Dalam sekeping daun dimana namamu tertulis sebagai penghuni bumi yang bernyawa. Sejatinya semua yang bernyawa akan mengalami mati. Konon, ketika waktumu telah tiba di penghujung hari dan daun milikmu jatuh, artinya saatnya pulang.
Jadi malam itu, setelah mengantar anaknya pulang dan memastikan bahwa dia tidur dengan nyenyak. Build berdiri di depan pohon rindang dengan daun yang begitu rimbun. Ditemani ngeongan Mino dan Omen, dia masih tidak berhenti mengisak sambil memukul-mukul pohon tersebut agar daunnya berjatuhan. Siapa tahu, namanya tertulis disana karena dia, juga ingin pulang.
Tapi, bahkan meski ia menggunakan seluruh tenaganya untuk membuat daun gugur, hanya beberapa saja yang jatuh, yang memang akan jatuh jika bersapa dengan angin. Ketika di pungut, kosong tidak ada kerusakan apapun, apalagi tertulis sesuatu disana.
Kenapa? Bahkan sekeping daun saja, tidak berpihak kepadanya.
"Karena itu bukan pohon kehidupan"
Sebuah suara yang datang dari balik kegelapan mengejutkan dirinya, sosok wanita mungil dengan balutan baju serba hitam muncul sambil tersenyum kecil.
"Mau sampai daunnya rogol sekalipun, kau tidak akan menemukan namamu disana"
Huh, pasti Build menangis dan merancau terlalu keras hingga perkataannya di dengar seseorang. Sosok yang muncul dari balik kegelapan, menyunggingkan senyum manis dengan pipi bulat bersemu merah.
"Hay kita bertemu lagi" ia menyapa, menyampairkan selembar kain lembut di bahu Build, dia lalu mengusap wajah basah si pria yang masih mengisak seperti bayi. Mino dan Omen merapat kepada sosoknya, yang langsung membuat gadis itu tertawa kecil.
"Nona Baby?"
Bukankah dia Baby Phassakorn Chalermchai? Tunangan pangeran negara ini.
"Oh, kau masih mengenali ku, khun Build Jakapan Puttha"
Bagaimana dia tahu namanya? Seingatnya ia tidak pernah mengenalkan dirinya. Ataupun Trigon saat itu menyebut namanya sebagai Jake, bukan Build. Build? Dia bahkan tahu nama lengkapnya.
"Nama paling indah yang pernah kutemui, bolehkah aku memakai namamu untuk anakku?"
"Jangan" tolaknya masih dengan sedu di tenggorokan "Nanti anakmu sial"
Baby tertawa, mengangkat Mino si putih yang cantik, dia memberikan makanan kucing stik yang membuat Omen melompat menubruk gadis itu. "Dia akan menjadi pewaris tahta negara ini, jika Build Jakapan Puttha ku menjadi pangeran negara ini, menteri yang congkak akan tersiksa sepanjang hidupnya"
"Apa yang kau bicarakan?"
"Aku sedang menulis buku tentang seorang menteri perlindungan yang bukannya melindungi malah menyiksa. Menteri kesejahteraan yang bukannya mensejahterakan malah menyengsarakan. Aku ingin tokoh itu dibenci seluruh pembacaku sampai mengutuknya dengan kutukan paling kejam, karena tidak tahan dengan kutukan banyak orang, dia mencoba bunuh diri, tapi tidak pernah mati, terjun ke sungai Amazon tempat banyak piranha tapi binatang berbahaya itupun enggan memakannya, jadi dia hanya terapung di sepanjang sungai sambil meratapi keinginannya untuk mati yang tidak mati-mati"
Huk. Build tercekuk, jatuh terduduk yang membuat Baby segera menoleh.
"Oh, kau terkejut? Apa terdengar begitu menakutkan?" Gadis itu hendak mendekat kearah Build, tapi di cegah Omen yang akhirnya berhasil merebut makanan stik yang sedang dimakan Mino menjadi miliknya.
"Itupun masih kurang tahu. Sebab, ketika binatang saja lebih rela mengorbankan dirinya demi melindungi anaknya, tapi ada manusia yang menyiksa anaknya sedemikian rupa sampai dia lebih memilih kematian daripada hidup lebih lama"
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again - 44444 | BibleBuild
FanfictionJika hidup adalah sebuah buku, bersamamu adalah bab favoritku.