“Pokoknya saya tidak mau tau, Zea harus minta maaf pada Elfrida karena sudah menamparnya!” Kekeh Serena.
Ia langsung datang ke rumah Sam ketika mendengar putri tersayangnya di tampar oleh Zea. Bahkan dirinya tidak pernah menampar putrinya, tetapi justru Zea seenak jidat menampar putri kesayangannya.Si empu yang dari tadi di omeli hanya sibuk dengan ponsel nya dan tampak acuh tak acuh. Suami Serena yang melihatnya pun berdiri, “Saya tau dia lahir dari rahim pelacur tapi bukannya dia harus punya sopan santun?”
Audrey berdiri, sedangkan Sam tetap duduk, mereka berdua menatap tajam suami Serena. “Sebelum anda menghina putri dan sahabat baik saya, anda ngaca dulu! Siapa di sini yang tidak punya sopan santun?” Marah Audrey. Ia akan selalu berdiri paling depan jika ada yang menghina putri dan sahabatnya, Anna.
“Apa maksudmu? Di sini Zea yang salah! Dia bahkan hanya memainkan ponselnya! Apa kalian tidak mengajarinya sopan santun?!” Balas Serena ikut berdiri.
Atmosfer di sekitar mereka terasa sesak. Si gadis yang di hina dan di bela hanya duduk santai dan masih fokus bermain ponsel.
Kayden dan Aiden hanya memerhatikan dari lantai atas. Mereka berdua menatap dua anak Serena yang duduk di dekat Serena. Elfrida yang menangis dan Elang yang diam karena malas.
“Anak-anak nya santai, orang tua nya gak santai.” Gumam Kayden heran. Aiden mendengus, “Kecuali si Elfrida yang cengeng.”
“Heran gue, dia kerjaannya cuman nangis.”
“Mungkin senjatanya cuman nangis.” Kedua lelaki itu menghela napas ketika melihat Elfrida mencoba menengahi.
“Aneh, dia yang ngadu, dia yang pisahin.” Seru Kayden. Sengaja memperbesar suaranya agar pada mendengarnya. Sontak mereka mendongak, menatap si kembar.
“Udah selesai!” Kali ini yang berseru adalah Zea. Gadis itu berdiri dan berjalan, menaiki tangga lalu masuk ke dalam kamar nya.
Mereka semua melongo kecuali Elang yang juga berdiri dan berjalan mengikuti Zea. Ketika ia hendak membuka pintu kamar Zea, Kayden dan Aiden langsung menahannya.
“Biarin Elang masuk!” Seru Zea dari dalam kamarnya.
“Mungkin ini rencana Zea,” Bisik Aiden pada Kayden. Kedua saudara kembar itu mundur, mempersilahkan Elang masuk. Hening. Lima menit berlalu sejak Elang masuk ke dalam kamar Zea.
“Elang ngapain sih?” Heran Serena. Ia memeluk Elfrida dan mengusap lembut rambut panjang putri nya. Suami nya kembali duduk dengan angkuh. Ia buru-buru pulang dari kantor nya ketika mendengar putri kesayangannya di tampar oleh putri Sam. Kemarahannya semakin memuncak ketika melihat reaksi Zea yang santai dan tidak terlihat takut.
“Aku sudah telepon Mommy, masalah ini tidak akan berakhir sebelum putri kalian meminta maaf dan mendapatkan hukuman.” Kata Serena, ia ikut duduk di sebelah suaminya sambil terus memeluk putri kesayangannya.
Audrey mendengus, ia kembali duduk di sofa ruang tengah bersamaan dengan Sam. Suami nya juga langsung pulang ketika di telepon Serena. Sam tampak tidak terima putrinya juga di hina-hina oleh dua pasangan yang duduk di hadapannya ini. Maka nya ia dengan cepat pulang.
Tidak lama kemudian, Zea dan Elang turun ke bawah diikuti oleh Kayden dan Aiden. Tatapan Zea terlihat sangat puas, bukan hanya itu, senyuman Zea sangat mengganggu mereka bertiga. Suami Serena mengepalkan tangannya, firasat nya tidak enak.
Bersamaan Zea berdiri di dekat mereka, Grandma pun datang bersama dengan yang lain. Rupanya Serena tidak hanya memanggil Grandma tetapi semua kakak nya. Bahkan ia memanggil para keluarga jauh. Sepertinya Serena berniat mempermalukan keluarga Sam di depan banyak orang.
![](https://img.wattpad.com/cover/293001152-288-k62954.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
With LIAM (SUDAH TERBIT)
أدب المراهقين(Blom di revisi) Namanya Zea Aqilla, ceria, percaya diri dan tidak kenal takut. Karena sifat nya itulah banyak yang menyukai dirinya. Tapi, hanya satu laki-laki yang berhasil mencuri hati Zea. Namanya Liam Abrisam, irit bicara dan kaku. Tanpa berka...