"Zea Aqilla, apakah kamu menerima aku sebagai teman hidupmu? Sebagai pasangan hidupmu sampai di alam sana? Apa kamu menerima aku sebagai Ayah anak-anak mu nanti?" Hembusan angin menjadi saksi bisu lamaran Liam.
Zea menunduk, kedua matanya berkaca-kaca. Ia mengepalkan tangannya. Ah, ia merasa sangat terharu.
"Zea, kamu tidak perlu menjawabnya sekarang, aku hanya ingin membuat kamu yakin bahwa aku Liam Abrisam serius ingin mendampingi mu selamanya, bahwa aku serius ingin menjadi pasangan hidupmu selamanya, jadi kamu tidak perlu menjawabnya sekarang, pikirkan dulu dengan baik, oke?" Zea menarik napas dan menghembuskan. Lalu, ia memberanikan dirinya untuk menatap laki-laki yang telah mencuri hatinya itu.
"Karena pernikahan bukanlah hal yang main-main, aku ingin bertanya dan membuat perjanjian denganmu, jika jawabanmu sesuai maka aku akan menerimamu sebagai pasangan hidupku, Liam Abrisam."
Kini, sekarang giliran Liam yang merona. Lelaki itu menutup wajahnya dengan jemarinya, ia terlihat sangat malu di tatap begitu serius dengan Zea.
"A-aku akan menjawabnya dengan baik." Jawab Liam sedikit gugup. Zea melongo melihatnya, ia tidak menyangka Liam punya sisi yang seperti ini.
"Hm ... pertama-tama, kamu sudah punya rumah sendiri?" Liam mengangguk cepat. "Rumah itu akan di ganti dengan nama kamu!" Jawab nya cepat. Zea lagi-lagi melongo, tapi ia buru-buru menggeleng dan kembali fokus.
"Oke, lolos." Liam langsung bernapas lega. "Tapi, aku akan membayar setengah untuk rumah itu,"
Spontan Liam menggeleng, "Ti—"
"Tidak ada penolakan! Jika menolak aku tidak menerima kamu lho Liam." Akhirnya Liam mengangguk pasrah. Zea pun kembali bertanya, "Jika nanti, ini misalnya ya," Liam mengangguk lagi.
"Kalo aku tidak bisa mempunyai anak, apa kamu akan marah dan menceraikan aku?" Liam melotot dan menggeleng cepat.
"Memangnya kamu mesin pembuatan anak! Aku menikahimu bukan karena itu! Tapi, karena aku ingin hidup bersama dengan kamu selamanya, menemani keseharian kamu... jika nanti kita di karuniai anak, itu bonus dalam hubungan kita, jadi sekalipun kita tidak di karuniai anak, aku sama sekali gak masalah." Zea terpaku mendengarnya. Ia menatap wajah Liam yang penuh keseriusan dan ketulusan.
Ah, buat apa Zea ragu lagi? Tidak, ini masih kurang.
"Pekerjaanmu apa?"
"Psikiater dan menjalankan usaha kecil-kecilan."
"Hm oke, itu bagus. Aku tidak akan jatuh miskin." Liam terkekeh mendengarnya. Tidak tersinggung sama sekali.
Sesi pertanyaan yang di mulai Zea pun berlanjut selama beberapa menit. Pukul sembilan malam setelah makan malam, Liam pulang bersama dengan Ayah nya yang juga datang menemani Liam.
Tiga hari kemudian, Zea menerima lamaran Liam. Seluruh keluarga langsung heboh dan merayakannya. Liam dan Zea pun mulai sibuk mengurus pernikahan mereka.
Sebulan setelah Mia dan Angga menikah. Beberapa hari kemudian Zea dan Liam menyusul. Pernikahan mereka cukup megah. Seluruh keluarga dari keluarga Sam dan Keluarga Audrey datang. Kecuali keluarga Elfrida. Hanya Elang yang datang bersama pasangannya atau tunangannya itu.
Keluarga dari Ayah Liam juga datang. Mereka menyambut Zea dengan hangat. Terutama dokter gigi yang pernah mengobati Zea dulu. Dia sangat senang ketika mendapatkan kabar kalo Liam menikah dengan Zea. Gadis yang begitu lucu dan unik.
