Bubble punya ritual sendiri yang dia lakukan setiap tahun untuk memperingati kematian mantan tunangannya. Bubble masih suka menangis dan bermimpi buruk setiap malam tentang hari kecelakaan mantan tunangannya. Bubble masih mencintai tunangannya bahkan meski ajal telah memisahkan.
Bubble, masih menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian mantan tunangannya bahkan orang tuanya.
Helaan nafas berat Build hembuskan sering angin bertiup menerbangkan rambutnya yang agak panjang. Membuat bagian yang botak nampak sekaligus benjolan kecil yang tidak kecil lagi terlihat.
Dengan pelan ia mengusap bagian tersebut menggunakan jemarinya. Terlihat keras, tapi lembek, terlihat kasar tapi lembut, atau licin lebih tepatnya. Sakit, tapi tidak sakit.
"Apa aku harusnya bersyukur ya?" Build masih melakukan kebiasaannya, berbicara sendiri, berbicara dengan pohon dan sekarang berbicara dengan kucing. Kucing liar berwarna putih dan belang yang dia beri nama Mino untuk si putih dan Omen si belang, kucing liar yang selalu menghampirinya setiap kali ia duduk di tepi sungai.
"Aku kan tidak punya siapa-siapa, jadi tidak akan ada yang menangisi ku untuk waktu yang lama"
Meow meow. Mino dan Omen mengeong sambil berebut duduk di pangkuan Build.
"Ah ya, benar juga"
Dia memiliki para paman. Mereka sangat menyayanginya. Ketika ia mengatakan berhenti ke dokter dan minum obat saja, para paman langsung marah dan mendiamkan. Perlu usaha baginya untuk meyakinkan bahwa semua itu adalah keputusan terbaik.
Haha, lucu sekali ya? Menolak pengobatan supaya cepat mati katanya adalah keputusan terbaik.
Yeah, mau bagaimana lagi. Sebab jika dia mati semua orang akan bahagia. Tidak perlu bertengkar, tidak perlu merasa memiliki beban, serta tidak perlu terganggu akan fakta bahwa dia masih hidup dan bernafas.
"Tapi pasti mereka sedihnya tidak lama lah. Paman Lun sudah menikah dan kalau punya anak, dia akan memikirkan anaknya sepanjang waktu, tidak ada waktu memikirkan aku yang hanya keponakan.
Paman Poom apalagi, sebentar lagi akan punya cucu, sekarang saja paman Poom sangat sibuk mempersiapkan kamar untuk anaknya Meen, apalagi kalau sudah lahir, dia akan punya kesayangan baru.
Paman Krating? Dia akan semakin sukses dengan toko rotinya yang sekarang bisa pesan antar. Nanti kalau dia jadi bos besar dan mapan, dia pasti akan bertemu wanita baik yang mau bersamanya. Setelah sibuk dengan pekerjaan dan punya pacar nanti, paman Krating juga pasti tidak akan terlalu memikirkannya.
Nah lihat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Selain para paman, dia tidak punya siapa-siapa lagi kan? Jadi dunia tidak akan banyak berubah walau keberadaannya tidak ada lagi di dunia.
Yeeeyyyy, happy ending.
Meow meow. Lagi, keduanya mengeong bersama. Oh ya, Build melupakan dua kucing liar ini.
"Aku akan menitipkan kalian pada paman Krating saja bagaimana? Mumpung dia belum punya pacar sekarang. Jadi masih punya waktu mengurus kalian? Hmm?"
Meow~~~
"Tidak mau? Kenapa? Dia baik kok. Tokonya punya pekarangan luas di belakang. Nanti aku buatkan kalian rumah dan wadah makan disana, dia akan menjaga kalian"
Meow~~~
Huft, tetap tidak mau? Malah semakin mendusul pada perut Build untuk mencari kenyamanan. Duduk berdampingan menikmati sore ditemani usapan di kepala.
"Kalian tidak mau ku titipkan di tempat paman Krating karena tidak mau merepotkan ya?"
Meow meow ~~~
"Benar, aku juga begitu..." Build juga tidak ingin merepotkan, sudah sejak lama dia telah merepotkan mereka, walau mereka tidak terganggu dengan itu tapi masa iya dia akan terus merepotkan bahkan jika kematian telah menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again - 44444 | BibleBuild
FanfictionJika hidup adalah sebuah buku, bersamamu adalah bab favoritku.