1. Dia Zea

428 20 5
                                    

Juli 2023

"Bakal telat nih!" Gumam Zea Aqilla dan menguap lebar. Gadis yang rambutnya acak-acakan itu berjalan pelan ke dalam kamar mandi sambil melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 06.48.

Lima menit kemudian. Ia keluar dengan penampilan jauh lebih segar. Dengan segera ia memakai seragam sekolahnya.

Setelah siap, ia berjalan lebih cepat keluar kamar dan menuju ruang makan. "Ya ampun ... putri satu-satunya Bunda jarang banget bangun lebih pagi, selalu aja kesiangan." Omel sang Bunda.

"Sssttt... Bundaku yang cantik, aku berangkat dulu ya!" Zea mencium pipi sang Bunda. Melambaikan tangannya dan berlari keluar rumahnya. "Hati-hati!" Seru sang Bunda. Zea pun naik ke vespanya dan menjalankannya. Ia tersenyum ramah ke penjaga rumahnya. "Pagi pak!"

"Pagi Neng Zea."

Lima belas menit berlalu, Zea memarkirkan vespanya dan langsung berlari menuju kelasnya. Ia mengerjapkan matanya kala melihat jam tangannya menunjukan pukul 07.14, satu menit lagi bel berbunyi. Dia harus sudah sampai ke kelas sebelum bel berbunyi. Kalo tidak, ia akan di hukum.

"Cih, ini sekolah gede banget deh, argh nyebelin," gerutunya. Ia membuka pintu kelasnya. Napasnya tersengal. Dan bel pun berbunyi membuat Zea bernafas lega.

Kini, murid-murid yang sudah tiba di kelas, menatap Zea yang berjalan santai dan duduk di bangkunya. Ia duduk di paling depan.

"Kayaknya lo mustahil datang jauh lebih pagi ya, Ze?" Tanya temannya yang duduk dibelakangnya.

"Bisa kok, cuman gue gak mau aja," jawab Zea santai. Ia membalikkan tubuhnya dan menghadap temannya yang sedang membaca buku.

"Cerita tentang apa?" tanya Zea. Sambil menunggu guru datang, Zea akan mengobrol dengan temannya yang bernama Novita.

"Tentang misteri," jawab Novi dengan nada datarnya.

"Wih, spill judulnya dong!"

"Ogah." Jutek Novi.

"Jadi judulnya Ogah? Emang ada?" Tanya Zea sok polos. Ia langsung tertawa kala Novi mengangkat tangannya, hendak memukulnya menggunakan buku yang sedang di baca.

"Diem! Gue mau fokus baca."

"Iyaaa, dasar esmosian." Zea kembali tertawa kala Novi melotot ke arahnya. Dia suka sekali menggoda sahabatnya itu.

"Setiap saya ke kelas ini, pasti kamu selalu sedang tertawa Zea." Spontan Zea menoleh ke asal suara. Ia hanya nyengir kuda kepada Bu guru muda yang tersenyum ramah padanya. Sang guru duduk dan mereka semua langsung memberi salam.

"Bagaimana kabar kalian? Baik semua?" Tanya sang guru sambil membuka buku paket yang ia bawa.

"Baik bu!" Seru mereka.

"Alhamdulilah baik Bu, aduh kalian tuh harusnya pake kata alhamdulilah!" Seru Zea dengan nada sok menasehati.

"Eh? Gue kan gak bisa, Zea." Sahut gadis polos yang duduk di belakang Novi.

"Oh iya, lo belum login, ya?" Zea menoleh ke belakangnya dan kepalanya langsung di geplak Novi. "Jangan ngomong yang aneh-aneh."

"Login apa?" Tanya gadis polos itu yang bernama Rasa.

"Login jadi calon istri gue, Ra." Jawab laki-laki yang duduk di sebelah Rasa. Beberapa murid di kelas itu langsung bersorak.

“Huuu jangan mau Ra. Si Raka mah gak cocok jadi calon suami lo.” Sahut temannya lagi yang duduk di seberangnya.

“Apa sih lo!”

“Lagian selera aku mah Jaemin, bukan kayak kamu.” Tolak Rasa terang-terangan. Satu kelas langsung di penuhi dengan gelak tawa.

With LIAM (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang