WIRATAMA HS, Pukul 6:35
Pagi ini, Erine dijemput kedua temanya untuk pergi ke sekolah.
Keduanya sudah datang kerumahnya pagi pagi sekali.
Maka dari itu Fritzy dan Trisha datang untuk memperbaiki penampilannya. Mulai dari rambutnya kedua temanya itu memutuskan untuk mengurai saja rambut Erine seusai dikeringkan, juga mereka mengganti kacamata kotak Erine softlens khusus, agar tidak terlihat seperti kutu buku.
Ia hanya mengiyakan saja, toh mau menolak pun tidak enak rasanya, jadilah ia hanya pasrah selama proses drama make over abal abal ini selesai.
"Apa ini ga terlalu berlebihan?" tanyanya seusai menyadari bahwa rok sekolahnya terlihat lebih pendek dari biasanya.
"Engga lah, udah semua kan? Yuk berangkat." ujar Trisha memberi arahan kepada kedua temanya.
---
Kantin Sekolah, Pukul 9:00.
Erine dan kedua temanya kini baru saja tiba di kantin, mereka bertiga celingukan mencari tempat duduk yang masih kosong.
"nah, hari ini Erine yang pesen makanan" ucap Trisha dengan penuh semangat setelah mereka bertiga mendapatkan tempat duduk kosong.
"boleh, non mau makan apa?" ucap Erine dengan senyum yang dibuat buat.
"aku mau nasgor satu ya bi minumnya es teh aja deh" ucap Trisha.
"kalo non Fritzy?"
"aku samain aja ya bi Erin"
Erine berlagak layaknya seorang art yang sedang menawari majikanya makanan, itu terlihat konyol namun berhasil membuat kedua temanya terkikik geli. ada ada saja manusia itu.
"iya yaudah gue pesen dulu ya" ucap Erine lalu melenggang pergi.
Beberapa waktu setelahnya, kini ia tengah berjalan dengan sangat hati hati sebab di tanganya kini menyangga sebuah nampan berisikan tiga piring nasi goreng dua es teh dan satu cup kopi.
beberapa langkah lagi Erine akan sampai di meja yang disinggahi kedua temanya.
ting.
Suara dentingan gelas mendominasi.
"Anjir, kopi lima ribu gue!" Seru Erine.
gadis aneh itu lagi?, Erine secara tidak
sengaja menumpahkan sekitar satu per empat kopinya dari cup dan mengenai area dada Oline, beruntung kopi itu dingin jika tidak apa tidak melepuh aset Oline."Maaf maaf, gue ga sengaja" Erine reflek membanting nampan yang berisikan makanan ke atas meja dengan cukup keras membuat kedua temanya terlonjak.
"Lo??? Akh, bangsat! Kenapa hidup gue selalu sial tiap ketemu lo? Kemarin kepala gue lo lempar kaleng, sekarang apalagi, anjing?!" Oline menunjuk wajah Erine dengan telunjuknya.
"Gue- gak sengaja. Maafin gue. "
"Ikut gue sekarang!"
Oline menarik paksa lengan Erine.
*****
Kamar mandi, Pukul 9:21.
Oline masih sibuk dengan seragamnya, kemeja putihnya yang tadinya berwarna putih bersih kini berwarna semi coklat di bagian depanya, sungguh. Ia sangat ingin memaki gadis di hadapannya kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSIBLE (ORINE)
Teen Fiction"Bahkan saat masa depan lo hampir hancur ditangan dia, lo masih bisa ngomong kaya gini? Cewe kaya lo emang gampang buat dimanipulasi, gue jadi nyesel suka sama orang yang salah." -Oline "A-apa?" -Erine ⚠️❗FIKSI ❗⚠️