Penyemangat Hidup

164 21 4
                                    

Setelah beberapa hari kepergian anak kembar Canfan.Cantika seperti tidak punya semangat hidup.Sekarang dia sedang berada di kamarnya,duduk diatas ranjang,tatapannya kosong.Afan masuk ke kamar dan menghampiri istrinya itu."Sayang sekarang kamu makan ya."suruh Afan yang membawa makanan di tangannya.

Cantika masih saja diam bahkan seperti tidak mendengar ucapan Afan,tatapannya lurus ke depan.dia malah berdiri dan membuka lemari pakaian nya.Cantika mengeluarkan pakaian-pakaian yang sudah dia persiapkan untuk bayi kembarnya sebelum mereka dilahirkan.Cantika meraba satu persatu pakaian itu,serta kumpulan bedong dan popok."Seandainya kalian gak pergi ninggalin mama pasti baju ini cocok untuk kalian."Ujar Cantika yang langsung menangis sesegukan.

Afan merasa tidak tega menghampiri istrinya itu."Sayang udah ya,kita simpan aja pakaian anak-anak kita, mereka udah gak ada."

Cantika menatap tajam kearah Afan."kok kamu ngomong nya gitu? mereka masih ada fan,dan sekarang mereka berdiri diantara kita berdua."

"Can sadar sayang,kamu cuman ngehalu dan ngerasa anak kita ada disini."

"Aku gak ngehalu anak kita ada di sini."

Afan berusaha menenangkan istrinya itu,dia mengelus lembut pipi Cantika dan menghapus air mata yang turun."Sayang dengarin aku ya,anak kita udah gak ada sayang dan kamu harus bisa menerima kenyataan ini."

Cantika kembali menangis sesegukan dan memeluk Afan dengan erat."Hiks maafin aku fan,aku masih syok dengan semua ini, terkadang aku emang sering ngehalu kalau anak kita masih bersama kita."

Cantika menjeda ucapannya."Cuman mereka penyemangat hidup ku,tidak ada mereka aku merasa kehilangan segalanya."

"Ya aku tau itu sayang."

Karena melihat Cantika dalam keadaan yang semakin sedih,Afan memutuskan untuk mengajak Istrinya itu jalan-jalan keliling taman.mungkin dengan mengajaknya jalan-jalan Cantika bisa tenang dan melupakan semua masalah yang ada.

Sesampainya di taman Afan mengajak Cantika naik ayunan."Kamu pikir aku anak kecil gak usah main ayunan."Tolak Cantika

Afan akhirnya pasrah dia juga bingung cara untuk menghibur Cantika,tidak biasanya otak Afan buntu seperti ini, sampai tidak bisa menghibur Cantika dengan baik, Mungkin efek dia yang banyak pikiran karena masalah di kantor nya yang tak kunjung selesai.

Keuangan di kantor nya semakin lama semakin menipis,Afan sudah berusaha mencari tau apa penyebab nya tapi tidak ada bukti tentang adanya korupsi.untuk ke depannya dia akan berusaha lebih hati-hati lagi.

Dari kejauhan Cantika melihat sepasang suami istri bersama anak kembar mereka yang juga berkeliling di sekitar taman.pasangan suami istri itu mendorong kereta bayi mereka.

Cantika langsung berlari kearah mereka dan menggendong salah satu bayi."Anak mama kamu apa kabar?kamu sehat kan?mama kangen banget sama kamu?"

Pasangan suami istri itu dibuat kaget dengan apa yang dilakukan Cantika."mbak itu anak saya,mbak mau ngapain?mau nyulik anak saya?"ujar ibu dari anak itu dan langsung merebut nya dari tangan Cantika.

Afan yang dari tadi mengikuti Cantika dari belakang, langsung menghampiri pasangan suami istri itu."Maafin istri saya ya Bu,dia baru kehilangan anak yang juga kembar, mungkin dia menganggap kalau anak ibu dan bapak adalah anaknya."Ucap Afan

"Fan kamu ngomong apa sih?itu si kembar anak kita."

"Sayang,mereka bukan anak kita,anak kita udah meninggal,sadar can jangan kayak gini."

"Yaudah lain kali istrinya dijagain ya."

Afan menganggukkan kepalanya dan pasangan suami istri meninggalkan keduanya.Afan memegangi bahu Cantika."Can jangan diulangi lagi ya,aku gak mau kamu nanti dibenci sama orang-orang karena ngiranya kamu orang jahat penculik bayi."

STORY CANFANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang