Author POV
Shani perlahan membuka matanya. Seluruh tubuhnya terasa begitu sakit hingga ia hampir merasa enggan untuk beranjak.
Ia berada di dalam sebuah ruangan asing dengan cahaya remang-remang. Tubuhnya diletakkan di atas sebuah kasur lantai dengan sebuah selimut tebal.
Dengan bersusah payah, Shani dapat membawa tubuhnya untuk duduk mengamati sekeliling. Tidak ada siapapun, hanya ada dirinya di ruangan ini.
Shani membuka selimutnya dan menyingkap bajunya. Ia sentuh kain yang membalut luka di tubuhnya.
Ia tersentak ketika mendengar suara benda terjatuh dengan keras.
Shani bangkit, berjalan mengendap mendekati asal suara. Ia keluar dari ruangan lain menuju ruangan dengan pencahayaan lebih terang.
"Seharusnya kau biarkan dia tertangkap, Yessica!" terdengar suara marah seorang pria.
"Dia temanku, ayah! Shani temanku sejak kami masih kecil!" Shani mengenal ini, ini adalah suara Chika.
"Kau bodoh! Abaikan pertemanan kalian! Selama ini, keluarga kita tidak pernah dipandang oleh kerajaan, kalau kita bekerja sama dengan mereka, kita bisa mendapatkan jabatan di sana!" bentak pria tadi.
Shani menegang mendengar ini. Jadi, dia ada di rumah penghianat itu?
"Kau bawa gadis itu kembali ke sana! Penuhi permintaan Demon itu!" perintah ayah Chika. "Kau mengerti, Yessica?!" lanjutnya.
"A...aku mengerti, ayah."
Shani melangkah mundur. Dengan cepat ia kembali ke ruangan tempatnya berada tadi ketika melihat siluet salah seorang di dalam sana mulai beranjak.
Shani menempatkan dirinya sama seperti ketika ia baru terbangun. Bersamaan dengan itu, suara langkah kaki memasuki ruangan itu juga.
Sentuhan lembut dapat Shani rasakan di pipinya.
"Ka, apa aku salah jika aku menentang ayahku? Aku tahu ayahku salah, tapi aku belum siap melepas marga ini dariku." Chika berucap dengan lirih.
"Apa yang terjadi di sana hingga kau kembali sendirian dan terluka separah ini? Apa yang terjadi pada yang lainnya?" lanjut Chika.
Shani menegang. Chika benar, bagaimana teman-temannya? Bagaimana keadaan mereka? Dia bisa memastikan dirinya baik-baik saja namun bagaimana dengan yang lain?
Ketika nama Gracia terlintas di kepalanya, ia reflek bangun menegakkan tubuhnya.
"Chika, bagaimana keadaan Gracia? Apa kau juga membawanya kemari?" tanya Shani panik.
"Hey, tenanglah dulu. Kau baru saja bangun, jangan buat dirimu terlalu banyak berpikir." ucap Chika menahan pergerakan Shani.
"Di mana Gracia? Dia baik-baik saja, bukan?" tanya Shani lebih pelan.
"Aku tidak menemukan siapapun selain kau, maaf." jawab Chika.
Tidak, pasti Gracia baik-baik saja bukan? Bayang-bayang tubuh Gracia tertimpa batu bermain di kepalanya, meragukan kalau gadis itu baik-baik saja.
"Hera! Hera!" Shani semakin panik ketika Hera bahkan tidak ada di sisinya. Partnernya itu tidak memberikan tanda-tanda keberadaannya.
"Gracia melindungiku. Mereka semua menjagaku, aku... aku..."
Chika merebahkan tubuh Shani ketika gadis itu memegang kepalanya karena banyak hal yang masuk ke kepalanya hampir bersamaan.
"Jangan terlalu banyak berpikir. Mereka bukan orang yang lemah. Mereka akan baik-baik saja. Beristirahatlah, sembuhkan lukamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Descendent Of The Royal
FantasiaDia tidak mengerti mengapa dia ada di sana dengan segala kerumitannya. Harusnya ia masih di rumahnya, menjalani kehidupannya yang menyedihkan. Bukan di tempat antah berantah yang bahkan tidak ia ketahui di mana. Ia masih berada di tubuh yang sama, n...