Wiratama Hs, Pukul 7:30.
pagi ini seluruh siswa siswi mendapat pengumuman bahwa donatur sekolah akan datang hari ini pada jam istirahat pertama, jadi semua murid dihimbau untuk menjaga sikap selama sang donatur berada disini guna menjaga kenyamananya.
"jadi, anda putri sulung Anantaraya?" ujar Wiratama.
"benar sekali tuan, salam kenal saya Callista Anantaraya putri tunggal dari Reva Radeva Anantaraya dan mendiang Adzana Kaertha Esha" ujarnya menjabat tangan Wiratama.
Callie akui dirinya sangat gugup, ini kali pertamanya bertemu dengan sang pemilik yayasan sekaligus kakek dari pacarnya yakni Oline, ia bahkan tidak yakin jika Wiratama akan mendukung hubunganya dengan Oline yang telah berlangsung selama tiga tahun kebelakang.
"Reva pernah memberitahuku tentang kedekatan dirimu dengan cucuku Callista, apakah hal itu benar adanya?"
Callie berfikir sejenak "benar tuan" jawabnya pada akhirnya.
Wiratama terkekeh pelan seuasai menjabat tangan Callie "benarkah? namun tuan Alteir juga telah memberitahuku bahwa dirinya tengah sibuk mengurus pernikahan putranya, Gabriella denganmu"
matanya sedikit melebar mendengar kata demi kata yang diucapkan oleh Wiratama padanya, lidahnya terasa kelu untuk kembali berbicara.
"tinggalkan cucuku Callista, pilih satu dari keduanya atau tidak sama sekali"
"aku mohon rahasiakan hal ini dari cucumu tuan, biarlah aku menghilang tanpa sepengetahuanya dan tolong carikan penggantiku untuknya"
"banyak yang lebih baik darimu, tapi jika untuk menggantikanmu mungkin tidak ada"
---
Jakarta Indonesia, Pukul 7:30.Bandara Soekarno Hatta.
hari minggu, Oline, Erine, Reva, juga Zean paman dari Callie mereka turut hadir mengantar dirinya Reva beserta Zean untuk terbang ke Singapura, ia berkata pada Oline bahwa ia pergi dalam sementara waktu dalam urusan bisnis di cabang perusahaan milik ayahnya.
Callie melepas pelukanya dengan Oline "jaga diri kamu baik baik ya? jaga kesehatan jangan telat makan banyakin air putih kurangin minum kopi"
"bawel" Oline kembali memeluk Callie dengan Erat.
"Erin, jagain Oline ya aku pergi dulu" Callie beralih memeluk Erine.
Erine mengangguk dalam pelukan Callie "kakak hati hati ya semangat, aku bakal kangen banget sama kak Callie"
"aku masih mau peluk kamu" Oline terus merengek pada Callie, ia sangat tidak rela ditinggalkan begitu saja selama berbulan bulan lamanya, jika saja ia tau lebih awal mungkin ia masih bisa menghabiskan waktunya bersama Callie namun sayangnya Callie pergi secara mendadak.
sekali lagi Callie sangat ingin menarik lengan Oline lalu berlari sekencang kencangnya pergi dari pernikahan konyol ini, samar samar dalam benaknya ia kembali teringat kata kata Wiratama beberapa hari lalu
'pilih salah satu dari keduanya atau tidak sama sekali' Callie rasa tidak mungkin untuk membawa Oline bersamanya namun ia juga tidak bisa meninggalkan keduanya dan memilih orang asing untuk menjadi kekasihnya."Callista" ujar Zean memberi kode lewat postur gerakan kepalanya untuk segera beranjak pergi.
Callie berbalik menatap kedua gadis dihadapanya lalu tersenyum sekilas "jaga diri kalian, aku pergi" ia melambaikan tanganya kemudian menghilang dibalik kerumunan.
entah kenapa baik baik Erine maupun Oline yang kini menurunkan lambaian tanganya keduanya merasakan akan ada hal yang buruk terjadi setelah ini, keduanya sama sama bungkam tanpa berniat untuk berbagi rasa cemas yang mereka rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSIBLE (ORINE)
Teen Fiction"Bahkan saat masa depan lo hampir hancur ditangan dia, lo masih bisa ngomong kaya gini? Cewe kaya lo emang gampang buat dimanipulasi, gue jadi nyesel suka sama orang yang salah." -Oline "A-apa?" -Erine ⚠️❗FIKSI ❗⚠️