Following

704 104 7
                                    

Author POV

Setelah makan malam yang dijanjikan oleh Gita dan Gita menepatinya walaupun mereka makan sepiring berdua nasi goreng yang terbatas itu, Kathrina kembali ke kamarnya, meminta Gita istirahat.

Gita merebahkan dirinya, dia mengantuk, dia lelah, tapi suara minta tolong di kepalanya itu terus menganggunya.

Di tengah malam dia merutuk, sialan dia tidak tahan lagi! Gita membuka pintu balkonnya. Dengan perlahan ia melompat perlahan dari balkon ke balkon menuju kamar Oniel.

Gita sedikit tersenyum ketika melewati kamar Indah dan Kathrina, kedua gadis itu tertidur lelap. Berbeda dengan Oniel yang kini masih membuka matanya dengan kaki di atas ranjang dan kepala di bawah.

Gita mengetuk pintu balkon Oniel, Oniel meliriknya lalu dengan segera membuka pintu. Dengan melihat gadis itu sedekat ini, Gita bisa melihat jelas kantung mata milik Oniel.

"Ada apa?" tanya Oniel.

"Astaga berapa lama kau tidak tidur?" tanya Gita balik.

"Kurasa sama sepertimu." jawab Oniel sambil menggaruk belakang kepalanya. "Sampai kapan kita harus mendengar ini?"

"Entahlah, ka Shani bilang, dia bahkan sudah mendengarnya lebih dari setahun." jawab Gita.

"Mau mencari tahu?" Gita menatap Oniel. Oniel tersenyum penuh arti dan Gita mengangguk mengiyakan.

"Aku akan membawa makanan dan minuman." ucap Gita. Ia kembali ke kamarnya dengan cara yang sama ketika ia pergi. Memasukkan beberapa roti dan sebotol minuman ke tas pinggang yang ia jadikan sling bag.

"Bisakah kau tidak mementingkan makanan?" Oniel yang ternyata mengikutinya memberi pertanyaan yang membuat Gita tersenyum tanpa dosa.

"Kita akan ketahuan kalau keluar dari pintu." ucap Gita.

Oniel tersenyum, menyeret Gita ke pinggir balkon. "Kita bekerja sama." Oniel menaiki pagar pembatas dan menggelantungkan dirinya di sana.

Gita mengangguk mengerti. Ia ikut turun, bergelantungan dengan bertumpu pada kaki Oniel. Ia mengayunkan tubuhnya untuk melompat ke balkon di bawah kamar Gita. Selanjutnya, Oniel melepas pegangannya dan dengan cepat Gita menariknya ke balkon lantai tiga. Mereka terus melakukan itu sampai mereka berada di balkon lantai satu.

Gita dan Oniel menyusuri wilayah dataran dengan mengendap, mengikuti arah suara itu. Suara itu membimbing mereka ke kedai-kedai penjual yang sudah tutup di jam ini

"Tolong aku, siapapun yang bisa mendengar ini, tolong!" suara itu makin terdengar jelas di telinga mereka, namun bahkan hewan malam tidak terganggu dengan suara itu.

Oniel menepuk telinganya kesal karena risih. Gita menghentikan itu, ia khawatir ada seseorang yang mendengar suara tepukan itu.

Bagaimanapun Gita sudah mendapatkan hukuman untuk hari selanjutnya dan dia tidak mau menambah hukumannya.

Mereka kembali mengendap ke bagian belakang kedai itu, melewati semak-semak yang cukup tinggi. Mereka heran, kenapa di tempat ini tidak terawat? Kenapa berbeda dengan bagian lain Academy?

"Siapa di sana?!"

Sebuah suara dari dalam kedai membuat Gita dan Oniel membeku di tempat mereka. Dengan cepat keduanya berjongkok ke dalam semak-semak, mengabaikan rasa perih rasa perih pada luka mereka.

Jendela kedai terbuka, menampakkan seorang pria yang menengok ke luar. "Hmm mungkin salah satu hewan-hewan itu." ucapnya lalu kembali menutup jendela.

Gita dan Oniel menghela nafas lega, keduanya beranjak dan segera melangkah keluar dari semak-semak itu.

The Descendent Of The RoyalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang