~***~
Jawa barat Indonesia, Pukul 06:35.
Bogor.Kali ini mereka tengah bersiap naik ke bus, untuk perjalanan menuju tempat perkemahan. Namun ada sedikit masalah kecil, Erine Erine itu tiba tiba saja menolak duduk satu kursi dengannya dan malah menyuruhnya untuk duduk dengan Delynn. Jadilah sekarang keduanya masih enggan untuk masuk kedalam bus.
"Terus lo duduk dimana?"
"Kan aku bisa duduk disamping Lily atau, ga. Regie juga bisa."
"Tapi gue gamau, gue maunya sama lo. Kalo lo gamau duduk sama gue biar gue aja yang pindah, biar lo sama Delynn."
"Deal."
Erine bergegas masuk kedalam bus lalu mengusir Lily untuk duduk disamping Oline. Lily dan Oline menghela nafasnya bersamaan.
"Maaf ya." Ujarnya pada Delynn. Delynn hanya tersenyum sekilas. "Its okay, thanks udah mau bantu gue."
Bogor, Pukul 7:01.
Masih sama seperti kemarin, mereka kemudian berbaris menunggu pengumuman.
"BAIK, PEMBAGIAN REGU PER KELOMPOK SAMA DENGAN PEMBAGIAN KAMAR KEMARIN. SAYA RASA CUKUP, SETELAH INI KALIAN LANGSUNG SAJA BERKUMPUL DENGAN TEMAN SATU KEMOMPOK KALIAN. MENGERTI??!!" Kini giliran Miss Feni yang memberi instruksi, (pinjem toa nya Mr Keenan).
"MENGERTI MISS!!!"
"Maka dari itu. ACARA CAMPING WIRATAMA HIGHT SCHOOL, RESMI DIMULAI!!!" semua siswa lantas bertepuk tangan sebelum barisan di bubarkan.
Setelahnya siswa siswi mulai berpencar untuk mencari tempat yang menurut mereka strategis untuk membangun tenda bersama rekan satu kelompoknya masing masing. Termasuk Oline dkk, mereka kini membagi tugas dibawah pohon rindang diatas mereka.
"Oline sama Delynn cari kayu bakar. Gue, Lily, sama Regie bikin tenda." Ucapnya memberi arahan. Diangguki ketiga temannya.
Dengan berat hati mau tidak mau mengiyakan ucapan Erine.
"Ayo, Lin." Ajaknya tersenyum menatap penuh wajah lesu Oline.
"Lo disini aja, biar gue yang cari kayu bakar." Delynn mendengarnya lantas memudarkan senyumnya. "Biar gue bantu." Ucapnya.
"Gak usah, gue bisa sendiri." Ketusnya lalu bergegas pergi dari area perkemahan untuk mencari kayu bakar.
Di perjalanan ia masih sibuk dengan isi pikirannya sendiri, ia berjalan sembari mengumpulkan ranting ranting pohon yang berjatuhan dihadapannya. Secara tak sengaja pandanganya bertemu dengan Jean yang sedang berjalan kearahnya sembari mengangkat sebuah karung berisi bakal kayu bakar.
Tanpa berlama lama ia bergerak menghampiri adik sepupunya. "JEAN!" seru nya.
"Ga usah teriak teriak, lo kira kita ga lagi di hutan." Sinisnya. Memang sepupunya itu sepertinya memiliki sifat yang tak jauh berbeda darinya.
"Lo, ga buta kan?" Ujarnya menatap sekeliling.
"Jokes." Jawabnya. "Lo udah denger kabarnya si aldo?" Ia bersuara.
"Belum tuh."
"Kabarnya dia udah dibebasin minggu lalu tapi pindah sekolah, terus katanya mau pindah rumah juga. Itu aja sih." Paparnya.
Oline hanya mengangguk anggukan kepalanya pelan. "Udahan kali ya? Udah sekarung ini. Yuk balik." Ajaknya diikuti Jean.
"Thanks ya. Kabarin gue kalo ada info lagi." Ucapnya saat hampir tiba di area perkemahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSIBLE (ORINE)
Teen Fiction"Bahkan saat masa depan lo hampir hancur ditangan dia, lo masih bisa ngomong kaya gini? Cewe kaya lo emang gampang buat dimanipulasi, gue jadi nyesel suka sama orang yang salah." -Oline "A-apa?" -Erine ⚠️❗FIKSI ❗⚠️