Author POV
'Kecelakaan terjadi di pusat kota Brusseless. Kecelakaan tunggal yang dialami oleh putri salah satu konglomerat ini mengakibatkan tewasnya pengendara. diduga kecelakaan terjadi karena pengemudi sedang dalam pengaruh alkohol'
Keenam gadis itu berjalan beriringan menyusuri hutan yang gelap ditemani oleh kunang-kunang yang mengelilingi pohon-pohon di sana.
Langit gelap itu begitu sunyi dengan angin yang berhembus cukup kuat menerpa mereka. Daun-daun dari pohon yang saling menyatu, membuat mereka tidak bisa melihat bulan dan tidak tahu waktu yang ditunjukkan tempat ini.
Dalam hati, mereka bertanya-tanya sepanjang apa hutan ini, mereka sudah berjalan cukup lama dan belum ada tanda-tanda mereka sampai di Academy.
Raut wajah lelah tergambar jelas di wajah mereka, namun mereka terus melangkah tanpa mengeluh.
Oniel berhenti melangkah ketika menyadari pergerakan pohon tidaklah normal seperti sebelumnya. Angin masih kencang, namun daun-daun itu bergerak dengannlembut.
Oniel mengangkat tangannya memberi isyarat pada teman-temannya untuk menunggu di tempat mereka sekarang, sedangkan dia memilih melangkah mendekati salah satu pohon dan menyentuhnya dengan telapak tangan sambil menutup mata.
Tak lama, dua Dryad* muncul dari sana dengan membawa dua air yang diletakkan dalam daun yang dilipat.
"Kalian minumlah. Mereka tidak bermaksud buruk." Ke lima gadis lainnya saling berpandangan sebelum akhirnya mengangguk dan menerima air itu.
"Apa kalian tahu ke mana arah Academy?" tanya Oniel pada Dryad itu.
Dryad itu mengangguk. Ia berbicara dengan bahasa yang tidak mereka pahami, berbeda dengan Oniel yang mengangguk mengerti.
"Kita berada di arah yang benar, namun kita diminta untuk berhati-hati. Ada banyak orang yang masuk ke hutan ini sejak beberapa bulan lalu." ujar Oniel. "Terima kasih. Kami pamit." lanjutnya.
"Menurut kalian, apa yang membuat hutan ini disembunyikan dari Academy?" tanya Indah sembari melanjutkan langkah mereka.
"Mungkin tempat ini dibuat untuk berlindung? Bisa saja orang-orang yang yang dimaksud para Dryad itu adalah orang-orang di Academy." jawab Shani.
Gita kembali menghentikan langkahnya mendengar jawaban Shani. "Kalau begitu sama saja mereka dalam bahaya." ucap Gita, membuat teman-temannya menatap heran. "Orang yang menculik ibumu dan menyembunyikannya di hutan ini adalah salah satu guru di Academy."
"Bukankah itu artinya kita harus ke sana dengan lebih cepat?" gumam Indah.
"Tapi aku lelah." gumam Kathrina.
"Tidak hanya Kathrina, kita semua kelelahan. Kita sudah berjalan selama berjam-jam tanpa makanan. Kita butuh istirahat."
"Perython!" Oniel memanggil Aga yang langsung berdiri dengan gagah di hadapan mereka. Oniel menaiki Aga lalu mengulurkan tangannya pada Indah.
"Kita tidak bisa mengulur waktu lagi. Indah, kau tidak bisa menggunakan Jaz. Pepohonan di sini terlalu besar dan tinggi hingga menyentuh kubah, dia tidak akan bisa terbang di sini. Aaron-pun begitu. Tubuhnya yang terlalu besar akan kesulitan berlari menembus pohon-pohon itu. Kita pergi, tidak peduli apa yang kita hadapi di depan, kita akan melawannya." ucap Oniel.
Indah menerima uluran tangan Oniel lalu naik ke atas Aga, di belakang gadis pemiliknya. Gita dan Gracia-pun mengeluarkan partner mereka.
Gita membiarkan Kathrina duduk di depannya karena bagaimanapun bentuk Fate berbeda dengan Aga dan Aaron yang cocok untuk ditunggangi. Jika tidak terbiasa, ada kemungkinan gadis itu akan terjungkal ketika Fate mulai berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Descendent Of The Royal
FantasyDia tidak mengerti mengapa dia ada di sana dengan segala kerumitannya. Harusnya ia masih di rumahnya, menjalani kehidupannya yang menyedihkan. Bukan di tempat antah berantah yang bahkan tidak ia ketahui di mana. Ia masih berada di tubuh yang sama, n...