil. Ia akui itu adalah julukan untuk dirinya di dunia perjudian. Perfect Cheater, itu karena dia selalu memenangkan setiap putaran, semua orang yakin dia berbuat curang namun tidak ada yang tahu bagaimana Gita melakukannya.
Padahal, iya mereka benar. Gita akui dia curang, dirinya selalu melakukan kecurangan setiap berjudi. Itulah kenapa dia selalu menang, gerakan tangan yang cepat membuat tidak ada seorang-pun yang menyadari ketika Gita menukar kartu atau poin miliknya.
Gita dan Oniel mendekati Kathrina dan Indah yang masih berpelukan. "Jadi, di mana penjaga itu?" tanya Oniel.
Indah mengeluarkan sebuah kertas diikuti oleh Kathrina, mereka keluarkan sebuah korek api dan membakar kertas itu.
Dari asap yang keluar dari pembakaran kertas, muncul dua orang wanita dengan jubah berwarna hitam di tubuh mereka. Oniel dan Gita yang terkejut sontak mundur beberapa langkah melihat ini.
"Ck, apa kalian juga lupa ingatan soal sihir?" tanya Indah sedangkan Gita dan Oniel melongo mendengar itu.
Sihir? Apa itu masih masuk akal? Tidak sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Descendent Of The Royal
FantasyDia tidak mengerti mengapa dia ada di sana dengan segala kerumitannya. Harusnya ia masih di rumahnya, menjalani kehidupannya yang menyedihkan. Bukan di tempat antah berantah yang bahkan tidak ia ketahui di mana. Ia masih berada di tubuh yang sama, n...