23| Mudik

9 2 0
                                    

Melangkah pelan bukan berarti malas mencapai tujuan, melainkan paham medan untuk meleluasakan kemampuan. Karena Tuhan paham kebutuhan hambanya, ketika kemampuan hamba hanya sebatas itu maka Tuhan akan memberikan hambanya berupa berkat yang dibutuhkan.

– Nadhira S.A.

***

Waktu bergulir sangat cepat, sepertinya baru saja memasuki bulan September. Lah kok, sudah masuk bulan Desember saja. Sungguh tak terasa laju waktu yang Nadhira lalui. Rasanya dia baru selesai rekapan nilai tengah semester, sekarang sudah masuk akhir semester saja. Seperti biasa, kalau akhir semester pasti jatuh di akhir tahun jadi bisa disimpulkan liburan akhir tahun. Meskipun Tenaga Pendidiknya tidak libur, tapi Nadhira akan meliburkan diri sendiri. Kebetulan dia masih berstatus lepas wiyata sehingga tidak terlalu terikat, jika pihak sekolah mengizinkan Nadhira tidak masuk selama liburan sekolah.

Nadhira sedang kejar deadline, jadi dia agak sibuk hari ini – dia merekap nilai yang sudah ada dan menambahkan nilai hasil sumatif akhir anak didiknya. Nadhira harus segera menyelesaikan penilaian untuk raport akhir semester ganjil. Setelah itu Nadhira akan menyibukan diri dengan mereview mata kuliahnya sambil belajar untuk melaksanakan ujian akhir semesternya.

FYI – for your information, Nadhira sedang kuliah lagi di UT untuk mendapat gelar yang sesuai profesinya sekarang. Jadi jurusan Nadhira nggak linier sama profesinya yang bekerja sebagai guru. Makanya ia kuliah lagi.

Di sela - sela kesibukannya, dia memulai obrolan dengan Mbak Ratu untuk berdiskusi masalah cutinya nanti.

"Mbak Ratu?" panggil Nadhira.

"Gimana dek?"

"Kalau aku izin nggak masuk selama liburan semester boleh nggak ya, kira - kira?" tanyanya.

"Memang mau kemana? Ada kerjaan di Jakarta?"

"Nggak."

"Mau liburan?"

"Nggak juga."

"Terus? izinnya karena apa? kalau alasan izinnya jelas pasti boleh dek, biasanya juga gitu."

"Iya sih mbak, tapikan biasanya aku masih masuk – meskipun hanya dua atau tiga kali dalam seminggu. Tapi aku bakalan full nggak masuk selama liburan semester."

"Mau kemana toh?"

"Ke rumah orangtua Je," jawab Nadhira pada akhirnya. Sebenarnya mau dia rahasiakan, namun kalau kondisinya seperti ini mana bisakan?!

"Wah... ke korea dek?!" ucap Mbak Ratu super excited atas ucapan Nadhira.

"Iya mbak, boleh nggak ya mbak kira - kira?"

"Pasti boleh lah dek, itukan termasuk hal penting. Nggak mungkin nggak diizinkan. Coba nanti bilang Pak Kepsek, pasti dibolehin."

Nadhira pun meminta izin pada akhirnya, penuh syukur Nadhira diizinkan. Pak Afdal juga mencandai Nadhira dengan mengatakan, "berbayar ya, mbak Dhira."

Waduh – suara hati Nadhira

"Bayarnya harus bawakan oleh - oleh khas sana, tapi saya nggak tahu khas sana itu apa." Ucap Pak Afdal yang diiringi gelak tawa kecilnya.

"Siap Pak, mengke kula tangkletkake Mas Je, khas sana itu apa nanti saya bawakan, " jawab Nadhira dengan penuh kecanggungan.

Pak Afdal tertawa kecil, kemudian beliau berkata "wis to ora usah tegang, mung guyonan aku."

Nadhira menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal itu. "Berangkat kapan, mbak Dhira?" tanya Pak Afdal

"Akhir pekan ini Pak, insyaallah."

Another World - Wilujeng TepangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang