021

58.1K 3.3K 52
                                    

Vote, spam komen dan follow. Jangan jadi sider mentang-mentang cerita ini udah end atau apapun itu.

Happy reading

________

021 ; Penyesalan Mereka

Mata Ayah yang sembab menatap gundukan tanah yang baru saja ia ratakan, Ayah terus menatap lamat objek didepannya mengabaikan tangisan sang istri.

Didepannya bukan lagi sapaan atau senyuman hangat yang ia dapatkan, hanya ada setumpuk tanah yang menyambutnya.

Kini Ayah tak lagi memiliki seorang putri, karena Amanda Risa.... putrinya tersebut telah tiada akibat serangan jantung.

Ayah merasa tidak percaya dengan semua ini, dia kadang menganggap ini semua hanyalah mimpi... mimpi buruk.

Namun tetap saja yang didepannya ini nyata, bahkan ia sendiri yang menguburkan jasad putrinya tersebut.

"Baru kemarin kamu ngeluh sakit sama Ayah, biasanya mau separah apapun sakit kamu, kamu pasti gak bakalan pernah ngeluh sekalipun." batin Ayah dengan pikiran kosongnya.

Rasanya baru kemarin Ayah bersitatap dengan Risa, namun sekarang ia tak akan merasakannya lagi.

Orang-orang yang ikut melayat segera berpamitan. Sebelum pergi, salah satu teman Ayah menghampirinya dan menepuk bahunya.

"Saya turut berduka cita, semoga kamu mengikhlaskan kepergian putri kamu." Ayah hanya mengangguk dengan tatapan kosong.

Beberapa saat kemudian, mereka sudah kembali ke rumah. Suasana masih dalam keadaan berduka, Ibu sudah ditenangkan oleh anggota keluarga lain sementara Ayah pergi ke kamar Risa.

Ayah menatap seluruh ruangan yang selalu ditempati oleh putrinya ini, tempat yang menjadi saksi bisu kegiatan Risa.

Kaki Ayah melangkah mendekat kearah meja kecil yang terdapat sebuah foto berbingkai di sana.

Itu adalah foto Risa, Risa nampak cantik di sana, dia tersenyum seraya memamerkan satu tangkai bunga.

Bunga Lilac, bunga pemberiannya saat ia baru saja pulang dari luar kota.

Ayah ingat, saat itu ia bersiap-siap untuk pergi keluar kota, saat bertanya kepada keluarganya ingin dibawakan apa jawaban Risa berbeda sendiri.

"Risa sebenernya cuman pengen Ayah pulang dalam keadaan baik aja, tapi Risa dari kemarin pengen Bunga, jenis bunganya itu bunga Lilac."

Kalimat yang dilontarkan Risa masih terngiang di kepala Ayah, Ayah menunduk mengingat semua memori itu.

Dia tau Risa sangat menyukai jenis bunga itu, entah apa alasannya ia pun tak tau karena tak pernah bertanya.

Setiap hari Risa selalu membawa bunga itu setelah pulang sekolah, entah dapat darimana anak itu.

Fokusnya kembali teralihkan begitu melihat sepatu putih yang sudah lusuh di pojok dekat lemari sana, seketika ia teringat dengan sebuah memori,

"Ayah, Risa pengen beli sepatu putih. Temen-temen Risa semuanya punya sepatu putih cuman Risa doang yang gak punya." pinta Risa

"Buat apa sepatu putih? Yang ada nanti di razia, mending pakai sepatu item aja, masih bagus kan punya kamu? Jangan buang-buang uang." tolak sang Ayah

Permintaan Risa tersebut di lontarkan 2 bulan yang lalu, saat itu Ayah tidak menuruti permintaan Risa karena uangnya sudah habis untuk membeli keperluan Riko.

Lilac (Syringa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang