Masih tentang hujan, masih tentang kamu, masih tentang pertemuan terakhir kita.
"Itu hipotermia*! Suhunya terus turun, hampir 25 derajat! ITU ARITMIA*!
"Siapkan defibrillator*!"
"Tapi tubuhnya terlalu kaku, dia sudah kehilangan kesadaran sejak awal"
"Naikan suhu ruangan, siapkan kompresan hangat dan selimut tebal, siapkan mesin cuci darah.....
Suara-suara penuh kepanikan bersautan dalam ruang medis yang diisi beberapa orang. Tenaga medis yang baru kedatangan pasien dikejutkan dengan keadaan pasien yang terbaring tidak biasa dengan tubuh kaku.
Katanya selama perjalanan menuju rumah sakit, tim sudah memberikan pertolongan pertama, namun tidak banyak mengalami perubahan karena memang keadaan pasien diluar batas kemampuan tenaga medis yang di kirim.
Laporan panggilannya adalah, kirimkan ambulans dengan sedikit orang untuk membawa seseorang yang sedang sakit di sebuah rumah. Seorang dokter sempat mengajukan diri bahwa dia akan turut serta, pekerjaan yang sedang lenggang dan panggilan darurat terjadi, setidaknya dia bisa ikut membantu.
Tapi petugas mengatakan katanya tidak perlu karena orang itu hanya menginginkan ambulans dan setidaknya dua orang untuk membantu, tidak ada yang perlu dibesar-besarkan untuk sakit kecil. Jadi ambulans di kirim dengan dua orang petugas yang ikut di dalamnya.
Namun siapa sangka kalau sakit kecil yang disebut barusan adalah kecil yang demikian. Bagaimana bisa orang dalam keadaan seperti ini disebut sakit kecil. Dengan kulit pucat pasi yang membuat bercak darah yang membekas di beberapa bagian itu nampak jelas, luka dan lebam di area wajah, serta terdapat darah mengering di bagian kepala, tempat dimana dia memiliki botak serta benjolan yang terlihat mencurigakan, tetapi dari semua hal mencurigakan itu, tentu yang menarik kerutan di kening dokter adalah bagaimana kondisi tubuh si pasien yang demikian.
Dirinya sudah memiliki diagnosis terkait hal apa yang mungkin baru saja menimpa pria ini, tapi untuk sekarang penanganan terhadap pasien adalah prioritas utama dokter.
"Hubungi departemen penyakit dalam, 15 menit dari sekarang." Lagi dokter berteriak saat berhasil melemaskan tubuh pasien, sedang memasang beberapa alat untuk pemeriksaan lebih lanjut, si dokter dikejutkan oleh seorang perawat yang memekik ketika baju pasien telah di buka di bagian depan.
Membuatnya ikut terpaku dengan apa yang terpampang di depan mata.
"Ini.... Hubungi polisi.....
Ponsel dalam genggaman yang sejak tadi bertengger ditelinga jatuh begitu saja saat percakapan para dokter diujung sana tidak pernah terjeda, sengaja memantau melalui panggilan, tangan Bible langsung bergetar hebat kala mendengar seseorang meminta untuk memanggil polisi juga.
"Po...polisi?"
Itulah alasan kenapa ketika Bubble datang dan langsung menyerangnya, Bible terus menyembunyikan tangannya yang bergetar hebat. Berpura-pura tenang agar tidak dicurigai, padahal tengah menyembunyikan gangguan kecemasan yang menyerang tiba-tiba.
Bubble akan langsung tahu kalau Bible baru saja melakukan kesalahan atau membuat masalah, dan dia akan mencari tahu masalah apa yang telah Bible perbuat, makanya sebisa mungkin pria itu tidak mau Bubble tahu kalau Bible tengah mengalami serangan panik.
Karena ini bukan saja serangan panik seperti yang biasa Bubble lihat, tapi serangan panik yang benar-benar panik antara takut mereka benar memanggil polisi, takut ketahuan Bubble, serta takut terjadi sesuatu pada Build.
Sumpah demi apapun, Bible takut setengah mati.
Tapi, ketika ia telah siap untuk membelah jalanan untuk menghentikan apapun tindakan mereka yang akan melibatkan kepolisian, ponsel dalam sakunya berdering nyaring, direktur rumah sakit menghubungi untuk mengabari kalau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again - 44444 | BibleBuild
FanfictionJika hidup adalah sebuah buku, bersamamu adalah bab favoritku.