15. Tetap Berteman

135 12 1
                                    

Zea yang habis pulang dari rumah Mia perlahan membuka pintu rumahnya. Gerakannya terhenti ketika tangan satunya yang menggenggam ponsel bergetar akibat ada pesan yang masuk.

Ia menunduk dan menatap notifikasi nya. Pipinya langsung merona, "Liam tuh aneh banget sih!"

"Gimana gak baper coba? Dia aja sampe ingetin solat!" Seru Zea kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana gak baper coba? Dia aja sampe ingetin solat!" Seru Zea kesal. Ia membuka pintu yang tadi sempat tertunda itu dengan kasar.

Ia melongo kaget ketika melihat Kayden yang memakai sesuatu sambil menggendong balita. Rupanya Kayden juga terkejut, ia menoleh tajam pada Zea.

Dengan wajah tanpa rasa bersalah, Zea memfoto Kayden. Dan tawa gadis itu langsung pecah, "HAHAHA!"

"Diam, Zea! Aduh, nanti si Lily kebangun!" Bisik Kayden galak. Ia melotot pada Zea yang masih tertawa puas.

Perlahan tawa Zea mereda, kemudian ia menunduk dan mengutak-atik ponselnya. Ia terkikik pelan, Kayden yang melihatnya mendelik kesal.

"Awas lo, Zea!" Zea kembali mendongak dan menutup mulutnya, menahan tawanya. Dengan langkah cepat, ia melewati Kayden yang menggurutu.

"Kok sama Bang Kay?" Tanya Zea sambil menaiki anak tangga. Kayden cemberut, "Harusnya gue gak usah ke sini, harusnya gue tetep main game sama Aiden di rumah," Gerutunya sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya supaya Balita bernama Lily itu tertidur pulas.

"Lah? Ngapain ke sini?" Tanya Zea heran. Benar, ia masih berada di rumahnya dulu, tempat ia tinggal bersama Bundanya.

"Ayah yang suruh," Jawab Sam yang keluar dari dapur sambil membawa dessert box. Zea menatap Ayahnya malas, "Oh, Ayah udah pulang dari luar kotanya, toh." Sahut Zea malas. Dengan langkah yang sedikit di hentak. Ia kembali menaiki tangga.

Sam tersenyum dan berjalan mendekati Zea yang tidak sadar di ikuti oleh Sam. Kayden yang melihatnya mendengus.

"Nyesel gue ke sini!" Gumamnya kesal dan menatap tajam balita yang terlihat sangat lucu ketika terlelap, "Untung lucu, kalo enggak gue udah banting lo!" Bisiknya gemas.

"Gila, siniin!" Aiden yang baru tiba, melepas jaket dan merentangkan kedua tangannya. Kayden menoleh dan menatap Aiden penuh binar.

"Papah Aiden!" Katanya membuat Aiden melotot galak. Tidak ingin membuat Aiden semakin marah, buru-buru Kayden memberikan Lily pada Aiden.

Aiden yang menyukai anak kecil tersenyum tipis. Laki-laki itu mengusap lembut pipi chubby Lily, "Mimpi indah, Lily." Bisiknya dan mengecup lembut kening Lily.

Kayden tersenyum, ia berbalik sambil melepas bando kelinci yang ia pakai agar Lily tidak menangis, "Kalo cewek-cewek lihat sisi lo yang penyayang sama bocil, gue yakin seratus persen bakal makin banyak fans lo, Aiden."

Aiden mengangkat bahunya acuh tak acuh. Kemudian, ia mendongak. Menatap Zea yang mengomel pada Sam.

"Percuma kalo yang suka sama gue banyak kalo salah satu dari cewek itu gak ada yang gue sukai," Ujarnya pelan.

With LIAM (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang