Liam menatap langit-langit kamar nya dengan sendu. Setelah kejadian tersebut, keluarga mereka kembali pindah ke Jakarta. Selama dua tahun Liam hanya bersekolah homeschooling, lalu ia kembali ke Padang untuk bersekolah di sekolah milik paman nya. Karena Liam ingin masuk SMA tempat Zea bersekolah.
Jadi, selama satu tahun ia SMA di sekolah paman nya. Selain agar Liam bisa beradaptasi, Liam juga ingin terbiasa dan menyembuhkan trauma nya sebelum nanti ia bertemu dengan Zea.
Jujur, Liam memang sempat merasa trauma ketika masuk sekolah lagi untuk pertama kali nya. Rasa takut dengan tatapan banyak orang dan takut pada suara tawa laki-laki karena waktu ia di pukuli, para penjahat itu menertawakan diri nya. Liam juga masih ingat betapa sakit nya pukulan dan tendangan yang di berikan oleh mereka.
“Liam? Lo masih di sana, kan?” Suara Zea memasuki pendengarannya dan membuyarkan lamunannya.
“Iya,”
Benar, Liam bercerita tentang masa lalu nya pada Zea. Pada cinta pertama dan terakhirnya. Lelaki itu tersenyum sendu, “Zea, maaf karena gue ganggu lo malam-malam gini,” Terdengar desakan kecil Zea di seberang sana.
“Apaan sih! Karena sekarang lo udah cerita, boleh gue juga cerita?”
Liam tersenyum tipis, “Boleh.”
“Waktu gue gak masuk selama seminggu itu karena Bunda gue udah meninggal, lo pasti udah tau dari temen-temen nya Sandra tukang gosip, kan?”
“Hm,”
“Bunda gue meninggal karena HIV,” Jeda sejenak. Liam sabar menunggu.
“Sama kayak lo, gue ngerasa bersalah karena gagal menjaga dan menyelamatkan Bunda gue. Selama berhari-hari, setiap malam gue nangis, gue benar-benar merasa gagal banget sebagai anak. Tapi, gue mulai berpikir, kalo Bunda gue masih hidup, mungkin Bunda gue malah semakin tersiksa. Sekarang, gue mulai ikhlas dan mencoba yang terbaik, gue sekarang mulai bangkit dan menerima keadaan dengan lapang dada. Dan wow, sejak gue berpikir seperti itu, gue merasa jauh lebih lega, merasa jauh lebih baik lagi…”
“Jadi, Liam … ayo bangkit, kita sama-sama maju dan mengikhlaskan apa yang terjadi di masa lalu, yang bisa kita lakukan sekarang hanya menjadi lebih baik dan terus berjalan maju. Demi orang-orang yang berharga buat kita, demi Ibu kita yang sudah tenang di sana, demi diri kita sendiri, ayo semangat Liam, AYO!” Teriak Zea semangat di akhir kata.
Liam tertawa lepas, ia tersenyum lebar, “Terimakasih, Zea. Lo selalu berhasil bikin gue bangkit,” Di seberang sana, Zea menyernyit bingung.
“Selalu?”
“Iya, selalu.” Jawab Liam ambigu.
“Hah?! Apasih Liam! Gue aja baru pertama kali semangatin lo,”
“Lo gak akan mengingatnya, karena itu sudah lama,”
🐿️
Angin malam yang dingin seakan menusuk tulang Zea. Gadis yang hanya memakai piyama dan sendal jepit itu minum cokelat panas dengan nikmat di balkon kamarnya.
Sesekali ia tertawa sendiri seperti orang gila. Sebentar lagi hari ulang tahun nya. Tadi, setelah bertelponan dengan Liam. Ia mendengar percakapan keluarga nya di taman belakang. Mereka membicarakan surprise untuk nya minggu depan.
![](https://img.wattpad.com/cover/293001152-288-k62954.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
With LIAM (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction(Blom di revisi) Namanya Zea Aqilla, ceria, percaya diri dan tidak kenal takut. Karena sifat nya itulah banyak yang menyukai dirinya. Tapi, hanya satu laki-laki yang berhasil mencuri hati Zea. Namanya Liam Abrisam, irit bicara dan kaku. Tanpa berka...