013

78K 4.5K 51
                                    

Vote, spam komen dan follow. Jangan jadi sider mentang-mentang cerita ini udah end atau apapun itu.

Happy reading

________

013 ; Kebersamaan Rachel dan Raziel

Setelah ungkapan Raziel kemarin, pria itu langsung gencar mendekati Rachel di manapun dan kemanapun.

Setiap mereka bertemu di suatu tempat, Raziel akan bertingkah seolah mereka bertemu secara kebetulan padahal nyatanya tidak.

Raziel selalu mengikuti Rachel kemanapun dan hal itu membuat Rachel tidak nyaman dengan tingkahnya.

Tak ayal pria itu juga kerap selalu ada untuknya begitu Rachel membutuhkan jasa Raziel karena memang walaupun punya suami seperti Eros rasanya seperti menjadi Janda.

Hari ini Esher pergi bersama Mama Rosa dan Papa Moses untuk pergi jalan-jalan, karena hal itu lah Rachel menjadi kesepian.

Ia bingung ingin melakukan aktivitas apa, kalaupun pergi belanja rasanya malas, terlebih sekarang Rachel lebih suka belanja online.

Jalan-jalan? Rachel tidak mau karena ia hanya sendiri, jadi sangat terlihat betapa malangnya dia.

"Nyonya, diluar ada tamu katanya mau ketemu sama Nyonya." ujar Madam Layla

Rachel mengangguk, ia pergi keluar untuk melihat siapa tamu yang ingin menemuinya.

Begitu Rachel membuka pintu, ia terkejut melihat buket coklat yang terpampang langsung didepan wajahnya.

Tak lama dari itu, muncullah kepala seseorang dan itu Raziel.

"Hai, maaf karena udah ngagetin, nih gue bawa cokelat kesukaan lo, diterima ya." sapa Raziel seraya tersenyum manis.

Rachel mengangguk, tanpa menolak ia menerima buket besar berisi coklat itu, lumayan gratis.

"Ayo masuk dulu." ajak Rachel, tak enak rasanya langsung diusir begitu saja.

"Biar gue aja yang bawa." Raziel kembali mengambil buket tersebut dan membawanya kedalam.

"Esher kemana? Kok gak kelihatan?" tanya Raziel begitu tak melihat keberadaan Esher.

Karena biasanya Esher selalu bermain di ruang tengah dengan mainan yang ada dimana-mana, namun sekarang tidak dan ruang tengah nampak bersih.

"Dia diajak jalan-jalan sama mertua." jawab Rachel seraya menuangkan air minum untuk Raziel.

Raziel mengangguk paham, "Lo bosen gak?"

Rachel mengangguk menjawabnya dan seketika Raziel langsung menjentikkan jarinya.

"Berarti gue datang diwaktu yang pas, ya? Astaga, Cowok mana lagi yang ngalahin kepekaan kayak gue ini." Rachel mengerutkan keningnya melihat Raziel yang berbangga diri.

Selama mengenal pria itu Rachel baru mengetahui satu hal, Raziel terlalu percaya diri!

Bahkan pria itu selalu mengagung-agungkan dirinya sendiri seolah tak ada pria sesempurna seperti beliau.

"Mau pergi keluar? Kita jalan-jalan mengelilingi kota ini." ajak Raziel namun Rachel menggeleng.

"Nggak perlu, capek." tolak Rachel

"Udah ayo, kita naik mobil bukan jalan, biar gue yang traktir." paksa Raziel seraya menarik tangan Rachel untuk keluar.

Rachel hanya diam tanpa membantah, untung saja baju yang ia pakai bukan daster atau baju terbuka yang biasa ia pakai.

Lilac (Syringa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang