Aroma khas perairan dengan deburan ombaknya adalah hal yang paling di ingat dalam perjalanan menuju tempat yang banyak dikunjungi orang-orang ketika pikirannya tengah kacau dan keadaan hati tidak karuan.
Dan dari sekian banyak tempat yang seharusnya dipupuk dengan kenangan indah itu, kenapa harus Phuket yang menjadi saksi bisu janji kosong yang akan menyebabkan luka abadi.
Saat mata runcing Bible Wichapas tanpa sengaja bertatap dengan mata sayu Bubble Luveier, hal tersebut sontak memudarkan senyumnya secara perlahan yang membuat urat di belakang kepalanya mengencang.
Bible Wichapas ada di Phuket?
"Benar nona, khun Wichapas sampai sore ini atas reservasi dari nona Luna" jelas penjaga resepsionis Wisma Wichapas - resort milik keluarga Wichapas yang menjadi tempat menginap Bible selama berada Phuket, sekaligus tempat diadakannya seminar kesehatan.
Untuk apa pria itu ada disana? Apakah tujuannya sama dengan apa yang menjadi tujuan Bubble? Tapi jika itu diurus oleh Luna, artinya berkaitan dengan pekerjaan, jadi Bubble segera mengambil ponselnya dan menghubungi Luna untuk bertanya.
[Phuket? Ah, kau juga di Phuket?] Diujung sana balik bertanya yang membuat Bubble hanya menjawab pendek sekenanya. [Tidak ada, aku hanya menyarankan untuknya menghirup udara segar, mungkin kau tidak tahu, tapi dia sakit beberapa hari ini]
Sakit? Sakit apa yang dialami pria itu yang bahkan terlihat memiliki senyuman di ujung bibirnya sesaat sebelum bertatap dengan Bubble Luveier.
Namun segera pudar, dengan tatapan kembali tajam dan langkah tegas, pria itu berjalan kearah si gadis yang masih menempelkan ponselnya pada telinga.
"Aku tidak menyangka akan bertemu dengan mu disini?" Katanya dengan nada datar, menghindari orang-orang menjadikan keduanya pusat perhatian, Bible bersikap seperti biasanya, tidak terlalu menunjukkan emosi.
"Kau menemui khun Jake?" Tapi balasan gadis itu tidak bisa tidak membuatnya terkejut. Bubble tahu kalau Build di tempat yang sama dengan mereka? Bagaimana bisa?
"Bagaimana kau tahu dia ada disini?" Dan benar saja, perubahan suara dan ekspresi membuat beberapa orang melihat kearah mereka, terutama petugas resepsionis dan beberapa penjaga yang mengenal siapa dua orang yang sedang terlibat percakapan namun dengan gejolak emosi yang berbeda, terlebih dengan melibatkan nama seseorang yang baru kali ini terjadi.
Bagaimana bisa? Bagaimana Bubble harus menjelaskan? Haruskah ia mengatakan sejak awal kalau dia menyuruh seseorang untuk mencari semua informasi tentang Build? Atau bahkan sudah sejak lama dia menyuruh seseorang untuk mencari Build?
"Aku tidak benar-benar berpikir kalau kau sakit seperti yang dikatakan Luna, tapi dari reaksinya kau juga tahu kalau dia ada disini...
"Kau mengawasi ku?" Potong Bible dengan mata memicing, senyum tipis yang sempat tersungging di bibirnya pudar sudah.
"Aku tidak ingin berdebat dengan mu" balas gadis itu sambil mendengus dengan pola pikir Bible yang mudah berprasangka buruk. "Jadi, jika kau berpikir begitu, hmmm kau benar" lalu bersiap untuk berbalik, menarik kopernya dan hendak menuju kamar untuk beristirahat sebentar, bermaksud mengabaikan Bible Wichapas yang malah mengepalkan tangan dan menarik tangan Bubble agak keras untuk kembali berhadapan, Bible belum selesai bicara masalahnya.
"Bagaimana kau tahu kalau Jakapan ada di sini? Kau merencanakannya? Apa yang kau rencanakan?"
Apa? Apa yang sebenarnya ada dalam pikiran pria ini?! Rencana apa!
"Lepaskan!" Pertahanan Bubble runtuh juga, dengan kasar ia menghentak cengkeraman Bible ditangannya cukup kasar dengan suara meninggi, mengejutkan beberapa orang yang berlalu lalang hingga membuat keduanya menjadi pusat perhatian sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again - 44444 | BibleBuild
FanfictionJika hidup adalah sebuah buku, bersamamu adalah bab favoritku.