Aiden dan Kayden sedari kecil sudah di penuhi dengan kekayaan. Tetapi, orang tua mereka sibuk. Pulang kerja selalu malam, ketika mereka berdua sudah tertidur.
Walaupun begitu, mereka mengerti. Jika Audrey dan Sam tidak sibuk, maka mereka akan jatuh miskin. Lagipula, Audrey dan Sam tidak benar-benar cuek dan tidak memperdulikan mereka berdua. Setiap Audrey dan Sam libur, maka mereka akan mengajak Kayden dan Aiden jalan-jalan ke rumah Zea.
Orang tua mereka akan meluangkan waktu selama seminggu sekali untuk mereka berdua. Tidak ada yang di pilih kasih dan mereka mendapatkan banyak hal dengan adil.
Tapi, perlahan-lahan di umur mereka yang harusnya sangat di awasi dan di ajari banyak hal, mereka tidak mendapatkan itu. Aiden dan Kayden menjadi pribadi yang cukup keras kepala dan suka menindas orang-orang yang mengganggu mereka berdua.
Tapi, kenakalan mereka hanya sebatas itu. Di umur mereka yang sudah tujuh belas tahun pun tidak melakukan di luar batas. Mereka tidak minum alkohol maupun mengonsumsi narkoba.
Walaupun sesekali mereka merokok. Itupun tidak sering. Hanya seminggu dua kali atau tiga kali.
Aiden memiliki sifat yang jauh lebih emosian di banding Kayden. Ia gampang marah dan galak pada siapapun yang mencoba mendekatinya jika bukan keluarganya.
Seperti waktu Zea bertemu dengan Aiden pertama kali. Ketika ia berusia enam tahun. Awalnya ia merasa Zea pengganggu. Makanya ia sering membuat Zea menangis waktu kecil.
Hingga di usianya ke sembilan, ia mulai luluh dengan kebaikan Zea dan mulai nyaman dengan Zea. Lalu, disaat ia SMP dan di beritahu semuanya soal hubungan sebenarnya ia dengan Zea membuat ia galau.
Karena, dulu ia berpikir bisa menikahi Zea karena Aiden hanya di suruh menganggap Zea sebagai adiknya oleh Audrey dan Sam. Tapi, Aiden tidak pernah menganggap Zea sebagai adiknya. Tidak pernah dan ia mulai memiliki rasa suka terhadap Zea karena berpikir seperti itu.
Sedangkan Kayden memiliki sifat yang acuh tak acuh. Dia tidak seperti Aiden yang menganggap Zea ke hal-hal yang romantis. Ia menganggap Zea sebagai adiknya dan memperlakukan Zea dengan baik. Apalagi setelah mendengar cerita Sam. Ia tidak membenci Zea dan memperlakukan Zea seperti biasanya.
Lagipula, dia sudah menyukai Novita, teman Zea sewaktu Zea masih duduk di bangku 9 SMP. Gadis yang menyita perhatian nya selama satu tahun terakhir ini.
Ia sudah mengejarnya. Tapi, sayangnya Novi tidak pernah meliriknya dan hanya menyukai laki-laki lain. Menyebalkan memang. Tapi, Kayden tidak akan menyerah, kecuali Novi pacaran dengan laki-laki lain. Maka, Kayden akan menyerah.
"Jadi...L—Bang Kay suka sama Novi?" Zea melotot kaget. Kayden yang sedang bermain game di kamar Zea itu mengangguk.
"Kok gue gak sadar, ya?" Zea memiringkan kepalanya dan membuka mulutnya kala Aiden menyodorkan kentang goreng ke mulutnya.
"Lo kurang peka, terus Kayden juga gak terang-terangan deketin Novi, takut Novi juga risih," jawab Aiden santai. Ia kembali menyuapi kentang goreng pada Zea.
Mereka bertiga duduk melingkar di karpet. Mengobrol seperti biasanya. Sudah sebulan lebih mereka tidak mengobrol santai seperti sekarang.
"Oh, terus gimana? Ada kemajuan?" Tanya Zea sambil mengunyah. Kayden mematikan ponselnya kala sudah selesai bermain game. Ia menghembuskan nafas dan mengambil kentang goreng yang ada di tengah-tengah mereka.
"Gak ada, Novi udah terlanjur suka sama cowok lain, jadi susah." Jawab Kayden dengan nada sedikit kesal.
"Kasihan..." Zea memasang raut wajah prihatin. Ia menepuk-nepuk bahu Kayden, "Gue tau kok rasanya." Aiden mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
With LIAM (SUDAH TERBIT)
Jugendliteratur(Blom di revisi) Namanya Zea Aqilla, ceria, percaya diri dan tidak kenal takut. Karena sifat nya itulah banyak yang menyukai dirinya. Tapi, hanya satu laki-laki yang berhasil mencuri hati Zea. Namanya Liam Abrisam, irit bicara dan kaku. Tanpa berka...