Author POV
Shani menghamburkan diri ke pelukan ibunya tepat saat mereka bertemu. Ia peluk tubuh Shania dengan erat tanpa mengucapkan apapun.
Naoki dan Veranda, mengedarkan pandangan mereka. Mengharapa kedatangan orang lain di belakang Shani, namun nihil. Tidak ada seseorang yang mereka harapkan untuk datang.
"Shani, di mana yang lainnya? Di mana putriku?" tanya Veranda.
Shani melepas pelukkannya pada Shania, menatap Naoki dan Veranda dengan tatapan sedih.
"Mereka tertangkap." jawabnya lirih.
"Apa maksudmu? Bagaimana bisa mereka tertangkap? Bagaimana kau bisa kembali sedangkan mereka masih berada di sana?" tanya Naoki.
Naoki meraih kedua pundak Shani, menggoyangkannya dengan kasar serta menatap gadis itu tajam.
Shania meraih tubuh Shani dari Naoki. Menghalangi Naoki untuk menyentuh Shani kembali.
"Jangan menekan putriku. Biarkan dia menjelaskannya!" tegas Shania. "Jelaskanlah."
"Itu... Semua berjalan lancar sesuai rencana. Namun, saat aku dan Gracia menyusup, tiba-tiba telah ada beberapa Demon yang seolah menunggu kami.
Di saat kami dibawa kembali, mereka sudah tertangkap oleh para Demon. Kami tidak menyangka seluruh kerajaan telah diisi oleh para Demon. Mereka memberi celah agar aku dan Gracia bisa pergi, namun pelarian kami juga tidaklah lancar hingga hanya aku yang bisa kembali." jelas Shani.
"Wilayah istana sepenuhnya diisi oleh para Demon?" ujar Shania pelan.
Veranda tersentak mendengarnya. Alarm tanda bahaya terlintas di kepalanya.
"Kau...ini semua karena kau! Mengapa sejak awal aku membiarkannya pergi? Mengapa aku mengizinkannya pergi hanya untuk membantu kalian? Lihat, semuanya tidak beerguna!" teriak Veranda.
"Cukup, Veranda!" bentak Shania. "Itu tugas kalian! Kalian dikirim ke Academy untuk dipersiapkan melindungi keluargaku." lanjutnya.
Veranda semakin tersulut. Ia hampir saja melayangkan tangannya jika Naoki tidak menahannya.
"Kau egois, Shania! Anak-anak itu masih memiliki masa depan yang panjang. Putriku..putriku..." ucapan Veranda tersendat karena dirinya mulai terisak. Tubuhnya luruh dalam pelukan Naoki.
"Naoki, putriku..."
"Tenanglah, Ve. Kita akan menyusup ke istana. Kita pastikan keadaan mereka." hibur Naoki
"Mereka baik-baik saja." ucap Shani.
"Apa?" Shania, Veranda dan Naoki menatap Shani bingung.
"Mereka baik-baik saja. Aku bisa merasakannya, mereka masih hidup." Shani menatap mata ketiga orang yang menatapnya ragu. "Aku tahu kalian ragu, namun aku hidup bersama mereka lebih lama dari kalian. Mereka tidak akan mati semudah itu."
"Kalau ingin menolong mereka, satu-satunya cara menolong teman-temanku adalah melawan para Demon itu. Ibu, berhenti mengatakan itu, mereka teman-temanku. Kewajiban mereka hanya menjaga satu sama lain." ucap Shani tegas.
"Tn. Naoki, Ny. Veranda, maaf membuat putri kalian berada dalam bahaya."
Ketiga orang dewasa itu saling bertatapan. Walau Shani nampak yakin namun perasaan khawatir itu jelas tergambar dalam nada bicaranya.
Naoki melangkah mendekat, menarik Shani ke dalam pelukkannya dan menepuk pelan kepala Shani.
"Kita akan selamatkan mereka. Kita akan merebut kembali kepemimpinan kerajaan, kita akan mengusir para Demon pembelot itu dari sini." ucap Naoki pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Descendent Of The Royal
FantasyDia tidak mengerti mengapa dia ada di sana dengan segala kerumitannya. Harusnya ia masih di rumahnya, menjalani kehidupannya yang menyedihkan. Bukan di tempat antah berantah yang bahkan tidak ia ketahui di mana. Ia masih berada di tubuh yang sama, n...