Author POV
Mereka berenam telah berada di kapal yang berbeda dari yang mereka pakai tadi. Menyadari kapal dari Academy telah meninggalkan Kreta, mereka membajak salah satu kapal milik Minoans.
Oniel dan Indah melepas tali yang mengikat kapal pada dermaga. Kathrina meniupkan angin ke layar kapal yang diturunkan oleh Gita sedangkan Shani sedang mengobrak abrik isi kapal mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mengobati kaki Gracia.
Shani menemukan daun-daun obat yang langsung ia hancurkan dan ia tempelkan ke kaki Gracia lalu melilit kaki Gracia dengan kain.
"Dengan begini, kau akan baik-baik saja." ucap Shani membuat Gracia mengangguk.
"Mereka tidak mudah menyerah." ujar Kathrina ketika menyadari beberapa prajurit pulau itu mengejar mereka dengan kapal.
Di atas benteng-pun sudah berdiri puluhan prajurit dengan panah mereka yang siap diluncurkan.
"Fokus saja menggerakkan kapal-nya, biar kami bertiga yang mengatasinya." ujar Indah.
Indah terbang dengan menaiki Griffin miliknya, menatap kapal-kapal yang mengikuti mereka. Indah merentangkan tangannya, menutup matanya lalu menarik nafas dalam-dalam.
"Giant wave!"
Ombak raksasa muncul menerpa kapal musuh mereka. Tidak menghancurkan, Indah hanya mendorong kapal itu untuk kembali ke Pulau Kreta dengan sedikit guncangan.
"Fire Shield!"
Shani membentuk perisai berbentuk kubah untuk menghalau anak panah yang menuju ke mereka.
"Aku tidak menyangka kau masih punya cukup energi setelah menggunakan kekuatan sebesar tadi." puji Gracia dan hanya dibalas senyuman oleh Shani.
"Giliranku. Earthquake!"
Oniel membuat gempa yang mengguncang kuat pulau Kreta hingga prajurit yang berdiri di atas tembok harus menundukkan tubuh mereka, berjaga agar tidak terjatuh.
Gita mengeluarkan busur-nya, menarik tali busurnya sambil memejamkan sebelah matanya untuk membidik lawan. "Multiple Fire Arrow!" sebuah anak panah muncul di sela jarinya, lalu ia lepaskan ke udara.
Perlahan, satu anak panah itu terganda berkali-kali lipat di udara. Selanjut-nya, anak panah itu menancap di sekitar pulau Kreta dan mulai membakar tempat itu.
"Setelah ini, mereka tidak akan meminta tumbal lagi-kan?" tanya Gracia.
"Itu pasti jika mereka semua hancur." jawab Oniel.
"Apa maksudmu?" tanya Kathrina bingung.
"Aku menciptakan gempa di bawah gunung berapi itu. Pulau itu akan hancur oleh gunung berapi dan juga tsunami." jelas Oniel sambil tersenyum sinis.
Mereka menggeleng, tidak menyangka bahwa Oniel melakukan hal yang mengerikan. Genosida pada Minoans!
Mereka kini duduk masing-masing. Gita menemani Oniel yang sibuk memancing dengan tombak-nya ditambah tali berukuran panjang.
"Umpan apa yang kau gunakan?" tanya Gita.
"Tidak ada, ini hanya tali dengan kail."
Gita memukul kepala Oniel dengan kesal. Kalau hanya dengan kail, apa yang mereka harapkan? Mengapa Oniel berubah menjadi se-absurd ini?
"Ck baiklah-baiklah, mari kita gunakan tombak ini." ujar Oniel.
Oniel beranjak dari duduknya, memegang tombak miliknya dengan erat sambil menatap fokus ke dalam air.
Namun, belum sempat ia melempar, permukaan air mulai naik, memunculkan Hippocampus* dengan seorang pria bertubuh besar menungganginya.
Oniel dan Gita sontak mundur beberapa langkah, mereka menyadari bahwa yang mereka hadapi bukanlah manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Descendent Of The Royal
FantasyDia tidak mengerti mengapa dia ada di sana dengan segala kerumitannya. Harusnya ia masih di rumahnya, menjalani kehidupannya yang menyedihkan. Bukan di tempat antah berantah yang bahkan tidak ia ketahui di mana. Ia masih berada di tubuh yang sama, n...