022

62.9K 3.3K 23
                                    

Vote, spam komen dan follow. Jangan jadi sider mentang-mentang cerita ini udah end atau apapun itu.

Happy reading

_______

022 ; Mencari Masalah

Rachel yang mendapat memori itu merasakan sedih yang sangat menusuk hatinya, ia tak menyangka jika kepergiannya akan meninggalkan luka yang sangat dalam bagi orang tuanya.

Setelah Ayah mengungkapkan isi hatinya, mereka tak lagi makan bersama, bahkan sarapan pun hanya Ibu sendiri.

Ibu kerap kali melamun memikirkan keluarganya yang benar-benar hancur setelah kepergian Risa, Riko yang saat ini menjadi pembangkang dan tidak tau diri lalu Ayah yang semakin gila kerja.

Ibu selalu sendirian di rumah, terkadang ia menangis merindukan putrinya tersebut.

Rachel menangis dalam diam, ditemani gemuruh petir yang menggema terdengar isak tangis Rachel yang tak dapat ditahan.

Ia jadi merindukan kedua orang tuanya, terlebih melihat hidup mereka yang kini sangat kacau, ia terlalu dimabuk harta yang berlimpah sehingga melupakan orang yang sangat penting bagi hidupnya.

Rachel menjadi sangat menyesali sikapnya yang sekarang, disini ia menikmati kekayaan dengan senang hati sementara di dunia aslinya kedua orang tua Rachel hidup dengan tak beraturan akibat kepergiannya.

Tanpa Rachel sadari, pintu kamarnya dibuka oleh seseorang yang ternyata itu adalah Eros, pria itu datang kesini karena dia mendengar suara tangis seorang perempuan.

Tadinya Eros merasa merinding, namun dirasa suara tersebut berasal dari kamar Rachel jadi Eros pergi untuk memeriksanya.

Benar saja, Rachel saat ini tengah duduk dengan kepala yang ia sembunyikan dibalik kedua lututnya dan menangis dalam diam.

Eros menghampiri Rachel dengan langkah pelan, setelah berada di dekat wanita tersebut, Eros langsung saja mengelus rambut Rachel membuat si empu terkejut.

"Eros? Ngapain kamu disini?" tanya Rachel dengan suara parau.

Eros tersenyum simpul, "Aku tadi denger ada yang nangis, ternyata itu kamu. Kamu kenapa nangis malem-malem gini? Mimpi buruk ya?" tanya Eros penuh khawatir.

Rachel terdiam sejenak lalu mengangguk, ia tidak terbiasa dengan sikap Eros yang terlihat perhatian itu.

Eros memeluk Rachel dengan lembut, "Jangan dipikirin, itu cuman rekayasa, aku ada disini kamu jangan sedih."

Rachel menggigit bibirnya dalam diam, dia berusaha menahan air matanya yang memaksa ingin keluar lagi.

"Biar kamu gak ngerasa sedih lagi aku punya sesuatu buat kamu." ujar Eros membuat Rachel bertanya-tanya.

"Nanti kita liburan! Kita liburan ke jepang dan kebetulan di sana lagi musim dingin dan tentunya pasti banyak festival seru,"

"Hitung-hitung ngurangin rasa sedih kamu, mau ya?" ujar Eros menawar seraya tersenyum.

Rachel harus repot melipat bibirnya karena merasa senyuman Eros sangat aneh.

"Boleh." Eros tersenyum sumringah menampilkan deretan giginya.

Eros menatap kearah luar jendela, "Hujannya deras banget, mana banyak petir pula, untung gak mati lampu,"

"Malu gak sih rumah segede ini cuman karena hujan langsung mati lampu? Kalo kayak gitu aku bikin PLTU pribadi aja." seloroh Eros yang mampu membuat Rachel terkekeh.

Lilac (Syringa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang