Dunia ini sempit, tapi lebih sempit lagi pikiran manusia.
.
.
Ketika Gulf Kannawut kembali ke UGD untuk melihat sosok yang ditolongnya, yang ia dapati adalah ranjang kosong yang sedang dirapikan oleh perawat. Saat ia bertanya kemana perginya sosok itu, sang perawat mengatakan kalau dia ingin pulang dan sedang pergi ke administrasi untuk mengurus kepulangannya. Maka, dengan langkah pasti, Gulf pergi ke bagian administrasi untuk melakukannya karena sejujurnya, Gulf benar-benar merasa sangat bersimpati akan sosoknya yang sepertinya tengah mengalami masalah hidup yang berat, namun sekali lagi, pria itu tidak mendapati siapapun disana.
Tidak ada sosok yang dicarinya, ketika ia bertanya petugas administrasi malah balik bertanya, meminta tolong apakah memiliki kontak orang itu, sebab dia meninggalkan segenggam uang yang diletakan begitu saja dengan jumlah yang terlalu banyak padahal hanya menghabiskan satu kantong infus itupun tidak habis. Dan ketika Gulf melihatnya, jumlah uang itu memang terlalu banyak dari yang seharusnya.
"Dia langsung berlari begitu saja, tapi kami kehilangan jejak" si petugas mengigit bibirnya ragu "Sejujurnya kami curiga dia masuk ke ruang VIP, tapi khun Bible dan nona Bubble menuju arah yang sama, jika dia mausk mereka tidak mungkin membiarkannya ikut kan?" Katanya.
"Dia pergi kearah ruang rawat Boss?" Gulf juga ragu menanyakan, namun dibalas anggukan. "Dia pergi ke ruang rawat Boss saat Bubble dan Bible datang?" Lagi sebuah anggukan meski terlihat ragu.
Yeah tentu saja. Gulf juga ragu sekarang. Sebab, jika memang sosok itu masuk bersama Bible dan Bubble, disana juga ada mantan suaminya. Terhitung ada 3 orang kan, jika melihat ada sosok lain mengikuti pasti salah satu diantaranya akan sadar. Jika bukan Bible dan Bubble yang sedang panik mungkin Mew?
"Terimakasih kalau begitu, akan kutanyakan pada Bubble. Terimakasih informasinya" dengan itu Gulf yang masih dilingkupi pertanyaan melangkah pergi, sambil memeluk map coklat berlogo rumah sakit, ia mengeluarkan ponselnya untuk menelpon seseorang, ingin menanyakan sesuatu yang tiba-tiba terlihat dalam pikirannya.
.
.
James Tanapon menggeleng dramatis, dengan ekspresi seperti ibu mertua jahat, ia duduk di atas ranjang rumah sakit milik Boss Wichapas dan membiarkan anak itu duduk di sofa bersisian dengan Wanjai Suppasit yang telinganya merah sebelah, sangat merah sampai siapapun yang melihatnya pasti akan berpikir kalau anak itu mengalami kekerasan dalam rumah tangga, atau paling tidak orang tuanya pasti kejam sehingga Wanjai yang nakal sering dihukum orangtuanya. Haduh, sinetron sekali.
"Padahal kalian bukan yang bodoh-bodoh amat lho" pemuda cantik itu berkomentar, masih dengan tatapannya yang sama ia terus menghakimi 2 sahabatnya yang namanya menjadi sangat terkenal sejak semalam.
Alasannya, karena mereka berdua membuat masalah dengan dua orang paling diidolakan seantero Wichapas klub serta sekolah swasta Wichapas tempat dimana ketiganya menimba ilmu.
Beritanya memang masih simpang siur. Ada yang bilang kalau Boss menantang Joss karena Joss membuat phi Bubba menangis, Boss hampir ribut dengan phi Luke, Joss yang kesal melempar bola pada Boss sampai wajahnya hancur. Wanjai membela Boss, Wanjai melabrak Joss dan Luke di rumah sakit, dan masih banyak lagi.
Yang mana, sebenarnya tidak benar-benar simpang siur karena, toh memang semuanya terjadi. Boss memang menantang Joss karena membuat phi Bubba menangis, Wanjai melabrak Joss dan Luke dirumah sakit, Joss melempar bola pada Boss meski tidak sengaja dan tidak sampai hancur, tapi memang benar kan semua itu, akan tetapi James yang punya orang dalam dan dia juga sahabat keduanya tentu saja tinggal datang dan langsung menanyakan sebab dan kronologi sampai masalah ini membludak, bahkan pappy-nya sampai ikut-ikutan bertanya padahal biasanya pappy-nya itu tidak peduli dengan urusan 3 remaja tanggung yang memang agak berlebihan dan hobi mengejutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again - 44444 | BibleBuild
FanfictionJika hidup adalah sebuah buku, bersamamu adalah bab favoritku.