"Bismillahirrohmanirahim... Qoblitu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan."
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH!"
"Alhamdulillah."
Hari Sabtu, Zea dan Liam resmi menjadi suami istri. Zea menangis haru. Perjuangan ia dan Liam yang mereka lewati untuk duduk di sini cukup sulit.
Liam mengusap sudut mata nya yang berair. Ia tersenyum lembut ketika Zea salim pada nya sambil terisak. Ah, Liam tidak bisa menahannya. Lelaki itu meneteskan air matanya. Ia dengan lembut mengusap air mata Zea dan mengecup kedua mata indah Zea lalu ia juga mengecup kening Zea yang statusnya sudah menjadi istri nya sekarang.
"Sayang, terimakasih karena sudah menerimaku untuk menjadi suamimu," Air mata Zea kembali mengalir mendengarnya. Untuk pertama kalinya, Liam memanggil nya sayang.
"Iya," Isak nya.
Liam tersenyum lembut, "Sayang...aku janji akan membuatmu bahagia, tidak akan ku biarkan kamu menangis karena aku melukainya, tetapi aku akan membuatmu menangis bahagia seperti sekarang," Zea terkekeh pelan.
"Kamu jadi banyak bicara, Liam." Liam tertawa mendengarnya, "Karena kamu yang membuatku seperti ini, jadi banyak bicara." Suami istri itu tertawa senang.
Aiden yang sedang menggendong putranya itu tersenyum bahagia melihat Zea yang tampak bahagia. "Zea, Liam, semoga pernikahan kalian ..."
"... sakinah mawadah warahmah," Lanjut Rasa sambil memeluk lengan Aiden manja. Kedua pasangan itu tertawa pelan.
"Ekhem ... aduh-aduh yang baru jadi suami istri langsung mesra aja nih!" Goda Kayden. Zea berdiri dan merentangkan kedua tangannya.
"Abang Kay!" Seru nya. Kayden tersenyum, lalu ia berjalan lebih dekat dan memeluk Zea. Adik nya yang sudah besar.
Novi dan Mia yang memerhatikan dari jauh itu saling bertosan minuman, mereka tersenyum lebar. "Akhirnya mereka bareng-bareng, emang kalo udah jodoh mah pasti bakal bersatu ya," Kata Mia.
"Iya, seperti kita sayang." Bisik Angga sambil mengecup puncak kepala istri nya.
Novi memuta bola matanya malas, "Dasar yang baru nikah."
"Kamu juga Novi!"
"Eh, iya ya."
Ini bukanlah akhir, ini adalah permulaan kehidupan baru Zea bersama dengan Liam. Suaminya sekaligus imam nya.
"Dia Liam, laki-laki yang begitu misterius tapi rupanya rapuh, dia Liam. Laki-laki yang berhasil membuat aku jatuh sejatuh nya ke dalam lubang bernama cinta." - Zea Aqilla.
"Dia Zea, gadis yang begitu unik dan sangat cantik. Dia gadis yang luar biasa hebat. Dia Zea, gadis yang berhasil membuat aku merasakan cinta untuk pertama kalinya, cinta yang akan aku selalu jaga dengan baik. Karena aku tidak ingin jatuh cinta dengan perempuan lain selain dirinya." -Liam Abrisam.
•
•
•
•
•
•
•
•
ENDTerimakasih semuanya yang sudah membaca cerita ini, terimakasih banyak yang sudah memvote dan komen cerita ini ❤️
Semoga kalian terhibur dengan With LIAM ya!!!!
Love you gaiss😘
Kalo suka dengan cerita nya jangan lupa di share yaaaa, supaya orang-orang tau gentleman sesungguhnya adalah Liam, laki-laki yang langsung menikahi gadis yang dia cintai tanpa harus berpacaran😉
SEE YOU AGAIN DI CERITA SELANJUTNYA 👋🏻👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
With LIAM (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction(Blom di revisi) Namanya Zea Aqilla, ceria, percaya diri dan tidak kenal takut. Karena sifat nya itulah banyak yang menyukai dirinya. Tapi, hanya satu laki-laki yang berhasil mencuri hati Zea. Namanya Liam Abrisam, irit bicara dan kaku. Tanpa berka...