Oma

1.2K 146 5
                                    

***

Jakarta Indonesia, Pukul 15:30.
Ruang kelas.

Kring.

"Baik anak anak. Pelajaran kita hari ini sampai sini dulu, silahkan kembali kerumah masing masing hati hati dijalan. Selamat sore semuanya, saya permisi." Ucap Miss Feni sebelum keluar dari ruang kelas.

Setelahnya semua murid cepat cepat mengemasi barang barangnya kemudian beranjak keluar kelas untuk kembali kerumah.

"Erine!"

"Kenapaa?" Erine bangkit dari kursinya kemudian menggendong ranselnya.

"Kali ini pulangnya sama gue ya?" Ujarnya berharap Erine menerima tawaranya. "Yaudah ayo"

"Kok kaya ga ikhlas gitu bilangnya..." Gumamnya lesu. "Ya kamu maunya gimana?"

"Gimana kek"

"Sayang ayo pulang" Ucapnya menarik pelan lengan Oline.

"Soyang sayang, udah ah. Yuk pulang"
Sebisa mungkin ia menahan senyumnya.

Keduanya berkendara dengan bertukar cerita, Bukan. Lebih tepatnya mendengarkan Erine bercerita karena Oline hanya mengangguk anggukan kepalanya mengiyakan ucapan Erine dan hanya menjawabnya sesekali.

"Ya aku kesel dong. Masa aku pesenya mie goreng yang dateng nasi goreng! Gajelas banget."

"Sama sama goreng ini. Gue aja pernah beli martabak manis yang dateng roti bakar tetep gue makan."

"Ya itukan kamu."

Kini mobil yang ditumpangi keduanya baru saja tiba di halaman rumah Erine.

"Thanks ya, mau mampir dulu apa langsung pulang???" Ujarnya sebelum turun dari mobil.

"Langsung pulang aja deh. Cape"

Erine menganggukkan kepalanya. "Yaudah kalo gitu." Ujarnya lalu membuka pintu mobil namun urung sebab Oline menarik lengannya agar kembali terduduk. Erine menatap tak mengerti."Kenapa." Tanyanya.

Oline tampak ragu kala ingin melanjutkan ucapanya, seakan kata kata yang telah dirangkainya hilang entah kemana. "Ee ga jadi."

"Ga jelas." Ketus Erine lalu turun dari mobil. "Aku ke dalem dulu ya? Makasih tumpangannya. hati hati dijalan, kalo udah sampe kabarin." Ucapnya sebelum benar benar masuk kedalam rumahnya.


***

Jakarta Indonesia, Pukul 17:05.
Kediaman Wiratama.

Oline duduk di meja rias mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ia melihat pantulan dirinya pada kaca dihadapannya, ia memejamkan matanya teringat ucapan kakeknya tempo hari lalu.

Flashback on.

Jakarta Indonesia, Pukul 18:34.
Kedai kopi.

"Sebenarnya aku telah menyadari ketertarikan mu terhadap sesama jenis" ujar Wiratama setelah menyesap kopi nya.

Oline mendengarnya lantas menoleh kearah kakeknya.

Wiratama mengusap surai hitam milik cucunya. "Aku harap cucuku tidak terlalu jauh masuk ke dalam dunia menjijikan seperti itu."

Flashback off.

Kata kata kakeknya terus saja berputar di pikiranya bersahut sahutan dengan ucapan Regie dan Lily yang menyarankannya untuk mencoba membuka hatinya untuk Erine.

IMPOSIBLE (ORINE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang