28| Kencan sama Mama

10 2 3
                                    

Everything it's about time. Mau gimana pun manusia berdoa dan memaksa untuk diberi kebahagiaan. Tapi ketika Tuhan dan Semesta belum menghendaki nggak akan terlaksana juga. Dan selama menjalani kehidupan sampai saat ini aku percaya keikhlasan dalam menjalani kehidupan adalah kunci kebahagian itu sendiri. Karena ketika tiba waktunya pasti manusia akan dituntun ke tempatnya :)

_____

Hari ini Nadhira sengaja tukeran jam sama Bona, yang seharusnya jam mengajarnya ada di jam terakhir. Dia tukar dengan Bona setelah istirahat. Hal tersebut dilakukannya agar Nadhira dapat pulang lebih awal...tentunya izin dulu tidak langsung kabur.

Usai mengajar, Nadhira caw dari sekolah untuk langsung ke rumah Je tanpa pulang terlebih dulu. Karena bagi Nadhira itu ribet puol, jadi dia lebih memilih membawa baju dan akan ganti di sana saja. Itu pun kalau hatinya ingin, kalau tidak juga dia akan tetap memakai seragamnya...kebetulan hari kamis pakai batik jadi tidak akan terlalu ketara kalau seorang panutan malah kabur dari sekolahan, hehehe.

Sebelum berangkat ke rumah Je, Nadhira telah mewassaf Mama jika dia sudah on the way kesana. Yang direspon cepat oleh Mama, jawaban beliau adalah. "I'm waiting for you baby <3."

***

Sesampainya Nadhira di depan rumah Je, ia langsung memarkirkan sepeda motornya di carport seperti biasa. Nadhira masuk rumah dengan salamnya, yang dijawab oleh Mama, "waalaikumsalam."

Nadhira meletakan tas ranselnya di sofa kemudian ia jalan ke belakang — ke dapur, untuk mengambil air minum di lemari es.

"Aku ambil air minum dulu ya Ma," ujarnya setelah meletakan tas ranselnya.

"Iya."

Nadhira kembali dengan membawa botol air mineral dinginnya kemudian ikut bergabung dengan Mama. "Ahh — segarnya," ujar gadis itu setelah melepas dahaganya.

"Salim dulu, Ma." Nadhira berucap sambil meraih tangan Mama untuk ia cium punggung tangannya.

"Dhira lelah?" Tanya Mama sambil mengelus kepala Nadhira.

"Nope, Ma. Biasanya memang seperti ini. Namanya juga manusia pasti ada sambat - sambatnya," jawabnya sambil diiringi tawa garingnya.

"Sambat? What's the meaning?"

"Ehm apa ya... ah mengeluh."

Mama mengangguk paham, "Dhira istirahatlah dulu, nanti jika sudah hilang lelahnya baru kita ke destinasi makanan yang Dhira maksud."

"Wah... no no, Ma. Kalau seperti itu yang ada aku ketiduran sampai mampus." Jawabnya dengan bercanda.

"Anyway, ada salad buah yang disiapkan Jeden untuk Dhira. Ada di freezer."

"Iya Ma, aku sudah melihatnya — ada ice cream buah naga juga. Akan ku makan nanti setelah berkeliling kulineran bareng Mama."

"Oh iya Ma, nanti jalan jam setengah dua mau? Tapi itu sedang panas - panasnya, nggak apa - apa?"

"Up to you. Mama ikut saja. Kan naik Mobil, nanti diantar sama Arif."

Nadhira menautkan kedua alisnya ketika mendengar hal itu, dengan cepat dia menyahut, "no Ma! Itu tidak akan seru."

"Kenapa?"

"Tidak apa - apa, namun aku ingin Mama merasakan serunya naik motorcycle keliling kota. Mama belum pernah kan?"

"Belum, karena disana kebanyakan yang mengendarai motorcycle hanya jasa pesan antar."

"Nah... maka dari itu Mama harus merasakan suasana itu di sini. Mumpung lagi di Jawa, aku jamin Mama pasti ketagihan."

Another World - Wilujeng TepangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang