***
Jakarta Indonesia, Pukul 7:12.
Rest area.Oline bangun dari tidurnya kala mendengar suara teriakan dari teman teman sekelasnya, ia celingukan tidak tau akan apa yang baru saja terjadi.
Sementara Erine dia juga sama bingungnya dengan Oline. Ia menoleh kearah luar jendela sepertinya bus yang ditumpanginya baru saja berhenti di rest area.Ia kembali berbalik menatap kondisi di dalam bus, semuanya terlihat sangat kacau banyak dari mereka yang berdiri dari tempat duduknya ada juga yang sudah berlarian keluar bus.
Oline menatap Erine penuh tanya, yang hanya dijawab gelengan kepala oleh Erine.
"Turun yuk. Gue haus, mau beli minum." Ajaknya meraih lengan Erine. "Lesgo." Jawabnya.
Setibanya didepan pintu bus, Oline diseret oleh Miss Feni juga Mr Deo menjauh dari kerumunan. Erine yang merasa kesal akhirnya ia mengikuti arah perginya Oline beserta dua orang dewasa itu.
"Sini kamu!" Tutur Miss Feni dengan bersungut sungut. Oline yang memang masih setengah sadar hanya menuruti ucapan Miss Feni untuk ikut dengannya.
"Oline." Ucap Mr Deo. "Hoam, apaa?" Jawabnya. "Apa kamu tidak bosan selalu membuat onar? Teman teman kamu menjadi tidak nyaman karena ulah kamu." Begitu katanya.
Ia lantas mengerutkan keningnya dalam "Hah?" hanya kata itu yang berhasil keluar dari mulutnya.
Miss Feni menghela nafasnya kasar. Beliau mengeluarkan sebuah mainan ular karet dari dalam saku kemejanya. "Miss? Sekarang jadi pakar ular???" Ucapnya tanpa dosa.
Mr Deo yang mendengarnya lantas meraup wajahnya sendiri. "Astaga! Kamu jangan pura pura tidak tau, tidak ada murid lain senakal kamu. Jadi sudah pasti pelakunya kamu."
Oline semakin bingung dibuatnya. "Hah? Apaan sih?, udah ah. Saya haus mau beli minum."
"Oline manuel, urusan kita belum selesai. Biar saya telepon tuan Wiratama, biar beliau yang turun tangan memberi hukuman untuk kamu." Ancamnya.
"Yaudah, telepon aja kalo gitu."
Miss Feni mendengarnya sontak terkejut. "Eh hehe, sebentar ya nak Oline." Ujarnya.
ia menarik kemeja Mr Deo dan dibawanya sedikit menjauh dari tempat Oline berdiri. "Mr gimana sih. Lupa ya, kalo Oline cucunya tuan Wiratama?!" Cercanya.
Sama halnya dengan Miss Feni, Mr Deo juga sama terkejutnya. "Aduh. Miss gimana sih. Baru ngasih tau sekarang, terus ini gimana." Ucapnya menunjukan log panggilan yang tertulis nama tuan Wiratama.
Miss Feni mencubit perut Mr Deo membuat sang empunya mengaduh.
Ia lalu menoleh kearah belakang dimana Oline tengah menatapnya membuat tatapan keduanya bertemu, Miss Feni kemudian tersenyum sekilas pada Oline lalu berbalik menatap sinis Mr Deo."Sekarang. Tutup panggilannya, habis itu Mr chat kalo tadi handphone nya di saku terus ga sengaja pencet telepon." Titahnya. Namun
Halo,
Keduanya kompak melebarkan matanya kala mendengar suara dari sambungan telepon ditangan Mr Deo.
---
"Oline, Sini." Ucap Erine sedikit berbisik. Oline lantas menoleh sekitar kemudian mendekat kearah Erine dengan berjalan mundur.
"Apaaa?" Tanyanya. "Ayo naik lagi ke bus, aku udah beliin minum buat kamu." Ia mengandeng lengan Oline kemudian berjalan menaiki bus.
---
Jawa barat Indonesia, Pukul 9:45.
Bogor."Anak anak. Pastikan barang bawaan tidak ada yang tertinggal di dalam bus, setelah ini berkumpul untuk pembagian kamar yang akan kalian tempati malam ini." Instruksi dari Mr Keenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSIBLE (ORINE)
Подростковая литература"Bahkan saat masa depan lo hampir hancur ditangan dia, lo masih bisa ngomong kaya gini? Cewe kaya lo emang gampang buat dimanipulasi, gue jadi nyesel suka sama orang yang salah." -Oline "A-apa?" -Erine ⚠️❗FIKSI ❗⚠️