31| Ndudum gemblong

11 2 5
                                    

Bener unine wong lawas lemah ombo ora ketok, nek suket tangga luwih dhuwur. (Benar kata orang dulu, tanah luas tak nampak, jika rumput orang lain lebih tinggi)

—Nadhira S.A.

_____

Je adalah salah satu pemirsa yang teladan. Keaktifannya di sosial media membuatnya kerap kali melihat trend yang terjadi di saat itu juga. Seperti kali ini sedang trend yang berbau hari Raya idul fitri, sehingga membuatnya ingin membuat trend itu juga. Ketika di rumah selesai bakdan sama Ibu dan mba Ai, kemudian ke makam Bapak setelahnya dia datang ke rumah Budhe yang ada disebelah rumah Ibu... mengajak para sepupu Nadhira untuk membuat trend viral seperti di titok. Kemarin juga Je membuat vlog bersih - bersih rumah, kala Nadhira hanya tidur - tiduran. Je membantu Ibu dan mbak Ai beres - beres rumah — dia kebagian nyuci Mobil dan guyur halaman biar nggak berdebu.

Nadhira nggak habis pikir lebaran kok semua - muanya harus dibersihkan. Meskipun setiap tahunnya seperti itu tapi tetap saja Nadhira nggak habis pikir saja gitu.

Je menjalankan aksinya, dia sudah prepare...membawa tripod otomatis seperti yang dimiliki content creator. Alat itu baru dibelinya seminggu sebelum lebaran itupun setelah dia melihat review alat tersebut fyp di akunnya. Karena itu dia membeli, saat itu Je membatin... "wah...ini yang aku butuhkan."

"Ra ayo kita buat trend yang lagu avatar kw itu." Ujarnya pada Nadhira yang baru saja selesai membersihkan kandang Spiker dan Turi.

"Nanti ahh, isuk - isuk kok mau buat video sih Je."

"Nggak apa, mumpung masih pagikan wajahnya masih fresh Ra...ayolah."

"Nggak!" Nadhira tetap menolak.

"Ra, please." Mohon Je dengan menampilkan raut wajahnya seperti 🥹.

Nadhira menghela nafasnya, "Oke...berdua saja?"

Je sumringah sekali ketika Nadhira mengiyakan ajakannya. "Nggak, aku sudah mengajak Iyan dan Della — mereka akan mengajak yang lainnya."

"Siap banget berarti ya? Prepare is number one." Ujar Nadhira.

"Tentu saja, supaya videonya lebih proper seperti video trend karyaku yang sebelumnya."

"Huh... mau di sini atau rumah Budhe?" Tanya Nadhira.

"Di sini, aku sudah bilang ke mereka tadi."

"Kalau gitu aku cuci tangan dulu, kamu ke rumah Budhe duluan atau nunggu aku?"

"Datang bersama saja."

"Baiklah."

Nadhira dan Je ke rumah Budhe Ning untuk salam lebaran. Mereka langsung menuju ke dapur karena Budhe Ning sedang menyiapkan ketupat opornya. Di depan tadi sudah salam lebaran dengan Pakdhe Nur. Pakdhe Nur bilang Budhe Ning sedang di dapur makanya Nadhira langsung ke sana.

"Sugeng riyadi Budhe," Nadhira salim dan mengatakan salam lebaran kepada Budhe Ning yang diikuti Je kemudian.

"Iyo pada - pada, wong tuo yo akeh lupute." (sama - sama, orang tua juga banyak salahnya)

"Mangan Dhir, Mas Je dijak." (Makan Dhir, mas Je diajak)

"Sampun Budhe, ibuk nggih masak lontong opor." (Sudah Budhe, Ibu juga masak lontong opor)

"Gayane emoh...yawis nek no lenggah ngarep kono. Jajane diicip." (Gayanya nggak mau... kalau gitu duduk di depan sana. Jajannya dicicipi)

Yang awalnya langsung mau pamit — nggak jadi karena ditahan Budhe dengan, "pinarak sek, tak gawekke kopi." Kelemahan Je yang tidak bisa dihindari yaitu kopi hitam kampung buatan Budhe. Dengan riang, Je langsung duduk manis di kursi ruang tamu bersama pakde Nur. "Iya Budhe terima kasih." (Duduk dulu, tak buatkan kopi).

Another World - Wilujeng TepangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang