Hesitation.

1.3K 132 0
                                    

*****
   

Kediaman Wiratama, Pukul 09:00.

Setelah pembahasan yang cukup berat tadi, kini ia memutuskan untuk kembali ke dapur membantu Indah juga Bi Asih yang tengah sibuk membuat kue kering.

Hingga terdengar sebuah suara bel berbunyi sejenak menghentikan kegiatan mereka dan mengalihkan atensinya kearah pintu utama.


"Sebentar nyonya, bibi kedepan dulu." ucap bi Asih lalu melenggang pergi.


"Mommy apa kabar?" Seorang wanita dengan setelan formalnya, tampak sangat asing di matanya.


"Hei, long time no see Mommy kabar baik. Kamu kemana aja?"


Erine memperhatikan interaksi antara Indah dengan wanita itu, sambil bertanya-tanya dalam benaknya tentang sebenarnya siapakah sosok wanita itu bagi keluarga Oline.


"Ah, kemarin sibuk banget Mom aku disuruh bantu papi survey ke cabang Bali, semingguan gitu." Callie mengadu pada Indah tentang betapa lelahnya dia akhir akhir ini.


"Kasian anak Mommy." Indah membelai surai Callie dengan lembut.

"Siapa ini?" Ujar Callie yang kini mulai memperhatikannya.

"Kenalin, ini Erine temen kelasnya Oline"


"Aku Callie, kamu?"

Erine tentu tersenyum dan membalas uluran tangan Callie "Catherina."

Indah tersenyum tipis menatap kedua gadis dihadapanya.

"Nyonya pasti bingung mikirin yang mana yang mau di jadiin anak mantu." Bi Asih tampak berbisik kearah telinga Indah kemudian meletakan cangkir teh keatas meja setelah mengantarkan tamunya ke ruang keluarga.


"kalo saran bibi sih dua duanya aja nyonya, biar rumahnya rame." bisiknya lagi membuat Indah lantas tersenyum simpul.


"Bibi mending keatas aja deh, panggil Oline, kasian pacarnya dianggurin."


"Sip, bibi keatas dulu ya."


"Bi Asih mau kemana? sini duduk aja ngobrol ngobrol dulu." ucap Callie kala melihat bi Asih hendak beranjak dari ruang keluarga.


"Udah, nyonya kangen kangenan dulu aja sama Mommy Indah bibi mau manggil non Oline." ujar bi Asih.


"Hati hati ya bi."


"siap nya" jawab bi Asih memberi postur hormat kepada Callie.


Erine sedikit merasa janggal kala tak sengaja mendengar ucapan Indah tadi. Tapi ia memilih untuk abai, siapa tau yang tadi hanya salah dengar.























*****

Taman belakang.

Setelah sesi perkenalan tadi, kini Erine tengah berada di taman menyirami tanaman dengan selang ditanganya. Disini juga ada Mang Ara yang tengah memotong rumput dibantu dengan Bi Eli dan pak Gito yang tengah memberi pupuk pada tanaman yang ada.

Mereka sangat ramah dan menerimanya dengan baik, bagi Erine mereka sangat terbuka dan cukup asik, sesekali ia tertawa berkat candaan yang dilontarkan Mang Ara untuk pak Gito.

"Non Erine tau? pak Gito dulu cita citanya jadi tukang bubur." Celetuk Mang Ara kala telah selesai dengan rumput rumput yang sudah ia rapihkan.

"Masa sih Mang? tapi kenapa harus banget tukang bubur? Kaya ga ada profesi lain aja. Jadi tukang somay, misalnya?" Erine mulai mengalihkan seluruh atensinya kepada Mang Ara yang tampak akan mengeluarkan kata kata berikutnya.

IMPOSIBLE (ORINE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang