4. Keluarga Zea

211 20 1
                                    

Zea Aqilla, lahir dari seorang wanita malam. Beberapa belasan tahun yang lalu, Bundanya yang masih menjadi kupu-kupu malam di sebuah club, di perintahkan oleh bosnya untuk melayani pria yang mabuk di ruangan VIP.

Bundanya hanya menjalankan pekerjaannya, tapi malam itu Bundanya salah minum obat, seharusnya ia minum obat yang tidak membuatnya hamil, tapi ia salah karena ruangan itu cukup gelap. Kemudian, ia akhirnya hamil.

Bos nya menyuruhnya untuk menggugurkan kandungan nya. Tapi, sang Bunda menolak. Ia berusaha mati-matian mempertahankan kehamilannya, hingga Pria yang membuat nya hamil muncul dan mengeluarkan Bunda dari club tersebut.

Satu Tahun Yang Lalu

"Aku tau," kata Zea. Ia menatap tiga orang dewasa yang duduk di dekatnya.

"Aku tau masa lalu kalian rumit," tentu saja mendengar perkataan Zea mereka bertiga tampak terkejut.

"Zea, bagaimana bisa kamu tau?" Tanya sang Bunda dengan nada lembut nya.

"Aku mencari taunya."

Wanita yang duduk di sebelah Ayah Zea tertawa pelan, "itu menakjubkan, saya selalu takjub dengan pemikiran putrimu, Anna." Bunda menggeleng, "Tapi Zea, Bunda bilang akan menjelaskannya, dan sekarang Bunda akan menjelaskannya."

"Aku bukan tipe anak yang sabaran, Bunda," Zea cemberut. Ia bersidekap dada dan menatap ke arah lain.

"Tidak apa, Anna. Jangan mengomelinya," kata sang Ayah dan menatap Zea lembut. "Zea," panggilnya.

Zea dengan ragu menoleh. Ia menatap bola mata Ayahnya yang warnanya sama seperti dirinya. "Maafkan kami yang membuatmu menunggu lama, Zea." Zea mengangguk pelan.

"Kamu sudah tau seberapa banyak? Dan apa mungkin masih ada yang membuatmu penasaran?" Kini yang bertanya wanita yang duduk di sebelah Ayahnya.

Zea menunduk. Ia tampak ragu untuk mengeluarkan suaranya. "Zea, kamu tidak perlu takut atau ragu, tanyakan saja." Sang Bunda tersenyum dan mengusap bahu Zea.

"Kenapa tan—maksudku Mamah tidak benci pada aku dan Bunda? Bukankah hubungan Mamah dan Ayah pernah hampir selesai karena aku lahir?" Tiga orang dewasa itu tertegun. Mereka bertiga saling tatap dan menatap Zea penuh kehangatan.

"Zea, apa kamu tau kenapa Ayahmu datang ke club itu dan meminta Bundamu yang melayaninya?" Zea menggeleng. Wanita dengan pakaian formal itu tersenyum lembut pada Zea.

"Sebenarnya pernikahan saya dengan Sam tidak berdasarkan cinta, kita dijodohkan. Kita berdua memang melakukan hubungan suami istri, itupun supaya keluarga kita puas jika saya hamil. Setahun kita berdua menikah, saya hamil, tapi saya dan Sam tetap tidak timbul benih-benih cinta, hingga lahirlah Aiden dan Kayden. Di saat kita berdua merawat dengan baik Aiden dan Kayden, perlahan-lahan kita mulai nyaman satu sama lain. Lalu, ketika Sam tau kalo saya masih berhubungan dengan mantan saya. Dia marah dan melarikan kemarahannya ke club, dan terjadilah," Zea menganga mendengarnya.

"Tapi, sebelumnya saya tidak tau kalo Sam sampai berhubungan begitu, karena melihat Sam yang tampak gelisah dan merasa bersalah begitu, saya curiga. Saya pun mencari tau apa yang terjadi malam itu dan waktu saya tau, saya marah, saya hampir mengamuk pada Bundamu tapi...waktu saya ingin mengunjungi club itu, saya melihat Bundamu sedang berlari ketakutan, saya membantu nya, rupanya Sam mengikuti dari belakang. Dia terkejut waktu Bundamu menangis dan bilang minta tolong untuk menyelamatkan kandungannya. Dan seperti yang kamu tau, Sam langsung membantu Bundamu. Tapi, dia sempat bertanya pada saya, apakah saya setuju atau tidak. Karena saya juga seorang ibu, saya menyetujuinya," wanita itu menceritakan nya begitu lancar dan tidak terlihat nada sedih atau kebencian. Tatapannya tetap lembut menatap Zea.

With LIAM (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang