Tear Apart

766 115 31
                                    

Author POV

Setelah cukup beristirahat, mereka kembali melangkahkan kaki mereka menyusuri hutan. Fate kini hanya diam bersembunyi di balik tubuh Gita untuk memulihkan keadaannya.

Mereka dituntun oleh Bai Ze yang mulai bisa mencium aroma orang lain di sekitar hutan, menandakan mereka sudah makin dekat.

Mereka menyusuri hutan dalam diam, memperhatikan Bey yang terus mengibaskan ekornya kegirangan.

"Dia senang sekali. Apa kau jarang membiarkannya bebas seperti ini?" tanya Kathrina.

"Hmm dia ini sedikit nakal. Kalau aku tidak menahannya, dia akan membuat banyak kekacauan untukku." jawab Gracia.

Kathrina mengangguk mengerti. Bagaimanapun Bai Ze bukanlah hewan peliharaan, mengurungnya hanya akan membuatnya sedih.

"Tunggu!" ucap Oniel mendadak ketika mereka berada pada persimpangan. "Aku mengenal tempat ini. Jika mengambil jalan ke kiri kita akan menuju tempat itu. Tempat di mana ibumu dikurung." lanjutnya.

Shani nampak sumringah ketika di mendengar ucapan Oniel.

"Hei, Bey. Apa kau mencium bau orang-orang Academy di arah yang sama?" tanya Gita.

Bey menggeleng. Ia memberikan kode jika penduduk Academy berada di arah yang berlawanan.

"Kita ke tempat ibuku dahulu baru ke tempat mereka." ucap Shani.

"Tidak, kita temui mereka dahulu lalu baru menyelamatkan ibumu." sahut Gita.

"Kau gila? Ibuku sudah bertahun-tahun ada di bawah sana. Aku akan menyelamatkan ibuku lebih dahulu. Tidak peduli jika tidak ada yang mengikutiku."

"Kita tidak tahu apa yang sudah menunggu kita di sana. Ibumu tidak akan bisa dibawa pergi selama rantai itu masih mengikatnya. Kita bisa mencari bantuan nanti." ujar Gita.

"Apa yang tidak bisa kita hadapi? Kita bahkan sudah menantang para Dewa dan bisa kembali ke sini dengan baik-baik saja. Ke depannya kita bisa menghadapi apapun!" kata Shani tidak terima.

"Tapi kami kelelahan! Kami tidak sepertimu yang memiliki berkat kekuatan besar karena keturunan kerajaan. Kami hanya orang biasa yang berusaha membantumu! Kau mungkin baik-baik saja, tapi kau juga harus memikirkan kami!" bentak Gita.

"Memikirkan kalian, atau hanya kau? Aku tahu tujuanmu hanya untuk mencari orang tuamu-kan? Kau meminta kami untuk memenuhi egomu untuk bertemu orang tuamu yang masih memiliki kemungkinan untuk baik-baik saja dibanding ibuku!" Gita mengalihkan tatapannya ketika Shani mengucapkan kalimat menohok yang sebenarnya adalah salah satu tujuan meminta untuk lebih dulu ke Academy.

Menyadari keterdiaman Gita yang berarti benar, Shani berdecak. "Terserahlah! Aku akan tetap menemui ibuku, bahkan jika kalian tidak mau." ucap Shani dan berlalu meninggalkan mereka.

Kini keempat gadis lainnya menatap Gita dengan bingung. Tentu saja mereka dilema mengenai pilihan yang harus mereka ambil.

Gita menghela nafas, "dia bahkan tidak tahu letaknya. Kalian ikutilah dia, kembalilah dengan selamat." ucap Gita pelan lalu melangkahkan kakinya menuju tujuannya sendiri tanpa mempedulikan tatapan sendu dari orang-orang di belakangnya.

Semakin jauh Gita dari teman-temannya, langkahnya semakin terseok. Tatapannya semakin sayu, kepalanya seakan berputar hingga tubuhnya jatuh di jalan setapak itu.

Fate keluar dari tubuh Gita, membawa gadis itu ke punggungnya dengan perlahan.

"Fate, kau terluka." bisik Gita pelan.

"Diamlah. Ini bukan masalah besar. Tidak seperti manusia, tubuh kami lebih kuat dari kalian. Beberapa jaringan tubuhmu rusak karena persatuan kita semalam, bagus juga kau bisa mempertahankan kesadaranmu di hadapan mereka." ujar Fate. Dengan hati-hati ia melangkah agar Gita tetap baik-baik saja di atas punggungnya.

The Descendent Of The RoyalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang